Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencoba Belajar dari Pengalaman Buruk, Kenapa Tidak?

19 Desember 2017   17:53 Diperbarui: 19 Desember 2017   18:38 2778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: developgoodhabits.com

Pengalaman adalah guru terbaik yang pernah ada. Saya rasa pepatah bijak yang selalu menjadi pijakan para orang-orang tua dan para pendahulu kita tersebut benar adanya.

Belajar dari pengalaman terkadang melebihi dari pelajaran dari bangku sekolah bahkan bangku kuliah sekalipun. Ya, pengalaman adalah suatu pelajaran berharga yang harus kita petik ketika kita mengalaminya.

Ibaratnya begini, coba bandingkan langkah bijak seorang berumur 60 tahun dibandingkan dengan langkah bijak yang diambil oleh anak muda yang masih labil berusia belasan tahun. Pasti ada perbedaannya, dimana orang dengan usia yang lebih matang, akan lebih bijak mengambil keputusan dibandingkan orang yang lebih muda usianya.

Meskipun usia terkadang bukanlah ukuran kedewasaan seseorang, tetapi tetap saja orang yang lebih lama hidup, sudah pasti banyak memakan asam garam dalam pahit manis kehidupannya. Maka dari itu petuah orang yang berusia lebih matang selalu menjadi pijakan kita yang lebih muda.

Itu semua karena pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan ini. Dan tentu saja pepatah lama itu benar adanya dan saya mengakuinya.

Nah, dalam artikel saya kali ini adalah bagaimana jika kita menjadikan pengalaman buruk sebagai pelajaran. Pengalaman buruk memang terkadang bagi beberapa orang menimbulkan rasa trauma, tetapi perlu di ingat maksud pepatah lama itu sudah pasti mengarah pada pengalaman buruk menjadi guru yang paling berharga.

Pengalaman buruk tersebutlah yang dapat pelajaran berharga bagi kita. Baiklah saya akan paparkan satu persatu kiat-kiat, kita menjadikan pengalaman buruk sebagai pelajaran paling berhaga dalam hidup ini.

Rasa kehilangan akan memberikan kita kesempatan untuk berpikir akan rasa syukur

Ini adalah salah satu indikator pengalaman buruk yang bisa menjadi guru terbaik kita. Pernahkah para pembaca mengalami kehilangan seseorang yang paling kita sayangi?

Nah, saya rasa salah satu bait dalam lagu Rhoma Irama adalah yang perlu di garis bawahi disini. Yaitu "Kalau sudah tiada baru terasa".

Rasa kehilangan adalah rasa dari naluri manusia, dimana ketika kita merasa kehilangan sesuatu maka baru kita menyadari betapa berartinya apa yang sudah kita miliki dan pertahankan selama ini.

Sebagai contoh, dahulu kita pernah menyia-nyiakan seseorang yang sebenarnya kita mencintainya. Tetapi karena  dia masih menjadi miliki kita, maka kita menganggap remeh dan menyia-nyiakan orang tersebut. Nah rasa memiliki dan mendominasi itu yang membuat kita menyia-nyiakan yang kita punya. Apalagi ketika kita selalu melihat keatas, dan merasa kurang dengan apa yang kita miliki saat ini.

Ketika orang tersebut meninggalkan kita, barulah terasa bahwa orang tersebut sangat berharga buat kita. "Kalau sudah tiada baru terasa", terbukti juga ternyata lagu bang Rhoma dalam hal ini.

Pengalaman buruk tersebut tentu akan memberikan kita kesempatan untuk berpikir, tak selamanya yang tak kita miliki itu lebih baik dibandingkan yang telah kita miliki. Ini adalah guru terhebatnya.

Cobaan akan kesulitan hidup akan membuat mental kita lebih tahan banting dalam kehidupan

Setiap manusia tentu sudah diberikan garis tangan masing-masing. Dimana rejeki dan jodoh setiap anak manusia sudah diatur sedemikian rupa oleh sang pencipta. Kesulitan hidup sudah pasti hampir semua manusia didunia pernah mengalaminya.

Tetapi yang digarisbawahi disini adalah, seberapa kuat kita menghadapinya. Ketika seorang manusia selalu terbiasa mengalami kesulitan, maka secara langsung mentalnya akan terbentuk secara sempurna.

Ibaratnya beigni, jika kita terbiasa hidup tanpa masalah, misalnya uang yang berkecukupan, tubuh yang selalu sehat, kisah asmara yang selalu lurus. Maka tentu saja kita terbiasa hidup tanpa masalah dan cobaan hidup yang berarti.

Namun ketika suatu waktu kita terjerumus dalam cobaan hidup terberat, maka kita akan terkejut dan mental kita tak cukup kuat untuk menghadapinya.

Pernahkah pembaca mendengar cerita tentang orang yang terbiasa kaya ketika tiba-tiba miskin ia menjadi gila? Itu adalah contoh bahwa ketika manusia terbiasa hidup senang tanpa masalah. Maka ia akan tak cukup kuat ketika menghadapi cobaan berat yang akan menimpanya secara tiba.

Meskipun ukuran kebahagiaan tak selalu uang, karena ukuran kebahagiaan lebih dari itu. Kekuatan mental akan baik tertempa ketika kita terbiasa menghadapi kesulitan hidup.

Sebagai contoh, mana yang lebih kuat antara orang yang sering putus cinta dengan orang yang lebih sering sukses dalam kehidupan cinta? Dan mana yang lebih kuat antara orang yang terbiasa hidup berkekurangan dengan orang yang terbiasa kaya?

Tentu lebih kuat mental yang sering menghadapi kesulitan bukan? Kesulitan hidup selain memperkuat mental kita, ternyata juga bisa membuat kita semakin dewasa menghadapi apapun cobaan hidup ini. Maka itu kegagalan dan kesulitan adalah guru bagi pembentukan mental dan sikap kita menghadapi hidup itu sendiri.

Kehilangan harta benda yang kita sayangi adalah pelajaran akan mensyukuri

Pernahkan kita mengalami kegagalan? Pasti hampir semua pernah, karena kegagalan adalah salah satu warna dalam hidup ini. Tanpa kegagalan maka kita tak tau rasanya bagaimana rasa sedih dan kecewa.

Jatuh bangun kehidupan, sudah pasti pernah kita hadapi dalam kehidupan ini. Begitu juga dikala kondisi kita harus kehilangan harta benda yang kita sayangi selama ini. Ini juga adalah salah satu kegagalan.

Kehilangan benda tak harus kecurian, kemalingan. Tetapi kehilangan dalam arti dikala kita harus menjual benda kesayangan kita tersebut karena suatu hal. Misalnya kebutuhan mendesak dan sebagainya.

Sebagai contoh, ketika kita memiliki mobil, tetapi selama ini kita sering mengeluh bahwa mobil yang kita miliki telah ketinggalan zaman dan tidak lebih baik dari yang orang-oran miliki. Tetapi ketika kita kehilangan mobil tersebut, maka secara sadar baru kita menyadari bahwa seharusnya kita mensyukuri dengan kita miliki saat ini.

Sebagai manusia memang kita dikenal sebagai orang yang tak pernah puas, sudah memiliki sepeda ingin motor, sudah memiliki mobil ingin mobil yang lebih bagus lagi. Sudah memiliki mobil yang lebih baik ingin memiliki mobil yang lebih banyak lagi. Dan begitu seterusnya.

Rasa kehilangan atas harta benda kita miliki bisa juga menjadi pelajaran bahwa kita baru akan mensyukuri ketika harta benda tersebut sudah tak lagi kita miliki. Sehingga tentu kedepannya kita akan lebih menghargai dan menjaga apa yang kita punyai saat ini.

Karena disaat kita mengeluh dan tak mensyukuri dengan apa yang ktia punya saat ini. Maka terkadang akan ada teguran yaitu hilangnya harta benda yang kita miliki. Maka dari itu syukurilah dengan harta benda yang kita miliki saat ini, selagi kita masih bisa memilikinya.

Jika para pembaca pernah mengalami berbagai pengalaman dan kegagalan dalam hidup, tentu bukanlah selamanya hal itu adalah hal yang buruk. Karena toh, jika kita terbiasa gagal, tentu mental kita akan lebih dewasa dan lebih mensyukuri dengan apa yang kita capai dan apa yang kita punyai saat ini.

Jadikanlah kegagalan sebagai pelajaran yang akan membuat kita lebih bijak dan pintar. Karena kegagalan tentu akan membuat kita lebih tau celah-celah menghadapi kehidupan kedepannya.

 Sebagai contoh, mana yang lebih berpengalaman soal mesin orang yang sering menghadapi mogok mobilnya dengan orang yang tak pernah mengalami kondisi mogok mobilnya. Tentu pasti orang yang sering mengalami kondisi mogok mobilnya bukan? Karena secara tak langsung dengan seringnya kita menghadapi kondisi seperti itu, maka kita terbiasa menghadapi dan memahami berbagai kondisi mesin dalam hal terburuk sekalipun.

Maka dari itu, pepatah dari "Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda", adalah hal yang benar adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun