Sehingga tentu saja Angkatan Udara adalah salah satu cabang di tubuh TNI yang memiliki jumlah personil yang paling sedikit. Jadi tidah heranlah jika Angkatan Udara kurang mendominasi di TNI selama ini.
Selama ini memang isu rotasi kepemimpinan Panglima TNI di tubuh Mabes TNI selalu menjadi salah satu isu dari demokratisasi ditubuh TNI. Yang mana kesempatan Angkatan Laut dan Udara dalam memimpin TNI adalah salah satu wujud dari demokratisasi dalam tubuh TNI itu sendiri.
Pengangkatan Marsekal Hadi, tentu adalah suatu hal yang sangat dinanti bagi kalangan prajurit Angkatan Udara yang menginginkan peran dan pengaruhnya dianggap ada di tubuh TNI. Yang mana selama ini kepemimpinan Panglima TNI selalu didominasi oleh kalangan dari Angkatan Darat.
Penggantian Jenderal Gatot dan Pilpres 2019
Ini yang paling menarik, dan jauh lebih menarik dibandingkan isu rotasi kepemimpinan TNI antara AD, AL, dan AU. Nama Jenderal Gatot tentu sudah memiliki tempat tersendiri di dalam hati masyarakat Indonesia, karena memang selama menjabat panglima TNI Jenderal Gatot selalu melaukan manuver yang membuat popularitasnya melambung.
Isu penggantian panglima TNI selalu dikaitkan dengan Peta Politik Pilpres 2019, karena memang nama Jenderal Gatot selalu masuk dalam bursa capres 2019. Masuknya nama Jenderal Gatot daam bursa capres tentu membuat Gatot akan diperhitungkan dalam pilpres 2019.
Mungkinkah dengan berakhirnya Jenderal Gatot sebagai panglima TNI akan menghentikan popularitasnya? Ini tentu saja bisa terjadi, karena selama ini Jenderal Gatot yang menjabat sebagai panglima TNI, tentu memiliki panggung untuk menaikkan popularitasnya. Dan bisa saja ini akan menjadi akhir popularitasnya atau sebaliknya malah menambah popularitasnya.
Jika kita sedikit flashback pada saat populernya Jenderal Moeldoko, nama Moeldoko sempat melambung mengisi bursa capres 2014. Akan tetapi, entah kenapa ketika Jenderal Moeldoko tidak lagi menjabat panglima TNI, namanya seakan memudar. Padahal ia sempat menjadi kuda hitam Pilpres 2014.
Apakah Jenderal Gatot akan memiliki nasib sama dengan Jenderal Moeldoko? Bisa saja, karena tanpa memiliki kendaraan politik yaitu dalam hal ini partai Politik. Kiprah Jenderal Gatot bisa saja memiliki nasib yang sama dengan jenderal Moeldoko, yang sempat melambung namanya.
Berbeda dengan mantan perwira tinggi lainnya seperti, Jenderal Wiranto dan Prabowo yang memiliki partai politik yang bisa menjadi "Panggung Politik-nya". Jika memang benar Jenderal Gatot ingin terjun kedalam dunia politik nasional, maka ia harus memilih antara Kubu Prabowo dan Jokowi. Mengingat Jenderal Gatot saat ini telah menjadi calon alternatif yang semakin diperhitungkan.
Memang banyak yang berspekulasi pemberhentian Jenderal Gatot ada keganjilan, menginggat masa pensiun Jenderal Gatot yang masih maret 2018. Tetapi pada hari rabu ini fit and profer test calon panglima TNI baru yaitu Marsekal Hadi, mulai dilakukan.