Pada Minggu malam 22 Oktober 2017 tadi malam, saya berkesempatan menonton langsung konser Naif yang merupakan peluncuran album ketujuh Naif, yang diberi nama dengan "Album 7 Bidadari". Konser Naif yang berlangsung di Teater Garuda Taman Mini Indonesia Indah (TMMI), Jakarta Timur tersebut berlangsung dengan sangat memukau. Dengan penampilan David (Vokal), Emil (Bass), Jarwo (Gitar), serta Pepeng (Drum). Dalam konser tersebut, Naif mengusung konsep "AnNAIFersary 22".
Bagi para generasi 90-an dan generasi Z alias Zaman Now, pasti sudah sangat tidak asing dengan kebesaran Group Band Naif. Group Band yang berdiri pada 22 Oktober 1995 silam ini, selalu memukau hati penggemar musik tanah air. Bagaimana tidak, konsep musik pop dengan nuansa retro adalah identitas grup band ini. Semenjak kemunculannya dengan lagu yang berjudul "Mobil Balap", nama grup band Naif Menjadi begitu populer.
Akan tetapi, ada yang berbeda dari konser "AnNAIFersary 22" tersebut. Konsep album yang berjudul "7 Bidadari". Selain karena angka 7 bermakna album ketujuh Naif. Akan tetapi ada makna yang mendalam dari pemilihan nama 7 Bidadari, makna tersebut karena Naif terinspirasi dengan legenda Jaka Tarub. Memang selama konser "AnNAIFersary-22" yang sekaligus peluncuran album ketujuh "Naif" tersebut. Konsep musik yang menyertai legenda Jaka Tarub terasa sangat kental.
Naif sepertinya ingin lebih mengenalkan legenda asli Indonesia tersebut, keseluruh negeri bahkan dunia internasional. Keinginan Naif tersebut tentu sangat bermakna, di mana banyak generasi zaman now saat ini, seolah melupakan identitas asli bangsa Indonesia. Derasnya arus Globalisasi tentu semakin mengikis kepopuleran budaya lokal Indonesia itu sendiri.
Dan sepertinya Naif melihat perlunya konsep budaya lokal dimasukkan kedalam konser fenomenalnya yang berlangsung spektakuler, yang mengguncang Teater Garuda Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tersebut.
Nuansa retro ala musik pop tahun 70-an sangat begitu terasa dalam konser spektakuler Naif tersebut. Dan saya seperti merasa aroma musik 70-an hidup kembali, meskipun saya bukanlah orang yang hidup di masa tersebut. Akan tetapi sangat terasa sekali kentalnya nuansa retro di sini. Apalagi ditambah para penonton yang menggenakan kostum ala retro yang tentu menambah nuansa retro tahun 70-an.
Dan sepertinya Naif ingin kembali kepada identitas awalnya semenjak lagunya yang berjudul "Mobil Balap" populer pada tahun 1998. Saya seperti merasakan aroma baru dengan dibalur identitas awal band Naif, yaitu konsep musik yang lebih ceria dan retro. Apalagi Naif sepertinya ingin memasukkan unsur lokal indonesia, yaitu gendang dalam aroma musik barunya. Meskipun membawakan lagu-lagu barunya, naif tetap mengenang lagu-lagu lawasnya yang tentu seperti membawa saya kepada nostalgia masa kepopuleran Naif pada tahun 90-an dahulu.
Dalam konser tersebut, Naif sepertinya tampak serius dengan memasukkan unsur lokal seperti yang terdapat dalam musik dangdut. Yaitu dengan adanya komponen suling dan gendang. Saya rasa ini akan menjadi identitas baru band Naif ke depannya. Dimana memasukkan unsur lokal, seperti gendang dan suling akan membuat Naif seperti memiliki warna baru. Di mana unsur retro pop 70-an ala Naif, akan berpadu dengan unsur lokal Indonesia.
Tentu akan sangat menarik melihat wajah baru Naif dalam konser "AnNaIFversary" tadi malam. Karena apapun itu, wajah baru band Naif tentu akan selalu dinantikan oleh para penggemarnya.