Ketika mengunjungi PapillonDegamerasa sangat haru melihat keadaan sabahat karibnya tersebut. keadaan sulit dalam tahanan membuat kedua anak manusia ini semakin erat persahabatannya dan persahabatan mereka pun saya rasa sudah seperti saudara. Tetapi ditengah kondisi tubuhnya yang sedang dalam proses pemulihan. Papillon masih saja memikirkan bagaimana caranya untuk bebas dari pulau terpencil yang menjadi lokasi tahanan mereka tersebut. Papillon merasa dirinya tidak bersalah, karena tidak merasa membunuh mucikari seperti yang dituduhkan pada dirinya selama ini. Akan tetapi Dega sepertinya tidak memperdulikannya. Karena Dega hanya ingin sahabatnya tersebut pulih terlebih dahulu.
Seiring waktu Papillon semakin pulih, dan kembali menjalani hari-harinya di sel biasa selepas menjalani hukuman di sel isolasi. Akan tetapi sebagai manusia yang ingin hidup bebas, Papillon tetap pada pendiriannya. Dari sini saya melihat betapa gigihnya Papillon memperjuangkan kebebasannya. Karena berdasarkan judul filmnya manusia pada dasarnya adalah makhluk bebas. Apalagi Papillon tidak merasa melakukan pembunuhan.
Bersama Dega dan satu rekan pelariannya yang baru, mereka kembali merencanakan pelarian dari pulau terkutuk tersebut. Dengan berbagai manuver dari Dega dengan menyuap dan membuat para sipir lengah. Pada akhirnya mereka kembali berhasil keluar dari kompleks penjara tersebut. Dengan uang yang Dega miliki, mereka berhasil menyogok para milisi lokal untuk meminta perlindungan dari kejaran para sipir penjara di pulau tersebut. Awalnya Papillon takut kembali di khianati, akan tetapi kali ini nasib baik berpihak pada mereka.Â
Para milisi lokal tersebut ternyata sangat menepati janji, sehingga muluslah pelarian mereka. Dengan bekal sebuah perahu dan logistik baik makanan maupun minuman, untuk bekal mereka diperjalanan mengarungi samudera. Dega tengah sakit kakinya. Â Sehingga dalam perjalanan Dega meriang, sehingga membuat Papillon beserta satu teman baru mereka dalam pelarian tersebut harus merawat Dega.
Dalam scene ini, terlihat begitu sayangnya Papillonterhadap sahabat karibnya ini. Papillonmemeluk erat Dega ketika merintih kesakitan, disaat pisau menusuk kakinya agar nanah yang bersarang dalam kaki Dega bisa keluar. Setelah berhasil menghadapi ganasnya samudera, pada akhirnya mereka sampai di sebuah pulau yang masuk kedalam wilayah Negara Honduras.Â
Akan tetapi saat pertama kali mendarat mereka langsung disambut oleh polisi lokal. Mungkin para polisi tersebut adalah suruhan para sipir penajra tempat mereka melarikan diri, sehingga mereka telah menjadi boronan yang paling dicari di Negara tersebut.
Pada perseteruan tersebut, mereka bertiga terpisah, Dega dan satu teman tahanan lainnya terpisah dengan Papillon. Hanya Papillon yang berhasil kabur, dan pada akhirnya Papillon diselamatkan oleh beberapa suku indian. Papillonmendapatkan kebahagiaan ketika hidup bersama suku indian tersebut. Papillon seakan menadapatkan kebebasannya kembali. Akan tetapi ia masih teringat pada Dega dan selalu bertanya-tanya dalam hati, bagaimana nasib Degasang sahabat karibnya.
Akan tetapi kebahagiaan Papillon tak berlangsung lama, ternyata ada seorang suster digereja yang mengetahui Papillon adalah tahanan yang kabur. Sehingga Papillon kembali tertangkap dan menjalani hukuman di tempatnya ditahan sediakala. Seperti sebelumnya, Papillon menjalani hukuman di sel isolasi. Akan tetapi kali ini lebih parah, tanpa penerangan sama sekali.Â
Coba bayangkan hidup dalam sel gelap tanpa penerangan selama bertahun-tahun!. Setelah tabah menjalani hukuman bertahun-tahun didalam sel gelap, di ruang  isolasi. Papillon pada akhirnya keluar, akan tetapi bukan berarti Papillon bebas seutuhnya, Papillon akan dikembalikan kepada sel biasa. Setelah keluar, Papillon melihat seorang tahanan yang hampir mati, dan tahanan itu adalah rekan yang pernah lari pada pelariannya kedua beberapa tahun lalu. Saat Papillon memeluk rekan sepelariannya tersebut, orang tersebut mati di tangan Papillon. Sungguh sangat tragis dan menyedihkan.