Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makna dibalik Dukungan Gerindra Terhadap Jenderal Gatot Dan Wacana Duet Prabowo-Gatot Nurmantyo

28 September 2017   16:27 Diperbarui: 29 September 2017   14:33 6502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Duet Prabowo-Gatot Nurmantyo. Sumber : http://politik.rmol.co

Beberapa waktu belakangan ini mata kita tertuju pada sosok Jenderal Bintang 4 yang selalu melakukan manuver. Mulai dari pro dan kontra pemutaran kembali film Penghianatan G30S/PKI. Hingga isu pembelian 5000 senjata yang dilontarkan Jenderal Gatot pada acara reuni Purnawirawan TNI, yang dihadiri oleh para Jenderal Purnawirawan di Mabes TNI. Kedua isu tersebutlah yang membuat nama Jenderal Gatot makin populer saat ini. Pro dan kontra pun memanas dalam kedua isu yang berkembang dewasa ini.

Beberapa pimpinan parpol, terutama parpol pendukung pemerintah sepertinya tidak menyukai Jenderal Gatot dengan berbagai manuvernya. Sehingga isu penggantian Panglima TNI pun berhembus, karena Jenderal Gatot dinilai melakukan manuver yang tentu tidak menguntungkan Presiden Jokowi secara politik.

Bahkan dari kubu Cikeas pun mengkritisi manuver Jenderal Gatot. Juru Bicara Partai Demokrat Rachland Nasidik mengkritik pernyataan Jenderal Gatot terkait isu pembelian 5000 senjata diluar Institusi TNI. Menurut Rachland, Gatot telah melakukan manuver politik, karena telah membocorkan data intelejen. Apalagi data tersebut sangat sensitif dan menyampaikannya kepada Publik

Sepertinya dari kubu istana maupun cikeas tidak menyukai manuver Jenderal Gatot belakangan ini, yang dinilai sarat dengan Politik. Akan tetapi mengapa Jokowi seolah membiarkannya, dan mempertahankan posisi Jenderal Gatot. Awalnya banyak yang memprediksi Jenderal Gatot akan berduet dengan Jokowi, karena jokowi yang terkesan membiarkan sang Jenderal melakukan manuvernya. Akan tetapi terlihat berjaraknya Jenderal gatot dengan pihak istana semakin jelas pada saat ini. Apalagi kubu cikeas pun terlihat antisipatif dengan langkah Jenderal Gatot belakangan ini.

Akan tetapi ada hal berbeda dari kubu prabowo, atau kita sering menyebutnya kubu Hambalang. Ketika menghadiri acara silaturahmi nasional TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jumat (22/9). Usai acara, Prabowo sempat menyampaikan pendapatnya tentang ricuh pemutaran film G30S/PKI. Prabowo mendukung instruksi panglima TNI yang mewajibkan anggotanya menonton film G30S/PKI. Saya siap harus kompak dengan panglima TNI dan purnawirawan. Ujar Prabowo.

Ternyata pernyataan Prabowo tersebut seakan seirama dengan anak buahnya. Pada isu pembelian 5000 senjata, ketua DPP Gerindra, Sodik Mujahid, menegaskan. Seharusnya pernyataan Jenderal Gatot tidak menjadi polemik. Karena pernyataan tersebut bisa dijadikan instrospeksi serta lebih waspada. Bahkan Sodik berujar seorang seorang Panglima TNI yang berpangkat Jenderal. Tidak boleh dan tidak mungkin asal bunyi. Apalagi disampaikan ke publik. Pasti ada dasar dan pertimbangan yang serius. Ujar Sodik.

Ditengah pro dan Kontra terhadap manuver yang banyak pihak menilai langkah Jenderal Gatot adalah manuver politik menjelang Pilpres 2019. Ternyata Gerindra secara berbeda membela apapun manuver yang dilakukan oleh Jenderal Gatot. Bahkan sang Ketua Umum Prabowo subianto pun mendukung penuh segala manuver sang Panglima.

Jika dilihat dari latar belakang, kedua tokoh militer ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama memiliki latar belakang Jenderal dan militer tentunya. Sehingga banyak pihak yang menilai kedekatan Jenderal Gatot dengan Gerindra atau dengan Prabowo khususnya, karena memiliki latar belakang yang sama. Menurut saya lebih daripada itu.

Karena sepertinya ada upaya dari Partai Gerindra ingin menyandingkan Jenderal Gatot dengan sang ketua umum Prabowo Subianto. Ditengah pro dan kontra yang terus menyerang sang Panglima populer ini. Gerindra tampil berbeda pasang badan membela Jenderal Gatot dan membenarkan isu-isu yang telah disebarkan oleh Jenderal Gatot.

Jika kedekatan Jenderal Gatot dengan Gerindra khususnya dengan Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer, saya kira itu salah besar. Karena Demokrat saja yang juga memiliki ketua umum dengan latar belakang yang sama dengan Jenderal Gatot. Tidak sepaham dengan isu pembelian 5000 senjata diluar TNI-Polri yang kini menjadi polemik.

Gerindra memang sudah lama ingin menyandingkan sang Jenderal Populer itu dengan sang ketua umumnya Prabowo Subianto. Akan tetapi mungkin partai berlambang Garuda tersebut ingin menunggu waktu dan momen yang tepat. Dan tentu saja disaat banyaknya upaya berbagai pihak yang ingin menyudutkan Jenderal Gatot dengan segala manuvernya. Gerindra ingin tampil bak pahlawan dengan membela sepenuhnya Jenderal Gatot.

Meskipun secara komposisi Jenderal Gatot dan Prabowo sama-sama militer dan sama-sama bersuku Jawa. Akan tetapi jika dipadukan menjadi pasangan yang ampuh untuk mengalahkan Jokowi sebagai Capres pertahana. Sebagai partai yang selalu mencari peluang dari tokoh-tokoh diluar kader partainya, tentu saja Gerindra melihat peluang ini. Apalagi penerimaan masyarakat Indonesia dengan sosok Jenderal Gatot tergolong sangat tinggi. Jika sedikit flashback, Anies Baswedan yang tadinya berada dikubu Jokowi. Berhasil direbut hatinya oleh partai garuda ini, sehingga maju sebagai Cagub dari partai Gerindra dan tentu saja bersama PKS sebagai sang sekutu.

Apalagi di media sosial dengan manuver politik Gatot Nurmantyo akhir-akhir ini, wacana duetnya kedua tokoh nasional tersebut semakin menguat. Jika melihat komposisi pendukung hingga tingkat akar rumput. Basis massa pendukung Jenderal Gatot dan Prabowo hampir memiliki kesamaan. Yaitu dari kalangan nasionalis dan Religius.

Akan tetapi pada basis massa Religius alias islamis. Jenderal Gatot jauh memiliki banyak pendukung dalam hal ini. Dimana kedekatan Jenderal Gatot dengan ormas Islam jauh lebih erat dibandingkan Prabowo. Sehingga Jenderal Gatot tentu saja memiliki basis massa islam yang lebih kuat dibandingkan Prabowo.

Begitu juga basis massa Nasionalis, Jenderal Gatot juga memiliki kelebihan disini. Dengan adanya perintah pemutaran film G30S/PKI yang dicetuskannya. Suka maupun tidak suka, Jenderal Gatot telah menarik basis massa nasionalis yang akan menjadi pendukungnya kedepannya. Tetapi basis massa islamis pendukung Jenderal Gatot jauh lebih kuat.

Sehingga dukungan penuh Gerindra terhadap berbagai manuver yang tengah dilakukan Jenderal Gatot, bisa saja berujung duet maut Prabowo-Gatot Nurmantyo pada Pilpres 2019 mendatang. Apalagi pertemuan jenderal Gatot dengan fraksi PKS di DPR-RI kemarin, juga bisa menjadi indikator berlabuhnya Jenderal Gatot ke kubu Hambalang.

Desakan rotasi jabatan Panglima TNI yang berhembus dari kubu partai pendukung Jokowi bisa saja menjadi blunder jika Jokowi salah mengambil Tindakan. Karena belajar dari keluarnya Anies Baswedan dari kabinet Jokowi. Yang berujung menjadi lawan tangguh Ahok pada Pilkada DKI 2017. Mungkin karena alasan inilah Jokowi masih terus membiarkan manuver sang Panglima hingga saat ini. Karena pastinya Popularitas Jenderal Gatot akan melambung tinggi jika rotasi Panglima TNI dilakukan secara diri.

Apalagi Partai Gerindra sepertinya ingin membangun hubungan yang harmonis dengan sang Jenderal yang kini diprediksi akan menjadi kuda Hitam Pada Pilpres 2019 mendatang. Jika hubungan harmonis antara Jenderal Gatot dengan Partai Bentukannya Prabowo berlanjut hingga Pilpres 2019 mendatang. Bukan tidak mungkin duet Maut Prabowo-Gatot Nurmantyo akan lahir. Manuver Jenderal Gatot menjelang Pilpres 2019 tentu sangat menarik untuk diikuti.

(Muhammad Dendy)

Referensi Berita: 1 | 2 | 3 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun