Beberapa waktu belakangan ini mata kita tertuju pada sosok Jenderal Bintang 4 yang selalu melakukan manuver. Mulai dari pro dan kontra pemutaran kembali film Penghianatan G30S/PKI. Hingga isu pembelian 5000 senjata yang dilontarkan Jenderal Gatot pada acara reuni Purnawirawan TNI, yang dihadiri oleh para Jenderal Purnawirawan di Mabes TNI. Kedua isu tersebutlah yang membuat nama Jenderal Gatot makin populer saat ini. Pro dan kontra pun memanas dalam kedua isu yang berkembang dewasa ini.
Beberapa pimpinan parpol, terutama parpol pendukung pemerintah sepertinya tidak menyukai Jenderal Gatot dengan berbagai manuvernya. Sehingga isu penggantian Panglima TNI pun berhembus, karena Jenderal Gatot dinilai melakukan manuver yang tentu tidak menguntungkan Presiden Jokowi secara politik.
Bahkan dari kubu Cikeas pun mengkritisi manuver Jenderal Gatot. Juru Bicara Partai Demokrat Rachland Nasidik mengkritik pernyataan Jenderal Gatot terkait isu pembelian 5000 senjata diluar Institusi TNI. Menurut Rachland, Gatot telah melakukan manuver politik, karena telah membocorkan data intelejen. Apalagi data tersebut sangat sensitif dan menyampaikannya kepada Publik
Sepertinya dari kubu istana maupun cikeas tidak menyukai manuver Jenderal Gatot belakangan ini, yang dinilai sarat dengan Politik. Akan tetapi mengapa Jokowi seolah membiarkannya, dan mempertahankan posisi Jenderal Gatot. Awalnya banyak yang memprediksi Jenderal Gatot akan berduet dengan Jokowi, karena jokowi yang terkesan membiarkan sang Jenderal melakukan manuvernya. Akan tetapi terlihat berjaraknya Jenderal gatot dengan pihak istana semakin jelas pada saat ini. Apalagi kubu cikeas pun terlihat antisipatif dengan langkah Jenderal Gatot belakangan ini.
Akan tetapi ada hal berbeda dari kubu prabowo, atau kita sering menyebutnya kubu Hambalang. Ketika menghadiri acara silaturahmi nasional TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jumat (22/9). Usai acara, Prabowo sempat menyampaikan pendapatnya tentang ricuh pemutaran film G30S/PKI. Prabowo mendukung instruksi panglima TNI yang mewajibkan anggotanya menonton film G30S/PKI. Saya siap harus kompak dengan panglima TNI dan purnawirawan. Ujar Prabowo.
Ternyata pernyataan Prabowo tersebut seakan seirama dengan anak buahnya. Pada isu pembelian 5000 senjata, ketua DPP Gerindra, Sodik Mujahid, menegaskan. Seharusnya pernyataan Jenderal Gatot tidak menjadi polemik. Karena pernyataan tersebut bisa dijadikan instrospeksi serta lebih waspada. Bahkan Sodik berujar seorang seorang Panglima TNI yang berpangkat Jenderal. Tidak boleh dan tidak mungkin asal bunyi. Apalagi disampaikan ke publik. Pasti ada dasar dan pertimbangan yang serius. Ujar Sodik.
Ditengah pro dan Kontra terhadap manuver yang banyak pihak menilai langkah Jenderal Gatot adalah manuver politik menjelang Pilpres 2019. Ternyata Gerindra secara berbeda membela apapun manuver yang dilakukan oleh Jenderal Gatot. Bahkan sang Ketua Umum Prabowo subianto pun mendukung penuh segala manuver sang Panglima.
Jika dilihat dari latar belakang, kedua tokoh militer ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama memiliki latar belakang Jenderal dan militer tentunya. Sehingga banyak pihak yang menilai kedekatan Jenderal Gatot dengan Gerindra atau dengan Prabowo khususnya, karena memiliki latar belakang yang sama. Menurut saya lebih daripada itu.
Karena sepertinya ada upaya dari Partai Gerindra ingin menyandingkan Jenderal Gatot dengan sang ketua umum Prabowo Subianto. Ditengah pro dan kontra yang terus menyerang sang Panglima populer ini. Gerindra tampil berbeda pasang badan membela Jenderal Gatot dan membenarkan isu-isu yang telah disebarkan oleh Jenderal Gatot.
Jika kedekatan Jenderal Gatot dengan Gerindra khususnya dengan Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer, saya kira itu salah besar. Karena Demokrat saja yang juga memiliki ketua umum dengan latar belakang yang sama dengan Jenderal Gatot. Tidak sepaham dengan isu pembelian 5000 senjata diluar TNI-Polri yang kini menjadi polemik.
Gerindra memang sudah lama ingin menyandingkan sang Jenderal Populer itu dengan sang ketua umumnya Prabowo Subianto. Akan tetapi mungkin partai berlambang Garuda tersebut ingin menunggu waktu dan momen yang tepat. Dan tentu saja disaat banyaknya upaya berbagai pihak yang ingin menyudutkan Jenderal Gatot dengan segala manuvernya. Gerindra ingin tampil bak pahlawan dengan membela sepenuhnya Jenderal Gatot.