Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudirman Said Masuk Bursa Cagub, Mampukah PDIP Pertahankan Basisnya di Jawa Tengah?

17 Juli 2017   00:10 Diperbarui: 29 Juli 2017   23:46 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu, 15 Juli 2017 17:17 Sudirman Said Dapat Dukungan Maju dalam Pilgub Jateng 2018 ISTIMEWA Habib Jamal Assegaf mendoakan Sudirman Said dapat maju dalam Pilgub Jawa Tengah tahun depan. Sumber : Tribunnews.com

Nama Sudirman Said yang merupakan bekas menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM) era Jokowi, kini mulai santer dalam bursa calon gubernur jawa tengah yang akan dilaksanakan pada 2018 mendatang. Sudirman Said mulai populer, ketika dirinya ditunjuk oleh tim Anies-Sandi sebagai ketua tim sinkronisasi pasangan anies sandi. Tim Sinkronisasi itu sendiri berfungsi mempersiapkan program-program yang akan dilaksanakan Anies-Sandi ketika menjadi pemimpin DKI pada oktober 2017 mendatang. Sebagai ketua tim sinkronisasi Anies-Sandi, tentunya kepopuleran nama Sudirman Said semakin meroket akhir-akhir ini. 

Selain pernah menjabat sebagai menteri ESDM dan saat ini sebagai ketua tim sinkronisasi Anies-Sandi. Sudirman Said juga merupakan aktivis anti korupsi yang dulu pernah menjabat sebagai sebagai ketua Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Selain Ketua MTI, Sudirman Said juga pendiri dari organisasi tersebut. Sehingga dari rekam jejak Sudirman Said yang cemerlang dalam hal anti korupsi tersebut, maka sudah tidak diragukan lagi Sudirman Said memiliki citra yang bersih dalam hal kejujuran serta transparansi. 

Berbekal latar belakang yang baik dalam pemberantasan Korupsi, pengalaman birokrasi yang mumpuni, serta kiprah Sudirman Said yang saat ini menjadi ketua tim sinkroniasi Anies-Sandi. Nama sudirman said pun kini mulai dilirik oleh publik, terutama publik Jawa Tengah untuk menjadi calon kuat pada pilkada jawa tengah 2018 mendatang. Berdasarkan pemberitaan dari Tribunnews.com. Para Kiai dan Habaib di Solo, Jawa Tengah, memberikan dukungan kepada Sudirman Said untuk maju dalam Pilgub Jateng 2018. Selain itu para kiai dan Habaib juga mendoakan agar mantan menteri ESDM ini sukses meraih kursi Jateng 1."Anda dikenal sebagai orang baik, in syaa Allah banyak orang yang akan mendukung," kata Habib Jamal Al Assegaf kepada Sudirman dalam silaturahim usai sholat Jumat di Masjid Jami Al Assegaf di Solo, Jumat (14/7/2017). (Sumber).

Tentunya, dengan semakin banyaknya dukungan terhadap Sudirman Said untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Tengah, dapat mengancam eksistensi PDIP yang selama ini menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara atau basis dari PDIP itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, PDIP pada saat ini masih menjadi penguasa di Jawa Tengah, karena selain menjadi partai terbesar di jawa tengah, Ganjar Pranowo yang juga merupakan kader PDIP adalah Gubernur Jawa Tengah pertahana. 

Sudirman Said sendiri saat ini memiliki kedekatan dengan Gerindra, PKS, dan PAN, yang tentunya ketiga partai ini merupakan kubu oposisi pada saat ini. Kemungkinan besar peta persaingan dalam pilkada DKI Jakarta lalu akan berlanjut pada pilkada Jawa Tengah pada 2018 mendatang. 

Bahkan dalam beberapa kesempatan Gerindra, PKS,dan PAN menyatakan siap mendukung Sudirman Said pada pilkada jawa tengah 2018. Jika koalisi Gerindra, PKS, dan PAN benar terjadi pada pilkada jawa tengah 2018, maka sudah cukup jelas peta persaingan pilkada DKI akan kembali terulang di jawa tengah, dan tentu saja dapat menjadi calon penantang berat bagi PDIP dan Ganjar Pranowo yang saat ini menjadi penguasa Jawa Tengah. 

Setelah mengalami kekalahan di Banten dan DKI Jakarta, tentunya PDIP seperti kehabisan bensin pada mesin politiknya, ditambah lagi citra Ganjar Pranowo yang buruk akibat namanya tersangkut kasus E KTP beberapa waktu lalu. Kehadiran Sudirman Said yang memiliki kedekatan dengan kekuatan 3 partai oposisi tadi dapat menjadi ancaman bagi PDIP, setelah mengalami kekalahan di Banten dan DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2017 lalu. 

Sebagai kekuatan Oposisi yang berhasil merebut Jakarta pada pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Gerindra, PKS, dan PAN, Seperti ingin mengulang kesuksesannya pada pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, dengan mengusung lagi mantan menteri jokowi. Sehingga bukan tidak mungkin, cara-cara kampanye serta strategi kampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu , akan digunakan kembali pada pilkada Jawa Tengah 2018 mendatang. Karena apabila ketiga parpol oposisi ini kembali berhasil menghantarkan calonnya pada pilkada 2018 di tiga wilayah, yaitu Jateng, Jabar, serta Jatim. Bukan tidak mungkin kekuatan oposisi pada pilpres dan pileg 2019 mendatang, akan berpeluang menang dan menominasi. Seperti kita ketahui, ketiga kekuatan oposisi tersebut sudah pasti mendukung pencalonan prabowo pada pilres 2019 mendatang. 

Kehadiran Sudirman Said seakan menjadi ancaman bagi PDIP, karena selama ini Jawa Tengah bersama Bali, pada saat ini dikenal merupakan basis atau lumbung utama bagi PDIP. Ditambah lagi Ganjar Pranowo yang merupakan calon atau tokoh terkuat yang bisa PDIP usung kembali pada Pilkada Jawa tengah 2018. Tersangkut kasus E-KTP yang tentu saja bisa berpengaruh terhadap elektabilitas Ganjar Pranowo kedepannya. Pertarungan antara kekuatan partai pemerntah dan kekuatan oposisi akan terjadi lagi di Jawa Tengah. Pertarungan Pilkada Jawa Tengah, Jawa Barat, serta jawa Timur, menjadi perhatian besar bagi PDIP, karena pertarungan tersebut pastinya akan enjadi pertarunga hidup dan mati bagi PDIP. Karena setelah kalah di Jakarta dan Banten, PDIP harus mendominasi kemenangan di ketiga Provinsi dengan jumblah penduduk terbanyak di Indonesia tersebut.  

Langkah terbaik yang harus dilakukan PDIP adalah mencari tokoh baru selain Ganjar Pranowo, yang tentunya harus bersih dari tindak pidana korupsi. Pada pilkada Jawa Barat Nasdem yang dikenal sebagai kekuatan pendukung pemerintah, dengan cerdas meilirik Ridwan Kamil yang dikenal sebagai tokoh yang bersih rekam jejaknya, serta populer di sosmed. Sehingga dengan adanya Ridwan Kamil, maka persaingan pada pilkada Jawa Barat akan sangat ketat, dan tentu saja peluang Ridwan Kamil untuk menang terbilang cukup besar. 

Meskipun ada lawan berat yaitu Deddy Mizwar dan Aa Gym, yang kemungkinan besar akan di usung oleh kekuatan oposisi Gerindra dan Pks. Pada Pilkada Jawa Tengah mendatang, untuk mengamankan kembali basisnya di Jawa Tengah PDIP harus mencari tokoh baru selain Ganjar Pranowo, yang tentu saja harus sekelas ridwan kamil ketokohannya. Sehingga PDIP bisa berpeluang kembali menguasai Jawa Tengah, sehingga dapat mengamankan basis suaranya di Jawa Tengah. 

Kehadiran Sudirman Said dan Anies effect pada pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu. Tentu akan menjadi lampu merah bagi PDIP, agar lebih menguatkan mesin politiknya, serta mencari tokoh baru sekelas Ridwan Kamil. Untuk membendung kekuatan ketokohan Sudirman said yang bukan tidak mungkin akan mengulang kesuksesan Anies Baswedan pada pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Kedekatan Sudirman Said terhadap ketiga parpol oposisi Gerindra, PKS, Serta PAN adalah kekuatan yang tak bisa dianggap remeh. Karena bisa saja mereka akan kembali mengulang kemenangan pada pilkada dki 2017 lalu, yang merupakan kemenangan terbesar pada pilkada DKI, semenjak DKI Jakarta melakukan Pemilihan Gubernur secara langsung. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun