Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa yang Terjadi Jika Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibukota Negara?

8 Juli 2017   03:39 Diperbarui: 9 Juli 2017   19:27 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak era masa kolonial Belanda, Jakarta yang ketika itu bernama Batavia, sudah menjadi Ibukota bagi Indonesia yang ketika itu masih bernama Hindia Belanda. Pihak Kerajaan Belanda memandang, pemilihan Batavia, yang dahulu sebelum adanya Kolonialisasi Belanda bernama Sunda Kelapa, karena sejak dahulu Jakarta menjadi kota pelabuhan yang sangat penting. Setelah Era Kemerdekaan Indonesia, Kota Jakarta pun kembali menjadi Ibukota Indonesia. 

Meskipun pada saat perang revolusi Indonesia Yogyakarta dan Bukit Tinggi pernah menjadi Ibukota Indonesia, meskipun hanya sementara. Pada masa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Jakarta pun semakin diperkuat menjadi pusat dari sega-galanya oleh rezim Soeharto. Hal itu terbukti dari sentralistiknya pembangunan pada era soeharto, yang mana hanya memandang Indonesia itu hanya Jakarta. Sampai ada istilah di masyarakat daerah, khususnya luar pulau jawa, bahwa Indonesia itu hanya Jakarta dan Pulau Jawa.

Jakarta sudah lama menjadi pusat dari segala-galanya, baik itu pusat Politik, Ekonomi, maupun Budaya. Indonesia adalah negara terluas ke 13 di dunia, yang mana sebagai negara kepulauan yang membentang dari ujung Aceh di samudera hindia hingga Papua yang berbatasan dengan samudera pasifik. Kita harus melihat negara Indonesia secara luas. Karena Jarak antara Aceh dengan Papua saja menyamai jarak antara Istanbul menuju London di benua Eropa. 

Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi menyatakan, bahwa dirinya akan serius terhadap wacana pemindahan Ibukota yang ramai dibicarakan oleh publik belakangan ini. Sebagai Putra Daerah yang lahir dan besar di Pulau Sumatera, saya sangat setuju dengan kebijakan presiden jokowi kali ini. Karena saya berpandangan, jika ada kebijakan yang saya nilai baik dan bermanfaat kenapa tidak kita dukung?. Meskipun saya bukan pendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, akan tetapi saya sangat mendukung kebijakan Jokowi pada wacana pemindahan Ibukota kali ini.

Ketika wacana pemindahan Ibukota yang diwacanakan oleh Presiden Jokowi Tersebut jadi terwujud, saya akan berandai-andai jika Kota Jakarta, yang selama ini kita kenal menjadi pusat Politik, Ekonomi, Budaya, Media massa, maupun pusat perhatian masyarakat Indonesia selama ini tak lagi menjadi Ibukota negara.

Jakarta Akan Tetap Menjadi Pusat Bisnis Indonesia

Meskipun tidak lagi menjadi Ibukota Negara, hal itu berarti pemerintah hanya akan memindahkan Ibukota secara Politik saja. itu artinya, pemerintah hanya memindahkan kantor-kantor pusat pemerintahan saja ke Ibukota baru nantinya. Sehingga aktivitas Politik nantinya akan dilaksanakan di Ibukota baru tersebut. Kantor-kantor kementerian yang menjadi bagian dari pemerintahan pusat akan dipndahkan ke Ibukota baru tersebut. Serta istana negara dan kantor pemerintahan pun akan pindah ke kota baru tersebut. 

Itu berarti aktivitas Politik yang selama ini terpusat di Jakarta akan dialihkan ke Ibukota baru. Kota yang akan menjadi Ibukota Baru tersebut akan jadi seperti Kota Washington D.C di Amerika Serikat. Meskipun bukan kota terbesar di Amerika Serikat, kota Washington D.C adalah pusat pemerintahan Federal Negara Amerika Serikat. 

Pusat perdagangan dan bisnis tetap dilaksanakan di New York sebagai kota terbesar di amerika serikat. Jakarta akan berfungsi seperti New York, dimana investor tetap menjadikan jakarta sebagai kantor pusat perusahaannya, karena kemajuan infrastruktur, dan kemampuan ekonomi masyarakatnya sudah jauh maju kedepan dibandingkan daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Jakarta Akan Tetap Menjadi Pusat Ekonomi Indonesia

Dengan pindahnya aktivitas Politik pemerintahan Pusat ke Ibukota baru nantinya, bukan berarti pusat ekonomi pun pindah. Karena dengan kekuatan ekonomi jakarta sebagai provinsi dengan PDB tertinggi di indonesia, tentu saja Jakarta masih tetap sebagai primadona bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jakarta berkontribusi 17 persen terhadap perekonomian Indonesia saat ini, serta dengan GNP 11.000 USD pertahun, yang tentu saja merupakan provinsi dengan GNP tertinggi di Indonesia. Bahkan GNP Jakarta bisa dikatakan menyamai negara malaysia. Jadi bukan berarti Ibukota Pindah pusat ekonomi pun ikut pindah, karena hanya aktivitas pemerintahan pusat saja yang dipindah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun