Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Analisis Film: One Flew Over The Cuckoo's Nest (1975) "Perlawanan Orang Gila Terhadap Penindasan"

5 Juli 2017   00:15 Diperbarui: 5 Juli 2017   02:34 7441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Film ini, Murphy adalah simbol perlawanan, bahwa orang sakit jiwa atau orang gila juga bisa berkata apa yang benar menurut mereka, karena mereka semua itu bukanlah orang bodoh, mereka hanya mengalami gangguan jiwa, dan masih bisa menjadi bagian dari masyarakat normal. Menjadi orang gila bukanlah sebuah akhir dari putusnya hubungan mereka terhadap dunia luar. Murphy ingin membuat suasana rumah sakit jiwa menjadi tempat yang menyenangkan serta manusiawi bagi dia, maupun teman-temannya yang kesemuanya memiliki gangguan jiwa. Karena menurut idealisme Murphy, orang gila juga bisa melakukan hal-hal yang sama dengan yang dilakukan orang-orang normal pada umumnya. 

Dengan Murphy sebagai simbol Perlawanan terhadap kesewenang-wenangan pihak rumah sakit, teman-teman Murphy pun semakin menyukai Murphy. Karena dengan adanya Murphy, suasana rumah sakit menjadi lebih menyenangkan, sedikit demi sedikit mereka jadi mulai berani melawan penindasan rumah sakit terhadap mereka. Pada Puncaknya adalah, ketika Murphy berencana untuk kabur dari rumah sakit tersebut bersama Chief, Chief adalah seorang Indian yang merupakan teman terdekat Murphy. Murphy dan Chief sudah lama merencanakan pelarian tersebut, sehingga secara diam-diam Murphy mengundang teman wanitanya untuk datang menjemputnya ke rumah sakit, untuk melakukan pelarian. Murphy menggunakan telepon rumah sakit secara diam-diam, dalam menghubungi temannya tersebut. 

Dengan menyogok penjaga keamanan, Murphy pun berhasil memasukkan temannya tersebut pada tengah malam, yang juga membawa beberapa botol minuman keras. Sebelum melakukan pelarian, Murphy pun mengadakan pesta dibangsal rumah sakit, dari puncak ending film ini terlihat bagaimana para orang-orang gila berpesta dengan gembiranya, dan ending ini adalah ending terbaik dari sebuah film menurut saya. Karena pada dasarnya, orang gila juga membutuhkan sebuah hiburan, karena mereka juga bagian dari masyarakat, sehingga mengucilkan mereka dari masyarakat, malah akan membuat penyakit kejiwaan mereka semakin parah. 

Murphy sangat menyayangi teman-temannya tersebut, meskipun orang gila, mereka adalah teman terbaik yang pernah Murphy miliki, hingga pada akhirnya Murphy pamit kepada mereka. Tetapi Murphy kasian melihat Bibit, yang ternyata suka dengan teman wanita Murphy, sehingga Murphy mengalah dan membiarkan teman wanitanya yang bernama Candy untuk menghabiskan malam dengan Bibit. 

Dari scene ini, saya merasakan, bahwa Murphy merupakan seorang yang sangat setia kawan dan tentunya menyayangi mereka, meskipun mereka adalah orang gila, mereka juga manusia yang juga harus dimanusiakan. 

Akan tetapi, Murphy lupa akan pelariannya, sehingga mereka semua tertidur hingga pagi, sehingga suster Ratched dan pengurus rumah sakit memergoki Murphy dan para pasien tergeletak lemas, dengan semua sisa kekacauan yang terjadi pada malam tadi. Billy Bibit pun dipergoki oleh suster Ratched sedang tidur dengan seorang wanita teman Murphy tadi, bagi Bibit wanita itu adalah wujud cinta sejatinya yang pernah hilang dulu. Suster Ratched pun mengancam akan melaporkan bibit kepada ibunya, yang ternyata Ibunya Bibit adalah teman lama suster Ratched. Bibit pun bunuh diri dengan menggorok tenggorokannya dengan serpihan kaca, karena ancaman suster Ratched tersebut. Murphy pun marah akan perbuatan suster Ratched, yang menyebabkan kematian bibit tersebut. Sehingga Murphy mencekik leher suster Ratched hingga hampir mati, akan tetapi Murphy berhasil dilumpuhkan oleh penjaga keamanan rumah sakit. 

Puncak dari ending film ini, tentu sangat menyedihkan bagi saya. Karena Murphy dihukum dengan disetrum otaknya, hingga Murphy bagaikan orang idiot yang lemah dan tidak bisa menjadi normal seperti sedia kala. Sungguh sangat kejam perlakuan rumah sakit terhadap Murphy, yang mana Murphy hanya menginginkan keadilan bagi dirinya dan para pasien rumah sakit jiwa, bahwa mereka para pasien bukanlah narapidana, dan Muprhy merasa kasihan dengan para temannya. Pada scene terakhir, Chief yang merupakan teman terdekat Murphy, mendapati Murphy tergeletak ditempat tidur dengan tidak berdaya, serta dengan pikiran yang sangat kosong, persis seorang yang sedang mati suri. Chief pun merasa kasihan, sehingga ia melakukan hal gila dengan membunuh Murphy, karena menurutnya mendingan Murphy ia bunuh daripada ia hidup, tapi tersiksa dengan kondisi seperti itu. 

Dari Scene akhir ini, dapat terlihat bagaimana sisi sudut pandang dari orang gila, yang tentunya dengan pikiran gilanya, Chief menghilangkan penderitaan Murphy dengan cara membunuhnya. Bad Ending, akan tetapi Chief berhasil kabur dengan melemparkan benda berat yang berasal dari kamar mandi, untuk memecahkan kaca berikut jeruji besi, agar ia bisa kabur, dan terbukti Chief berhasil kabur, akan tetapi Chief sedih karena kabur tanpa Murphy. Sungguh Ending yang sangat menyedihkan, dengan kondisi tersebut, para pasien pun kegirangan melihat pelarian chief tersebut, dan pada ending tersebut, tidak dijelaskan pasien lain ikut kabur atau tidak, karena berakhir begitu saja.

Dari Film ini, saya dapat menyimpulkan, bahwa film ini memiliki pesan, bahwa orang gila juga manusia yang tentunya harus dimanusiakan. Karena mereka seharusnya tidak dikucilkan dari masyarakat, yang justru dengan adanya pengucilan dan penindasan terhadap mereka, malah akan membuat penyakit kejiwaan mereka semakin parah. Murphy adalah simbol perlawanan bagi orang-orang gila yang ada pada film ini, karena Murphy telah membuka pikiran pasien dan pengelola rumah sakit, bahwa orang gila juga manusia bukan seorang yang harus diperlakukan lebih dari seorang narapidana. Mereka juga ingin kembali hidup layaknya orang-orang normal pada umumnya, dan kembali mencari jatidiri mereka. 

Dalam Film Ini, sang Sutradara memberikan pesan kepada kita, bahwa masih banyak diluar sana, rumah sakit jiwa yang tidak memperlakukan pasiennya yang mempunyai gangguan jiwa dengan manusiawi, dan memisahkan mereka dari dunia luar, serta membedakan mereka dari masyarakat. Tentu ini adalah film terbaik yang pernah saya tonton, karena film ini diambil dari sudut pandang orang-orang gila, yang tentunya suatu hasil karya yang luar biasa bagi sebuah film, yang dengan gilanya mengambil sudut pandang dari kehidupan orang-orang gila. 

Orang gila bukanlah orang bodoh, dan masih bisa menjadi bagian dari masyarakat, jika kita membantunya kembali pada jati dirinya yang hilang akibat gangguan jiwa. Toh, penemuan-penemuan di Dunia ini juga dimulai dari orang-orang yang mempunyai pemikiran gila kan? siapa yang sangka manusia bisa terbang? Tentunya juga Wright Bersaudara pernah dianggap orang gila karena bermimpi manusia bisa terbang, sekarang terbukti kan manusia bisa terbang?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun