Dalam artikel ini memuat begitu banyak paradoksalitas jika ditelaah secara saksama. Ya  mahasiswa organisatoris tentunya punya banyak teman karena dia berada di lingkungan yang memiliki hubungan pertemanan untuk bersama-sama meraih suatu tujuan organisasi.
Namun bila membahas kesepian tentunya tidak hanya menyangkut teman, Â karena dalam organisasi tak sepenuhnya pertemanan dapat dihidangkan dengan suasana natural sebagaimana mestinya. karena kepenatan rutinitas rapat dan proker yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang diharuskan menjalankan tugas secara profesional yang kerap memakan waktu berkualitas dengan teman-teman tak jarang menyebabkan hilangnya relasi untuk saling berempati satu sama lain.
Akan tetapi ada hal yang kerap menjadi bayang-bayang yang menyebabkan mahasiswa hari ini banyak kehilangan relasi. Bagi mahasiswa yang  tak paham peran dan fungsi organisasi untuk beberapa orang organisasi dimanfaatkan untuk kepentingan popularitas semata, ada yang ingin mendapat pacar bahkan ada yang ingin mendapat suatu jabatan.
Hal tersebut yang menimbulkan banyak hubungan relasi terjadi demi sebuah kepentingan dan kebutuhan bukan karena keinginan semata. Relasi yang dijalan dengan hal itu akan menimbulkan banyak friksi dan kepalsuan.
Untuk segilintir mahasiswa yang menekuni lebih dalam organisasi, dengan rutinitas yang sangat padat maka kesepian adalah hal yang integral di dalamnya. Bahkan tak jarang ketika banyak teman dan anggota mereka tak dapat memiliki waktu untuk saling berbagi satu sama lain yang menimbulkan kesenjangan dalam suatu lingkungan yang tidak lagi harmonis sesama anggota organisasi. Karena hal ini  tak jarang terjadi pertengkaran dalam relasi pertemanan karena kurangnya rasa saling memahami ketika menjalani segala rutinitas organisasi.
Bagi kalangan muda kesepian mungkin kerap dihubungkan dengan ketiadan pasangan dalam kehidupan, namun kespian mungkin saja bukan disebabkan oleh hal lain diluar itu, kesepian kerap melanda sesorang ketika suatu hubungan sosial yang dibutuhkan tidak sesuai dengan hubungan sosial yang mereka jalani dalam kehidupan.
Kejadian ini banyak menimpa mahasiswa organisatoris. Bayangan mereka ketika masuk organisasi adalah mendapatkan banyak teman dan relasi kadang tak sesuai dengan yang dihadapi dalam organisasi, kadang pertemanan terjalin dalam organisasi hanya karena kepentingan dan kebutuhan bukan karena keinginan untuk menjalin suatu relasi yang baik.
Dengan seperti itu banyak kasus dalam organiasi yang sebelumnya memiliki hubungan perteman menjadi senggang bahkan yang lebih parah memutuskan tidak berteman karena ketidak sesuaian pemahaman dalam organisasi hal ini lumrah terjadi bagi sebuah organisasi mahasiswa. Mampus kau dikoyak-koyak sepi~
Oke mari kita bahas lebih jauh mengenai persoalan kesepian, John Santrock mengatakan bahwa kesepian adalah ketika merasa bahwa tidak seorang pun memahami dengan baik, merasa terisolasi, dan tidak memiliki seorang pun untuk dijadikan pelarian, saat dibutuhkan atau saat stress. bagi kalangan mahasiswa  organisasi hal ini mungkin bukan hal yang harus diperhatikan lebih dalam terutama dalam kegiatan keorganisasian yang ada, namun jika dikaji lebih dalam lagi persoalan yang ada dalam organisasi berasal dari kurangnya relasi satu sama lain sesama anggota yang menjadi penyebab minimnya progresifitas kerja.
Sukarnya menyadari bahwa yang ada dalam organisasi  adalah manusia yang ketika berkumpul harus melakukan interaksi serta relasi bukan hanya pertemuan yang dilandaskan hubungan kerja semata. Dalam keramaian suatu perkumpulan organisasi banyak yang saling acuh dan hanya melintas dalam suatu relasi bukan untuk menjalin lebih banyak keakraban dan kenyamanan. Ada kebutuhan kau teman ku tak ada kebutuhan kau bukan siapa-siapa ku~
Kesepian memang menyedihkan terlebih ketika hari-hari dihabiskan dengan menyelesaikan tenggat laporan kuliah, laporan proker, dan rapat ditambah tugas dan tanggung jawab selaku mahasiswa. Tapi kesepian bukan untuk dijadikan hal untuk mengeluh, oleh karenanya bagi mahasiswa harus cerdas membangun suatu relasi yang baik agar segala bentuk friksi yang terjadi dalam organisasi maupun pertemanan dapat disikapi dengan bijak dan semestinya.
Karena tugas dan mahasiswa banyak disamping harus membanggakan orang tua dirumah mereka juga harus tanggap dan peka terhadap keadaan sosial yang ada. Bangunlah relasi yang dimiliki untuk kepentingan banyak orang, untuk kemajuan bangsa dan Negara karena mahasiswa memiliki beban moral sebagai agen untuk perubahan.
Hidup Mahasiswa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H