Mohon tunggu...
𝒅𝒆𝒏𝒅𝒊 𝒂𝒍𝒔𝒆𝒑𝒕𝒂
𝒅𝒆𝒏𝒅𝒊 𝒂𝒍𝒔𝒆𝒑𝒕𝒂 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

𝘏𝘪! 𝘐’𝘮 𝘢 𝘴𝘵𝘶𝘥𝘦𝘯𝘵 𝘢𝘵 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘪𝘵𝘢𝘴 𝘎𝘢𝘥𝘫𝘢𝘩 𝘔𝘢𝘥𝘢 𝘤𝘶𝘳𝘳𝘦𝘯𝘵𝘭𝘺 𝘸𝘰𝘳𝘬𝘪𝘯𝘨 𝘰𝘯 𝘪𝘮𝘱𝘳𝘰𝘷𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘺 𝘸𝘳𝘪𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘬𝘪𝘭𝘭𝘴😊

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Anak 10 Tahun Disiksa: Nasi Basi untuk Makan, Tidur di Kandang Ayam, dan Cacat Seumur Hidup

28 Januari 2025   22:15 Diperbarui: 28 Januari 2025   22:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kisah sedih datang dari Hilikara, Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan. Anak perempuan berusia 10 tahun seorang yatim piatu harus mendapatkan perlakuan yang membuatnya trauma dan cacat permanen. Semenjak kepergian kedua orang tuanya, ia diperlakukan sangat tidak pantas oleh paman dan tantenya. Harapan untuk mendapatkan kasih sayang, seketika menjadi momok menakutkan untuk anak yang masih sangat belia itu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika hidupnya akan begitu sengsara dan berbeda dengan anak-anak lain sebayanya. 

Anak ini mengungkapkan, ia mengalami nasib pahit setiap harinya. "saya dipaksa dan diberi makan nasi yang sudah basi, minum air yang tidak  dimasak dan tidak layak, setiap malam tidur di kandang ayam yang penuh dengan kotoran dan disuruh kerja berat. Kadang makanan dicampur dengan makanan ayam di piring kotor," berkata sambil menangis. Sering anak ini mengeluh sakit perut, tapi sekalinya mengeluh malah dipukuli dan tidak diberi perhatian. Hal ini menjadi kejadian yang membuatnya trauma dan selalu menuruti semua kemauan paman dan tantenya. 

Kisahnya makin sedih dikala ia menceritakan bahwa setiap malam dia sering kelaparan saat dipaksa tidur di kandang ayam yang penuh kotoran. "Kadang saya lapar tengah malam dan minta makanan, tapi malah dipukuli oleh tante dan paman saya," ungkap anak itu. Kondisinya semakin memprihatinkan karena ia dipaksa melakukan pekerjaan berat, walaupun kondisinya yang sudah cacat karena perlakuan buruk dua manusia biadab itu. "Kalau saya terlambat bekerja dan tidak kuat, saya pasti dipukuli," tegasnya lagi. Tak jarang anak ini sempat beberapa kali berusaha melarikan diri. Namun karena kondisi fisiknya yang lemah dan keterbatasannya, anak ini selalu gagal dan tidak bisa melarikan diri dengan jauh.

Setelah viral, Polres Nias Selatan dan Polsek Lolowau langsung ambil tindakan. Kepolisian tengah melakukan penyelidikan dan pendalaman kasus untuk memastikan keadilan dan keamanan bagi anak tersebut, dengan memeriksa sejumlah saksi. Masyarakat dihimbau untuk lebih peduli terhadap sesama, dan segera melaporkan jika terjadi kasus serupa. Anak-anak memiliki hak akan kebahagiaan, kasih sayang, dan pendidikan. Tidak layak anak-anak diperlakukan seperti binatang dan dipekerjakan layaknya orang dewasa. Mari bersama kita berantas kekerasan terhadap anak dan berikan mereka kasih sayang sebagaimana seharusnya mereka mendapatkan itu.

Referensi:
VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun