Akhir 2019 dunia seolah memasuki pintu perubahan yang signifikan, baik dari segi ekonomi, sosial, dan terutama pada bidang pendidikan. Keadaan saat ini tidak lain disebabkan oleh virus baru yang muncul di Wuhan, China, yang dikenal dengan sebutan virus Corona. Virus ini menyebar dengan sangat cepat sehingga mengharuskan pemimpin Negara memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) termasuk dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Namun pada pertengahan tahun 2020 pemerintah mengizinkan kembali adanya kegiatan belajar mengajar secara online (Daring).
Pembelajaran daring ini dilakukan untuk meminimalisir ketertinggalan siswa dalam menghadapi ujian yang akan datang. Ujian yang dilakukan oleh siswa harus dipersiapkan dengan matang. Lalu apakah pembelajaran secara online ini efektif untuk para siswa? Mengutip dari respons.id, banyak sekali siswa yang menjadi malas karena belajar di rumah. "Anak-anak jadi malas, sebelum pandemi saja anak sudah sibuk dengan gadget, dengan adanya sistem daring malah semakin sulit lepas dengan gadget," (Respons.id).
Kurang efektifnya pembelajaran yang dilaksanakan secara virtual ini karena guru tidak bisa langsung mengawasi semua murid yang terlibat. Sebagian murid merasa semakin malas karena diberi waktu yang senggang dan kebebasan dalam belajar online. Maka dari itu pihak sekolah selalu mengajukan pada pihak orang tua siswa agar mengawasi anak-anaknya dalam melaksanakan pembelajaran yang berlangsung. Lalu apakah semua orang tua bisa mengawasi anaknya menjalani kelas yang berlangsung? "Orang tua juga harus fokus pada kewajiban lain untuk menghidupi keluarga mereka, yang akhirnya membuat mereka kurang memiliki waktu untuk membantu anak-anak mereka," (Kompas.com).
Dari kutipan di atas kita bisa tahu sebagian orang tua fokus untuk memenuhi kewajiban mereka dalam menghidupi keluarganya masing-masing. Sehingga kurang bisa membagi waktu untuk mengawasi anaknya yang sedang menghadapi pembelajaran online. Hal ini menyebabkan murid-murid merasa tidak diawasi dan merasa bebas melakukan apapun termasuk bermain game dalam pembelajaran. Itupun menjadikan siswa lebih memilih bermain game dibandingkan mengikuti pembelajaran online yang di berikan.
Selain itu, fakta lain menyebutkan bahwa banyak siswa yang gagal paham akan materi yang diberikan. Pelajaran yang diberikan oleh guru berikan sering kali sulit dimengerti. Karena malasnya siswa dalam belajar online, siswa tidak mau menanyakan apa yang tidak mereka pahami. Siswa hanya menerka-nerka jawaban jika diberikan pertanyaan tentang materi yang tidak mereka pahami. Adapun data yang memaparkan berapa banyak siswa yang gagal paham. Sebagian besar pelajar mengalami gagal memahami materi yang disampaikan secara Daring. Angka tersebut yakni siswa SD mencapai 63 persen, siswa SMP 83 persen dan siswa setara SMA/SMK sebesar 58 persen. Kenyataan ini dikhawatirkan menimbulkan masalah di kemudian hari. (Respons.id).
Akibatnya banyak siswa-siswi Indonesia yang tidak merasa nyaman dengan adanya pembelajaran secara online ini. Merangkum dari kompas.com, Unicef melakukan survey di Indonesia yang menyatakan bahwa sebanyak 66 persen dari 60 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan di 34 Provinsi mengaku tidak nyaman belajar di rumah selama pandemi Covid-19. Banyak sekali siswa yang tidak nyaman belajar secara online. Selain kurang memahami materi, kehadiran seorang guru juga merupakan hal yang penting bagi siswa. Mengajar dengan tidak adanya pengawasan pada siswa, tidak akan efektif seperti yang dijelaskan data di atas. Lalu apakah ada usaha dari pemerintah atas kekecewaan siswa dalam proses belajar mengajar ini?
"semua guru dan dosen, 5 juta lebih dari mereka harapnya Insya Allah akan divaksinasi sampai dengan akhir bulan Juni, sehingga tahun ajaran baru semua sekolah memulai proses tatap muka walaupun dengan tahap terbatas" kata Nadiem dalam siaran daring, Senin, 1 maret 2021 (liputan6.com). Adanya vaksinasi terhadap guru dan dosen, diharapkan agar sekolah dapat melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Bagi siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka, diwajibkan menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan. Mari jaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Lekas membaik Indonesia, lekas hilang virus Covid dari dunia..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H