Mohon tunggu...
Dendi Pribadi Pratama
Dendi Pribadi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi/Mahasiswa

Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Saya adalah seorang pengamat politik dan penikmat produk pemerintah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Israel Serangan Sekolah Pengungsi di Tabeen, Gaza saat Shalat Subuh, 100 Orang Tewas!!!

14 Agustus 2024   08:54 Diperbarui: 14 Agustus 2024   09:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak, yang merupakan sebagian besar dari populasi pengungsi, menghadapi trauma yang mendalam akibat kekerasan yang mereka saksikan dan alami. Menurut organisasi Save the Children, banyak anak di Gaza yang menunjukkan tanda-tanda gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan kebutuhan akan dukungan psikososial sangat mendesak.

"Anak-anak di Gaza telah hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian selama bertahun-tahun. Serangan seperti ini hanya memperburuk trauma yang sudah ada dan akan memiliki dampak jangka panjang pada generasi mendatang," kata perwakilan Save the Children di Gaza.

Tragedi yang terjadi di Tabeen, Gaza, adalah pengingat yang menyakitkan tentang dampak brutal dari konflik yang tak kunjung usai. Dunia internasional dihadapkan pada tugas mendesak untuk menengahi perdamaian dan memberikan bantuan yang diperlukan bagi mereka yang paling menderita. Namun, dengan eskalasi kekerasan yang terus berlanjut, harapan untuk gencatan senjata dan penyelesaian damai tampak semakin suram.

Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan kesedihan ini, kebutuhan akan solusi yang adil dan berkelanjutan semakin mendesak. Hanya melalui dialog dan kerjasama internasional, kemungkinan untuk mengakhiri penderitaan warga Gaza dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan dapat terwujud. Sementara itu, warga Gaza terus berjuang, bertahan hidup di tengah reruntuhan, dan berdoa untuk hari esok yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun