Anak-anak, yang merupakan sebagian besar dari populasi pengungsi, menghadapi trauma yang mendalam akibat kekerasan yang mereka saksikan dan alami. Menurut organisasi Save the Children, banyak anak di Gaza yang menunjukkan tanda-tanda gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan kebutuhan akan dukungan psikososial sangat mendesak.
"Anak-anak di Gaza telah hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian selama bertahun-tahun. Serangan seperti ini hanya memperburuk trauma yang sudah ada dan akan memiliki dampak jangka panjang pada generasi mendatang," kata perwakilan Save the Children di Gaza.
Tragedi yang terjadi di Tabeen, Gaza, adalah pengingat yang menyakitkan tentang dampak brutal dari konflik yang tak kunjung usai. Dunia internasional dihadapkan pada tugas mendesak untuk menengahi perdamaian dan memberikan bantuan yang diperlukan bagi mereka yang paling menderita. Namun, dengan eskalasi kekerasan yang terus berlanjut, harapan untuk gencatan senjata dan penyelesaian damai tampak semakin suram.
Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan kesedihan ini, kebutuhan akan solusi yang adil dan berkelanjutan semakin mendesak. Hanya melalui dialog dan kerjasama internasional, kemungkinan untuk mengakhiri penderitaan warga Gaza dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan dapat terwujud. Sementara itu, warga Gaza terus berjuang, bertahan hidup di tengah reruntuhan, dan berdoa untuk hari esok yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H