Penulis: Dendi Pribadi P, Mahasiswa Administrasi Publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Serangan Israel tersebut dilancarkan pada Sabtu (10/8/2024) saat para pengungsi sedang melangsungkan salat Subuh, mengutip dari Reuters pada (11/8/2024) pukul 05:21 GMT+7 (sama dengan WIB). Kerusakan terjadi di sekitar kompleks sekolah Tabeen, Kota Gaza, yang telah menjadi tempat penampungan bagi sekitar 350 keluarga Palestina.
Melalui platform X, Juru Bicara Internasional Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letkol Nadav Shoshani menyatakan tanpa memberikan bukti, kalau komplek termasuk masjid yang diserang merupakan fasilitas militer Hamas dan organisasi Islamic Jihad yang aktif.
Palestina menganggap Amerika Serikat bertanggung jawab atas penyerangan ini akibat dukungan finansial, militer, dan politik bagi Israel. Serangan ini pun telah telah mendapat kecaman dari beberapa negara seperti Arab, Turki, dan Inggris.
Menurut laporan dari kantor media pemerintah Gaza yang dikelola oleh Hamas, serangan Israel menargetkan pusat komando dan kontrol yang digunakan sebagai tempat persembunyian bagi pejuang Hamas. Namun, serangan ini tidak hanya menimpa objek militer, melainkan juga menelan korban sipil yang tidak terduga.
Lebih dari 100 orang Palestina tewas dalam serangan ini, sementara puluhan lainnya menderita luka-luka. Serangan ini telah memicu kecemasan dan kemarahan di seluruh dunia, dengan banyak negara mengutuk tindakan Israel.
Sekretaris Jenderal PBB juga mengutuk serangan ini, menyoroti kehilangan nyawa yang tidak perlu, termasuk wanita dan anak-anak. PBB telah menekankan pentingnya menjaga keamanan sipil dan menghindari kerusakan pada infrastruktur sipil.
Serangan terjadi tepat ketika para pengungsi yang berlindung di sekolah tersebut sedang melaksanakan shalat subuh. Sekolah tersebut, yang dikelola oleh United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan warga sipil yang mengungsi akibat konflik yang berlangsung selama berminggu-minggu antara Israel dan kelompok militan di Gaza.
"Ini adalah tindakan kejam yang tidak bisa diterima," ujar seorang saksi mata yang selamat dari serangan tersebut. "Kami sedang berdoa ketika tiba-tiba suara ledakan menghancurkan bangunan di sekitar kami. Teriakan dan tangisan orang-orang memenuhi udara, itu adalah pemandangan yang mengerikan."
Serangan ini merupakan bagian dari konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan Hamas, dengan kedua belah pihak saling menuduh melakukan tindakan agresi. Namun, serangan terhadap sekolah pengungsi telah menimbulkan kebencian dan solidaritas di kalangan masyarakat internasional.