Mohon tunggu...
Agus Riyanto
Agus Riyanto Mohon Tunggu... -

Baru-baru saja, beIum Iama ini. Tersangka korupsi, tapi buktinya sedang dicari. "aku yang begini ini, ternyata unik n istimewa: Indonesia tiada duanya..!"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AjakIah Aku Berziarah

1 Juni 2011   12:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:58 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anda dan saya yang terlahir jauh dari jaman dar der dor-nya pergerakan kemerdekaan dan tidak mengalami pergolakan ideologis pasca kemerdekaan; harus mau banyak tanya, mendengar dan membaca; mengapa, bagaimana, dengan apa Indonesia merdeka - dan hendak kemana setelahnya.

Pasca pemerintahan Soekarno, muncul sebutan Orde Lama, orde yang dianggap melanggar Pancasila dan UUD 1945. Penyebutnya, siapa lagi kalau bukan Orde Baru (Orba) – pemerintahan Soeharto, sebuah orde yang bertekad dan meyakini dapat melaksanakan Pancasila dan UUD 1945, secara murni dan konsekuen.

Ketika Orba pun tumbang dengan lengser dirinya Soeharto dari kursi Presiden, lahir suatu ‘orde’ yang kemudian dikenal dengan ‘Era Reformasi’. Lalu apa sebenarnya muatan yang mendasar dari era yang telah berlangsung beIasan tahun ini? Masihkah berpegang teguh pada Pancasila sebagai sumber nilai? Sehingga secara implisit era sekarang ini menganggap Orba tidak konsekwen pada tekadnya - (Pancasila sebagai sumber nilai)?

Anda dan saya tentu ingat pesan Bung Hatta, pada peringatan lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni 1977 di Gedung Kebangkitan Nasional–Jakarta; “Camkanlah, negara Republik Indonesia belum lagi berdasarkan Pancasila, apabila Pemerintah dan masyarakat belum sanggup mentaati UUD’45, terutama belum dapat melaksanakan Pasal 27 ayat 2, pasal 31, 33 dan 34. Dan camkanlah pula, bahwa Pancasila itu adalah kontrak Rakyat Indonesia seluruhnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa. Angkatan muda sekarang tidak boleh melupakan ini dan mengabaikannya!”

Ataukah ‘Era Reformasi’ sedang menjawab tuduhan YB Mangunwijaya; generasi kita lebih bodoh dari generasi Soekarno? Oleh karena itu, guna membuktikan lebih pandai,maka tatanan politik-sosial-ekonomi-budaya bangsa dan negara mendasari Pancasila dan UUD 1945 yang di modern-kan?

Saya usul untuk diajak Anda atau siapa saja sebagai sesama anak bangsa, berziarah ke makam-makam pelaku-pelaku sejarah. Atau beranjangsana ke pewaris-pewarisnya, adakah wasiat yang di tinggalkan untuk kita?

Mungkin, usul lagi, KH Mustofa Bisri diajak serta - setelah beliau rela menjelaskan puisinya “Kembalikan Makna Pancasila” tahun 1997:

…….

Maka pancasila kalian pun selama ini adalah:

Kesetanan yang maha perkasa

Kebinatangan yang degil dan biadab

Perseteruan indonesia

Kekuasaan yang dipimpin oleh nikmat kepentingan dalam perkerabatan/perkawanan

Kelaliman sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Usul saya ini silakan Anda atau siapa saja menilai sekadar asal usul, sehingga ang-gaplah tak pernah ada. Yang pasti, saya be-rani sumpah bukan berniat usil. Maka Anda atau Siapa saja untuk tidak buang-buang tenaga mencari tahu asal-usul saya; pribumi atau anak keturunan, alamatnya, agamanya, partainya, pekerjaanya. Karena, seperti warga lain, juga Anda; saya adalah anak Indonesia, yang bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa dilahirkan di antara Sabang sampai Merauke. Memiliki saudara-saudara gemar bermusyawarah dan gotong-royong, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun