Mohon tunggu...
CustomerServiceDeNature
CustomerServiceDeNature Mohon Tunggu... Apoteker - healthy
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Checkout Produk Kami Customer Service De Nature : 085869319693 Shopee : https://shopee.co.id/ulilshuzyl BL : https://www.bukalapak.com/u/panglimaherbal?from=list-seller&pos=7 TokoPedia : https://www.tokopedia.com/panglimaherbalz?source=universe&st=product

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Buruk Kemoterapi Penderita Kanker Terhadap Keluarga Pasien

19 Mei 2019   00:41 Diperbarui: 20 Mei 2019   10:17 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Terkadang pasien juga mengalami kehilangan konsentrasi setelah perawatan dan bisa bertahan dalam waktu yang lama. 

Pasien kanker yang menjalani kemoterapi juga orang yang tinggal bersamanya perlu berhati-hati 48 jam pertama setelah kemoterapi. Pasalnya obat kemoterapi punya efek menimbulkan kanker bagi penderitanya, juga orang di sekitarnya yang kontak dengan muntah, urin, feses, orang yang menjalani kemoterapi. "Jika ada yang sedang menjalani kemoterapi, entah anak atau suami di rumah harus tetap hati-hati. 

Kontak dengan urin, muntah, tinja orang yang menjalani kemoterapi memang tidak banyak, namun hati-hati. Ingat, muntah, urin, tinja atau produk apa pun dari pasien yang menjalani kemoterapi baru bisa bersih dalam dua hari, jadi 48 jam harus dijaga," ungkap Dr Ronald A Hukom, MhSc, SpPD-KHOM dari RS Kanker Dharmais, di sela kegiatan Philips Mom2Mom Talk Brast Cancer Awareness: "Deteksi Dini dengan Spot It Yourself" di Jakarta, Selasa (22/10/2013). 

Ronald mengatakan, kemoterapi mempunyai efek yang bisa menimbulkan kanker. Kontak dengan bahan kemoterapi juga bisa meningkatkan risiko kanker pada orang lain di lingkungan penderita kanker. Ia melanjutkan, obat kemoterapi bisa membuat si pasien terkena kanker kedua, paling sering kanker darah. Leukimia muncul karena pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan kanker lainnya. 

Jadi jika seseorang menjalani kemoterapi kanker payudara, jika tidak hati-hati dalam 48 jam setelah kemo, risiko muncul kanker darah meningkat, termasuk pada orang lain di sekitarnya akibat kontak dengan obat kemoterapi. "Obat kemoterapi keluar dari tubuh penderita kanker lewat berbagai cara, muntah, urin, tinja, darah karenanya hati-hati sebelum dua hari pascakemo," terangnya. Mesi begitu, bukan berarti keluarga penderita kanker harus memisahkan diri, misalnya tidak menggunakan toilet yang sama. Boleh saja pakai toilet yang sama, asal yakin perilaku pasien di toilet benar atau misalnya menyiram bekas urin dengan benar. 

Efek kemoterapi yang menimbulkan kanker pada orang lain, bukan hanya pada pasien, terbukti pada perawat yang bekerja di ruang pencampuran obat kemoterapi. Ronald menyebutkan data yang mengungkapkan ada perawat yang tidak menggunakan pelindung, seperti sarung tangan, terkena kanker 15-20 tahun kemudian.

Waspada Efek Kemoterapi untuk Keluarga Pasien Kanker- Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sel kanker dengan menghambat reproduksi pembelahan sel yang sangat cepat seperti pada tumor. Tetapi tanpa diduga, sebuah riset menunjukkan bahwa kemoterapi juga ternyata dapat memicu pertumbuhan kanker.  

Peneliti dari Amerika Serikat membuat penemuan yang "sangat tak terduga" ketika mereka sedang meneliti mengapa sel-sel kanker sangat "bandel" di dalam tubuh manusia, tetapi mudah dibunuh di laboratorium.   Dalam jurnal Nature Medicine, para peneliti melaporkan, mereka melakukan pengujian efek dari tipe-tipe kemoterapi pada jaringan yang dikumpulkan dari pria penderita kanker prostat, dan menemukan bukti adanya kerusakan DNA pada sel sehat pascakemoterapi.  

Para ilmuwan menemukan bahwa sel yang sehat itu rusak karena kemoterapi melepaskan lebih banyak protein yang disebut WNT16B yang akan memicu daya tahan sel-sel kanker.   "Peningkatan WNT16B sangat tak terduga," kata Peter Nelson, dari Fred Hutchinson Cancer Research Center, salah satu peneliti seperti dilansir AFP.   Ia menjelaskan, ketika WNT16B dilepaskan, mereka akan berinteraksi dengan sel tumor terdekat dan membuatnya tumbuh, menyebar, dan yang paling penting menjadi lebih kebal pada terapi.  

Dalam terapi kanker, tumor seringkali merespon dengan baik di awal.  Namun kemudian tumor kembali tumbuh dengan lebih banyak,  lalu menjadi resisten pada kemoterapi selanjutnya. Jumlah reproduksi sel tumor seringkali berakselerasi dengan terapi.   "Hasil studi ini mengindikasikan bahwa respon kerusakan pada sel jinak, mungkin secara langsung berkontribusi menyebabkan pertumbuhan atau pergerakan tumor," kata Nelson.  

Menurut para peneliti, mereka telah membuktikan hal itu pada jenis kanker ovarium dan kanker payudara. Namun menurut Nelson hasil riset ini bisa menjadi cara untuk menemukan cara baru dalam terapi kanker. Misalnya saja dengan memberikan antibodi WNT16B bersamaan dengan kemoterapi. Diharapkan hal ini meningkatkan respon sehingga lebih banyak sel tumor yang dibunuh.   "Sebagai alternatif, cara itu bisa dilakukan pada terapi dalam dosis kecil dan tidak terlalu toksik," 

Demikian Artikel Kesehatan Dari Kami, Semoga Bermanfaat Bagi Kesehatan Banyak orang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun