Mohon tunggu...
Ethnomusicinfo
Ethnomusicinfo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Selamat Membaca

Selanjutnya

Tutup

Music

Rilis Single, Ayu Permata Hadirkan Suasana Emosional Bagi Pendengar

7 November 2021   15:22 Diperbarui: 7 November 2021   15:36 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti mendapat sebuah kejutan dengan hadirnya karya Ayu Permata berjudul Senandika. Ayu yang dikenal sebagai salah satu vokalis grup musik Arunika, kali ini mengeluarkan karya dengan format sebagai seorang penyanyi solo. Senandika, ia memilih judul itu sebagaimana kata “senandika” memiliki arti berbicara kepada diri sendiri. Karya yang diproduksi di bawah naungan Galeri Arunika ini memiliki respon positif bagi para penikmat musik. Pasalnya, Senandika merupakan karya baru dan berbeda dari kebanyakan musik mainstream yang berseliweran di kuping kita, dimana ia memadukan konsep healing song serta sentuhan idiom musik tradisi yang menjadi kekuatan tersendiri bagi lagu tersebut. Apabila kita bedah karya Senandika secara mendalam, mungkin kita akan mendapatkan dua fase emosional yang berbeda. Dinamika yang dibangun di awal lagu membawa kita kepada suasana relaksasi, ketenangan, dan keindahan. Saat memasuki bagian tengah lagu, kita seperti diajak menumpahkan emosi, bagai ungkapan hati yang berkecamuk melawan pikiran sendiri yang kadang harus dikalahkan dengan diri sendiri. Jika kita melihat suasana yang dibangun dalam lagu Senandika, sangat relate dengan seseorang yang ingin keluar dari kekacauan pikiran dan perjuangannya sendiri. Mengutip deskripsi yang disampaikan Ayu Permata bahwa;

“Senandika adalah single Ayu Permata, sebagai bagian dari proyek solo pertamanya. Sama seperti arti kata senandika, lagu ini menggambarkan seseorang yang terlalu banyak berpikir dan bergumul dengan pikirannya sendiri. Lagu ini hadir dengan suasana meditatif dan tradisional dengan vokal berlapis menambah kekayaan komposisi ini.”

Maka akan ada sebuah experience yang berbeda bagi para pendengar lagu Senandika milik Ayu Permata. Pada suatu kesempatan saya berbincang lama dengan Ayu mengapa memilih jalur sepi? Mengeluarkan karya anti mainstream dalam industri musik? Jawaban sederhana terlontar dari mulut Ayu;

A: Ketika kita memberikan menu makanan yang itu-itu saja, orang akan jenuh. Sama halnya dengan warna musik, sudah seharusnya kita memberikan pilihan banyak warna, apalagi melihat kekayaan musik Nusantara. Seharusnya kita bisa menjadi chef yang bijak dengan mengolah bunyi-bunyian musik Nusantara dan menjadikan tuannya sendiri di rumahnya. Bukannya saya anti musik dari luar kebudayaan kita, hanya saja ini salah satu langkah saya untuk memperkenalkan bunyi-bunyian atau nada-nada Nusantara.

Lalu setelah mengeluarkan single ini, apa kira-kira project Ayu ke depannya?

A: Seperti yang sudah saya katakan tadi, bahwa saya bukan anti musik kebudayaan luar ataupun musik populer. Jadi saya berencana untuk mengeluarkan single yang menjurus lebih ke pop (populer) dan mungkin sedikit ada balutan folk dan jazznya. Mohon doanya ya.

Kembali membahas tentang single rilisan Ayu Permata, secara komposisi, ini merupakan hal baru bagi seorang penyanyi solo di industri musik Indonesia. Namun, ketika kita pernah mendengar lagu-lagu grup musik Arunika, sepertinya Ayu tidak bisa melepas bayang-bayang warna karya dari Arunika itu sendiri. Apakah itu faktor rilisan Senandika di bawah naungan Galeri Arunika? Atau bahkan pengalaman bernyanyi bersama grup Arunika membentuk karakter Ayu sebagai vokalis yang suka dengan senandung-senandung bernadakan unsur etnik? Beberapa pertanyaan tersebut muncul ketika kita menggali lebih dalam background seorang Ayu Permata.

Lahir di Medan, 14 Maret 1993, mulai bernyanyi sejak usia tiga tahun, telah menyelesaikan studi Sarjana Seni Musik di Universitas HKBP Nommensen Medan dengan konsentrasi Teori dan Komposisi. Ia mempelajari instrumen flute, piano, keyboard, dan perkusi. Semasa kecil hingga beranjak dewasa, ia hobi mengikuti berbagai perlombaan vokal solo di kota Medan. Saat ini, selain berkarya dengan Arunika, ia memilih profesi sebagai seorang pengajar musik dan musisi wedding event. Dari latar belakang tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa Ayu dekat dengan musik populer dan etnik, maka dari itu tugas akhir komposisi sarjana musiknya adalah menciptakan komposisi musik programa dengan format orkestra dan sentuhan nuansa musik tradisional Batak Toba.

Belakangan ini, ia sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan single baru dengan format musik pop (populer) serta berproses dengan penyelesaian album Arunika. Akhir kata, selamat menikmati karya baru Ayu Permata yang berjudul Senandika.***


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun