Mohon tunggu...
Denata
Denata Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melawan Efek Domino Covid-19 dengan Mendorong Keuangan Digital

14 April 2020   16:46 Diperbarui: 14 April 2020   16:47 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup sulit bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Munculnya harapan akan adanya perbaikan ekonomi di tahun ini setelah terjadi kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China seolah sirna begitu saja. 

Penghentian sementara perang dagang antar kedua negara tersebut menjadi tidak berarti dengan kemunculan berbagai ketidakpastian akibat mewabahnya virus corona.

Berbeda dengan krisis di tahun 1998 yang bersumber dari sektor keuangan. Krisis yang terjadi di Indonesia saat ini justru datang dari sektor kesehatan dan sosial akibat pandemi virus corona. Virus corona di Indonesia sendiri hingga Selasa (14/4) terkonfirmasi sudah menginfeksi 4.839 orang.

Terganggunya Perekonomian Global dan Nasional 

sumber sindonews.com
sumber sindonews.com

Pandemi corona telah membuat perekonomian global menjadi terganggu. Berbagai lembaga internasional bahkan telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan turun. 

Tidak terkecuali International Monetary Fund (IMF) yang menyebutkan bahwa penyebaran virus corona membuat harapan akan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 menghilang.

Faktanya, penyebaran virus corona yang cepat bukan hanya memberi dampak ekonomi secara global saja, namun kondisi ini juga berdampak pada perputaran roda perekonomian Indonesia. 

Pemerintah bahkan harus menerapkan himbauan social distancing karena banyaknya jumlah orang yang terinfeksi. Himbauan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah, hingga membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang digaungkan pemerintah demi untuk memutus penularan virus corona.

Melihat realita dimana virus corona telah cepat menyebar dan memakan banyak korban, penerapan social distancing tentu memunculkan kekhawatiran dan kepanikan publik. Semua tentu ingin selamat dari virus ganas ini. 

Namun, hal ini justru menjadi bumerang karena terjadi panic buying dari masyarakat terhadap kebutuhan pokok dan alat kesehatan seperti masker. Besarnya permintaan akibat panic buying jika tidak diimbangi dengan suplai memadai, ataupun karena impor yang terhambat akan memungkinkan terjadi inflasi terhadap barang-barang yang ada.

Tidak bisa disangkal bahwa virus corona telah mempengaruhi perekonomian yang ada di Indonesia. Bahkan dengan skenario yang paling buruk, ekonomi Indonesia diprediksi hanya akan tumbuh kisaran 2,5% dan bahkan 0%. Disamping itu, Bank Indonesia juga turut merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari semula 5%-5,4% menjadi hanya 4,2%-4,6%.

Bagaimanapun juga, kita telah mengalami efek domino masalah kesehatan yang menyebabkan implikasi sosial dan telah mempengaruhi pendapatan rumah tangga serta korporasi, sehingga menjadi sebuah masalah ekonomi. Pandemi corona telah memberikan dampak besar pada sektor ekonomi Indonesia.

Stabilitas Sistem Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Bagaimana stabilitas keuangan mempengaruhi ekonomi Indonesia? Sistem keuangan tidak bisa dilepaskan dari perekonomian negara. Stabilitas sistem keuangan merupakan pondasi penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. 

Sistem keuangan yang tidak stabil dan tidak berfungsi dengan baik dapat menciptakan inefisiensi dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi. Pada saatnya, hal ini dapat menghambat perkembangan ekonomi atau bahkan menyebabkan kita terjebak dalam krisis keuangan.

Seperti yang kita ketahui, sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. 

Jika sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Apabila suatu negara mengalami krisis maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar untuk upaya penangananya.

Memang, sistem keuangan menjadi dasar berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemampuan negara mengelola keuangan dengan baik akan mampu mendukung ekonomi cepat berkembang, yang ditandai dengan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi. 

Kondisi ekonomi yang baik akan menghasilkan surplus anggaran dan belanja negara. Namun kita juga harus sadar bahwa masa "nyaman"  tidak bisa bertahan seterusnya, karena pasti akan muncul gejolak dimasa depan yang tidak bisa diprediksi seperti pandemi corona saat ini.

Dari hari ke hari, tingginya tingkat penyebaran virus corona mengakibatkan penurunan berbagai aktivitas ekonomi domestik. Hal ini tentu menjadi ancaman terhadap sistem keuangan kita. 

Berbagai langkah dan upaya perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat biasa seperti kita untuk menghadapi kemungkinan resiko ketidakstabilan makroekonomi dan sistem keuangan.

Langkah Sederhana Masyarakat Dalam Menjaga Stabilitas Keuangan 

sumber radarjogya.co
sumber radarjogya.co

Jika pemerintah dan lembaga keuangan telah memiliki langkah penanganan dan rencana untuk menghadapi resiko ketidakstabilan keuangan, maka kita sebagai rakyat Indonesia juga harus memiliki kontribusi dalam menjaga stabilitas keuangan dalam negeri. Lalu, apakah peran yang dapat kita lakukan sebagai bagian dari elemen bangsa yang turut memiliki kewajiban untuk menjaga stabilitas keuangan negara?

Sebelumnya, kita harus memiliki keyakinan bahwa ekonomi Indonesia memiliki pondasi yang kuat sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebih. Bahkan kita tidak perlu takut dengan simpanan yang kita miliki di bank. Jika keadaan keuangan kita memungkinkan, justru kita harus terus menabung dan tidak perlu melakukan penarikan simpanan secara masif di bank.

Kedua kita harus menyadari bahwa penyebaran virus corona semakin luas, kita perlu mematuhi himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing. 

Untuk itulah kita bisa mendorong keuangan digital dengan melakukan transaksi nontunai untuk membantu menjaga stabilitas ekonomi sekaligus menunjukkan kepatuhan kita kepada pemerintah untuk memutus rantai penularan virus corona.

Kita perlu memahami terlebih dahulu secara detail dan jelas apa transaksi nontunai itu. Jadi, transaksi nontunai adalah sistem pembayaran digital tanpa menggunakan uang fisik baik itu kertas maupun logam. 

Alat atau instrumen pembayaran nontunai yang berlaku resmi di negara kita adalah instrumen berbasis kertas semisal cek dan Giro, berbasis kartu seperti kartu kredit dan kartu ATM atau debit, terakhir berbasis elektronik atau aplikasi.

Ketika kita diharuskan memenuhi kebutuhan hidup, tentu kita masih memerlukan yang namanya transaksi pembayaran. Contohnya pembelian pulsa, listrik bahkan pembayaran tagihan, semua itu masih harus kita lakukan meskipun virus corona tengah mengancam kesehatan kita.

Disinilah transaksi nontunai berbasis elektronik atau aplikasi adalah pilihan yang sangat tepat untuk dilakukan. Sistem pembayaran merupakan komponen penting dalam perekonomian terutama untuk menjamin terlaksananya transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat dan dunia usaha. 

Transaksi pembayaran dengan menggunakan sms banking, mobile banking dan internet banking adalah bagian dari keuangan digital yang menjadi satu langkah sederhana dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah pandemi.

Pada dasarnya, Mobile Banking merupakan layanan yang memungkinkan kita melakukan transaksi perbankan melalui ponsel pintar atau smartphone. Layanan mobile banking dapat digunakan dengan menggunakan menu yang sudah tersedia melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal. 

Sebenarnya, mobile banking menawarkan kemudahan jika dibandingkan dengan SMS banking karena kita tidak perlu mengingat format pesan SMS yang harus dikirimkan.

Sedangkan Internet Banking adalah kegiatan melakukan transaksi atau aktivitas perbankan melalui internet dengan platform yang diberikan oleh masing-masing bank. Kita dapat mengakses layanan internet banking selama terhubung dengan internet untuk melakukan kegiatan perbankan kapanpun dan dimanapun kita berada.

Terakhir SMS Banking merupakan layanan dari bank untuk melakukan transaksi perbankan melalui SMS. Walaupun terdengar agak ketinggalan zaman alias kuno dibandingkan dengan perkembangan Internet Banking dan Mobile Banking, SMS banking masih dapat bermanfaat untuk kita. 

Memang menggunakan sms banking, kita harus memasukkan kode sms yang telah ditentukan oleh tiap bank, tetapi jika kita berada di daerah yang tidak memiliki jangkauan internet sama sekali untuk ponsel, maka SMS banking menjadi solusinya.

Dengan kita menggunakan tiga fitur diatas, aktifitas pembayaran seperti transfer, pembayaran tagihan, pembelian pulsa menjadi sangat mudah. Kita bahkan tidak perlu menempuh cara tradisional seperti mengunjungi kantor bank, mengunjungi outlet untuk bertransaksi secara tatap muka dan membayar tunai. 

Pembayaran untuk pembelian kebutuhan pokok secara online pun dapat dilakukan dengan aman. Perlu diingat bahwa layanan elektronik ini dapat dinikmati oleh kita yang memiliki rekening di bank. Setiap kegiatan perbankan yang kita lakukan juga akan terefleksi secara langsung.

Di tengah pandemi yang kian mewabah di Indonesia, penggunaan transaksi nontunai menjadi cara yang cerdas untuk mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. 

Dengan menggunakan transaksi nontunai, kita tidak perlu keluar rumah. Jangkauan transaksi juga jauh lebih luas dan praktis. Bukan hanya itu saja, transaksi nontunai meningkatkan transparansi dan keamanan keuangan kita. Perencanaan ekonomi menjadi lebih akurat dan sirkulasi uang dalam perekonomian juga meningkat.

Dari sisi perekonomian nasional, kehadiran alat pembayaran nontunai memberi manfaat terhadap peningkatan efisiensi dan produktifitas keuangan yang dapat mendorong aktivitas sektor riil. Hal ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Jadi, mendorong keuangan digital dengan kita melakukan transaksi nontunai tidak hanya membantu mencegah wabah virus corona lebih meluas, namun juga membantu pemerintah dan lembaga keuangan kita seperti Bank Indonesia, LPS maupun OJK menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi corona.

Sumber

Kementerian Keuangan

Bank Indonesia.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun