Wanita itu harus melek finansial, agar tidak dibilang labil keuangan. Selama ini, yang sering saya dengar adalah wanita identik dengan boros dan suka berbelanja. Bahkan wanita rentan terkena dampak keuangan yang tidak stabil.Â
Dengan Melek Finansial berarti kita para wanita tahu perbedaan antara pengeluaran yang baik dan tidak baik. Dengan demikian wanita akan menjadi lebih mandiri secara finansial. Dengan kata lain wanita yang melek finansial dapat lebih memahami manajemen keuangan rumah tangga ataupun individu.
Bagi wanita pada umumnya baik yang sudah berkeluarga ataupun masih single, membuat batasan pengeluaran atau pengelolaan keuangan menjadi sebuah keharusan. Jika keuangan tidak biasa diatur maka pengeluaran akan menjadi tidak terkendali. Disinilah letak sumber masalah sehingga terjadi ketidakstabilan dalam keuangan.
Bagi wanita yang masih single, memang tidak terasa memiliki beban layaknya wanita yang telah berkeluarga. Hidup wanita single masih terasa bebas dan hanya berpikir untuk diri sendiri.Â
Kerapkali wanita single memiliki rencana keuangan pribadi seperti berlibur, membeli kendaraan pribadi atau menjalankan hobi. Bahkan menggunakan pendapatan dari bekerja untuk memanjakan diri, bersenang-senang hingga lupa bahwa masih ada hari esok yang harus dipikirkan.
Berbeda dengan wanita pekerja yang sudah berkeluarga seperti saya. Setelah memutuskan untuk berkeluarga, rencana keuangan pribadi tidak bisa dijalankan lagi. Sebab harus mulai memiliki rencana keuangan bersama pasangan.Â
Meskipun memiliki suami yang bekerja, saya tidak pernah merasa memiliki double income, karena itu dapat membuat saya menjadi tidak terkendali dan tidak membatasi pengeluaran. Meskipun suami bekerja, saya tetap melakukan pembagian tugas pembayaran.Â
Misal pembayaran listrik dan kebutuhan sehari-hari diambil dari penghasilan saya, sedangkan pembayaran air dan cicilan rumah dari penghasilan suami. Dengan adanya pembagian tugas seperti itu maka ada batasan pengeluaran keuangan antara saya dan suami yang bekerja. Sehingga pengeluaran menjadi terkendali.
Bagi wanita rumah tangga dimana hanya suami saja yang berkerja, menurut saya tetap harus memiliki batasan pengeluaran. Jika tidak ada batasan maka penghasilan suami tidak akan pernah dirasa cukup. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk menutupi biaya hidup suami rela berhutang.
Berhutang jika mampu membayar tidak akan menjadi masalah, namun jika hanya menambah beban maka ekonomi rumah tangga akan menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga pun tetap wajib memiliki pengetahuan tentang cara mengelola keuangan dengan baik.
Pentingnya Berpikir Tentang Hari Tua
Tidak perduli apakah kita wanita single ataukah wanita berkeluarga, bekerja ataukah ibu rumah tangga. Memikirkan masa depan atau hari tua adalah sebuah keharusan dan tidak boleh diabaikan. Jika sudah mendengar kata tua, sudah pasti yang terbersit adalah usia yang tidak produktif lagi.Â
Usia tua adalah usia dimana orang sudah tidak bisa lagi bekerja keras dikarenakan faktor kemampuan, baik berpikir ataupun fisik sudah sangat terbatas dibandingkan dengan usia produktif.
Disamping itu, memasuki usia non produktif menjadi rawan akan gangguan kesehatan. Apabila usia tua sudah tidak bisa memiliki penghasilan maka pada usia produktif inilah kita harus mulai memikirkan perencanaan hari tua.Â
Dengan kata lain, sangatlah penting mengetahui dan merencanakan kapan masa aktif bekerja telah selesai. Hal ini akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup finansial di hari tua kita nanti.
Langkah Cantik Merencanakan Masa depan
Memang sangat dipahami jika persoalan finansial bukanlah hal yang mudah untuk dimengerti. Disini saya akan berbagi pengalaman mengenai beberapa hal kecil yang bisa dilakukan sebagai wanita untuk turut berperan serta dalam menstabilkan keuangan.Â
Dimulai dengan membiasakan diri dan memulainya dari hal yang paling sederhana seperti mengelola gaji, baik itu gaji individu ataukah gaji keluarga menjadi langkah awal yang mudah dilakukan untuk dapat mandiri secara finansial.Â
Sebagai bentuk pemahaman terhadap keuangan ada baiknya dengan mulai hidup berhemat. Dengan berhemat kita ternyata dapat melatih diri mulai merencanakan masa depan yang lebih baik.Â
Berhemat bukan berarti menjadi kikir atau pelit ya, tapi lebih pada pandai memilah mana kebutuhan primer yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kita harus benar-benar bisa membedakan apa yang memang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan. Jangan asal mengeluarkan uang begitu saja tanpa perhitungan karena itu bisa membuat hidup kita jadi boros.
Contoh kebutuhan saya terhadap kebutuhan primer yakni rumah. Karena rumah termasuk kebutuhan utama, saya dan suami selalu memprioritaskan membayar cicilan tepat waktu sehingga tidak terjadi tunggakan. Selain itu, pembayaran pinjaman Bank tepat waktu juga merupakan bagian dari stabilitas keuangan.Â
Kebutuhan pangan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena setiap orang butuh makan untuk bertahan hidup. Kebutuhan sandang juga masuk dalam kebutuhan pokok karena kita membutuhkan pakaian untuk menutupi tiap bagian tubuh.
Namun tidak dibenarkan jika setiap minggu kita harus memiliki baju baru. Tidak dibenarkan juga jika kita memaksakan diri membeli baju branded dengan harga yang mendekati angka penghasilan. Ingat bahwa kebiasaan berbelanja bisa menguras uang dengan cepat.Â
Barang yang tidak diperlukan sebaiknya jangan dibeli kecuali untuk kebutuhan darurat. Jadi ladies, disinilah kita dituntut harus pandai memilah mana yang merupakan kebutuhan pokok dan mana yang hanya keinginan.
Langkah cantik lainya adalah dengan menyisihkan sebagian penghasilan sebagai dana cadangan atau dana darurat. Karena sangatlah penting untuk memiliki dana simpanan guna membantu kita berjaga-jaga di kemudian hari.Â
Selain itu, memiliki dana simpanan berarti memiliki perlindungan dari kejadian yang tidak terduga. Memiliki dana cadangan memungkinkan kita tidak mengalami guncangan kondisi finansial saat diri kita sendiri atau anggota keluarga sakit, tertimpa musibah atau membutuhkan banyak dana secara mendadak.
Untuk dana simpanan sendiri, saya biasanya menyimpan uang di rekening Bank dalam bentuk tabungan ataupun deposito jangka panjang dengan keuntungan bunga yang lebih tinggi.Â
Namun hal yang perlu diperhatikan, jangan menabung disaat uang tersisa. Jangan menggunakan uang penghasilan terlebih dahulu baru kemudian jika ada sisa di akhir bulan, maka uang itu akan ditabung. Hal tersebut adalah cara berpikir yang salah.
Saat saya mendapatkan penghasilan biasanya saya sisihkan terlebih dahulu beberapa rupiah dan langsung saya masukkan ke dalam rekening tabungan. Menabung itu bisa dikatakan keharusan dan wajib dilakukan oleh semua orang.Â
Karena dengan adanya tabungan, kita bisa selalu merasa aman jika ada hal yang tidak terduga, seperti yang saya rasakan.  Disamping itu, kondisi keuangan keluarga terkendali dan dapat dikatakan dalam keadaan stabil.
Kesimpulanya, menjadi wanita yang melek finansial menjadikan saya lebih percaya diri dalam pengambilan keputusan diberbagai kondisi dan situasi. Selain itu, wanita sangat berperan dalam menstabilkan keuangan baik keuangan pribadi ataupun rumah tangga.Â
Keuangan stabil sudah dapat dipastikan perekonomian rumah tangga juga akan stabil. Perlu ditekankan ya ladies bahwa perekonomian yang baik dan stabil dimulai dari diri sendiri, keluarga dan rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H