Mohon tunggu...
DENARA SYAFIRA MAHENDARTA
DENARA SYAFIRA MAHENDARTA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai mahasiswa yang memiliki minat mendalam dalam analisis ekonomi, saya mendalami berbagai sektor perekonomian mulai dari UMKM hingga kebijakan-kebijakan ekonomi di berbagai sektor. Minat ini mengarahkan saya untuk memahami lebih dalam dinamika dan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh berbagai lapisan masyarakat dan industri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Demografi Jawa Timur: Struktur Penduduk, Kesejahteraan, dan Tantangan Pembangunan

28 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 12 November 2024   00:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Data di peroleh dari BPS

Jawa Timur, salah satu provinsi terbesar di Indonesia, memiliki dinamika penduduk yang kompleks dan menawarkan potensi besar untuk pengembangan ekonomi. Dengan jumlah populasi lebih dari 39 juta jiwa pada tahun 2024, provinsi ini berada pada tahap transisi demografi yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi, namun juga menghadapi sejumlah tantangan sosial dan ekonomi. Artikel ini akan mengulas struktur penduduk, kesejahteraan, serta tantangan pembangunan yang dihadapi Jawa Timur, sekaligus memberikan saran untuk memaksimalkan potensi tersebut.


1. Pertumbuhan dan Distribusi Penduduk

Jawa Timur memiliki populasi yang tersebar di 29 kabupaten dan 9 kota, dengan pertumbuhan penduduk yang stabil. Pada tahun 2024, jumlah penduduk diperkirakan mencapai lebih dari 39 juta jiwa, dengan kepadatan tertinggi di Surabaya, diikuti oleh Malang dan Sidoarjo. Urbanisasi yang cepat meningkatkan konsentrasi penduduk di perkotaan, memicu perkembangan ekonomi namun juga memperlebar kesenjangan dengan daerah pedesaan yang memiliki infrastruktur terbatas.

Pemerintah perlu memperhatikan distribusi penduduk yang tidak merata ini. Ketimpangan pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Meningkatkan akses infrastruktur dan layanan dasar di daerah pedesaan harus menjadi prioritas untuk mengurangi kesenjangan ini.

2. Rasio Jenis Kelamin

Pada tahun 2024, rasio jenis kelamin di Jawa Timur hampir seimbang, dengan angka mendekati 99,5. Keseimbangan ini memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial. Meskipun terdapat variasi kecil di antara kabupaten, secara keseluruhan, rasio ini menunjukkan bahwa kebijakan yang berfokus pada kesetaraan gender dapat lebih mudah diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Kelompok Umur dan Struktur Penduduk

Jawa Timur menunjukkan piramida penduduk yang didominasi oleh kelompok usia produktif, terutama pada rentang usia 20--34 tahun. Ini menandakan potensi besar untuk memanfaatkan bonus demografi, di mana populasi usia kerja yang besar dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Jika sumber daya manusia ini dikelola dengan baik melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan, Jawa Timur dapat mengalami lonjakan produktivitas.

Namun, tanpa intervensi yang tepat, potensi bonus demografi ini bisa terlewatkan. Pemerintah harus fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar agar dapat memanfaatkan tenaga kerja produktif secara maksimal.

4. Kemiskinan dan Tantangan Ekonomi

Meskipun memiliki potensi besar, Jawa Timur juga memiliki tantangan signifikan dalam hal kemiskinan. Pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin di provinsi ini mencapai lebih dari 4,2 juta jiwa, menjadikan Jawa Timur provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95 persen belum cukup untuk mengatasi tantangan ini, terutama karena ketimpangan pendapatan dan akses terbatas terhadap layanan dasar masih menjadi masalah utama.

Pemerintah perlu memprioritaskan program-program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, termasuk dengan memperkuat sektor ekonomi pedesaan, memberikan akses yang lebih baik terhadap teknologi dan pasar, serta memperluas kesempatan ekonomi di sektor non-pertanian.

5. Indeks Demokrasi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Demokrasi Jawa Timur pada tahun 2022 mencapai 81,31, mencerminkan partisipasi politik yang cukup baik dan kebebasan berpendapat yang terjaga. Partisipasi masyarakat dalam proses politik merupakan salah satu elemen penting dalam mendorong kebijakan yang inklusif. Selain itu, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur menunjukkan adanya perbaikan kualitas hidup, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan standar hidup.

Namun, peningkatan lebih lanjut dalam demokrasi partisipatif dan pemerataan pembangunan manusia diperlukan untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari pembangunan ekonomi yang sedang berlangsung.

Saran untuk Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur

Berdasarkan analisis di atas, ada beberapa langkah strategis yang dapat diambil untuk memaksimalkan potensi Jawa Timur sekaligus mengatasi tantangan yang ada:

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) 
   Dengan bonus demografi yang ada, pengembangan SDM harus menjadi prioritas utama. Pemerintah perlu memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan, serta mendorong inovasi dalam sektor pendidikan agar penduduk usia produktif siap bersaing di pasar tenaga kerja modern.

2. Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi Daerah
   Pengentasan kemiskinan dapat dicapai dengan memberdayakan sektor-sektor ekonomi yang berada di daerah pedesaan, seperti pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pemerintah harus meningkatkan akses terhadap infrastruktur dasar dan teknologi di daerah terpencil untuk menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih inklusif.

3. Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi
 
   Teknologi dapat menjadi pendorong transformasi ekonomi di Jawa Timur. Pemerintah dan sektor swasta harus mendorong adopsi teknologi di sektor pertanian, industri, dan UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas pasar. Digitalisasi ekonomi juga akan membantu menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat-pusat ekonomi.

4. Peningkatan Layanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial  
   Peningkatan kualitas layanan kesehatan sangat penting untuk memperbaiki kualitas hidup penduduk. Pemerintah perlu memperkuat infrastruktur kesehatan di daerah pedesaan dan memperluas cakupan asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan.

5. Pemerataan Pembangunan Infrastruktur  
   Pembangunan infrastruktur yang merata akan meningkatkan konektivitas antar wilayah, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah yang selama ini terisolasi. Infrastruktur yang baik akan membantu mengurangi kesenjangan antar wilayah dan mempercepat pemerataan pembangunan.

Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu provinsi terdepan di Indonesia dalam hal pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Namun, untuk mencapai hal tersebut, pemerintah harus mengatasi tantangan kemiskinan, ketimpangan pembangunan, serta memanfaatkan bonus demografi dengan efektif. Dengan strategi yang terfokus pada pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan ekonomi daerah, digitalisasi, dan pemerataan pembangunan, Jawa Timur dapat mewujudkan potensinya sebagai provinsi yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun