Mohon tunggu...
denaputria
denaputria Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nama saya Dena Putria Permana. Saya adalah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta prodi Sosiologi Agama. Hobby saya traveling dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Teknologi Dalam Perubahan Sosial: Konten Dakwah Habib Ja'far di Sosial Media Tiktok

18 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   16:10 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Instagram @husein_jafar

Oleh : Dena Putria Permana, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, Prodi Sosiologi Agama 

Seperti yang sering diperbincangkan di mata kuliah Agama dan Perubahan Sosial bahwasanya di abad 21 ini, kita telah berada di era revolusi industri 4.0, yang dimana teknologi semakin berkembang dari waktu ke waktu. Salah satu teknologi yang berkembang pesat dan cepat yaitu teknologi digital.Teknologi digital ialah teknologi yang lebih maju dan efisien dalam pengoperasiannya. Teknologi digital memungkinkan kita menemukan informasi dengan cepat dan akurat,serta hanya dengan menggunakan ponsel, kita bisa berkomunikasi dengan mudah.

Perkembangan teknologi digital melahirkan jejaring sosial yang berbasis web atau aplikasi, salah satunya adalah aplikasi TikTok, saat ini menjadi salah satu platform media sosial yang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat di dunia.Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat, mengedit, dan membagikan video pendeknya yang disertai dengan filter dan musik pengiringnya.Sejak dirilis tahun 2016, aplikasi ini banyak mengalami perubahan baik dalam segi fitur maupun layanan.Menurut laporan We Are Social, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia, yaitu sekitar 106,51 juta pengguna.

 Tiktok dapat digunakan sebagai sarana dakwah di platform digital masa kini.Sudah cukup banyak pemuka agama yang membagikan postingan - postingan dakwah di akun Tiktoknya. Mereka dapat memposting secara rutin dengan memposting video untuk menyebarkan pesan kepada followersnya.Habib Ja'far adalah salah satu konten kreator dakwah di media sosial, atau yanh sering di sebut "Habib milenial". Saat ini, Habib Ja'far merupakan tokoh Habib muda yang dekat dengan kaum muda terutama generasi Z.

Habib Husein bin Ja'far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag. (bahasa Arab: ; lahir 21 Juni 1988) adalah pendakwah dan penulis Indonesia. Ia merupakan lulusan Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia juga merupakan penulis di media massa, pembicara seputar keislaman, dan Direktur Akademi Kebudayaan Islam Jakarta.Husein adalah seorang pria berdarah Madura dan Arab.Ayah Husein bernama Ja'far dan marganya adalah Al Hadar.Husein memiliki penampilan khas menggunakan kaos dan celana jeans serta peci putih di kepalanya.

Husein merintis karier melalui dunia literasi (kepenulisan) di media-media nasional sejak kuliah. Ia membuat kanal media YouTube berjudul "Jeda Nulis". Menurutnya, dakwah tidak hanya dapat dilakukan di mimbar-mimbar masjid ataupun majelis taklim. Ia mendapat gelar Habib dari garis keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah. Dia mendapat kalimat ini dari ayahnya. Habib Husein Ja'far lahir dan besar di keluarga Arab.

Habib Jafar merupakan salah satu Habib yang sangat dikagumi oleh para pemuda saat ini karena gaya komunikasi dakwahnya yang dianggap tepat dan mudah dipahami oleh para pemuda. Salah satu konten yang paling populer di kalangan anak muda saat itu adalah "Pemuda Tersesat", yang tentunya dihadiri oleh Habib Jafar dan kedua temannya coki pardede dan tretan muslim adalah komedian, kontennya berisi pertanyaan dari pengikut di Instagram, tetapi banyak juga pertanyaan lucu, jadi Habib Jafar menjawab pertanyaan ini dengan konten Islami, tetapi tetap menghibur. Habib Ja'far menjadi perbincangan dan terkenal saat beliau mengisi konten acara dakwah di bulan Ramadhan dan semakin sering muncul di platform digital, yaitu Tiktok dan YouTube.Postingan - postingan dakwah Habib Ja'far ini menyampaikan ilmu yang beberapa diantaranya ialah Ilmu Tauhid, Fiqih, dan Tasawuf.

                                          

Disini saya melakukan observasi langsung melalui akun tiktok Habib Ja'far @huseinjafar dengan mengamati konten konten yang ada di channel tersebut. Semenjak memutuskan menjadi seorang konten kreator Tiktok pada akhir 2020 hingga kini Desember 2024 Habib Ja'far telah memposting ratusan video singkat dan memiliki 3,3M followers. Konten - konten tersebut juga telah ditonton,like,komen,dan share oleh ribuan orang. Konten - konten yang diangkat oleh Habib Ja'far juga berdasarkan trend - trend yang ada di sosmed sehingga pengguna lebih mudah menerima pesan dakwah sehingga tidak boring.

 Habib Jafar berhasil membuat konten yang relevan, bahasa yang mudah dipahami dan menggunakan fitur visual Tiktok untuk memperkuat pesannya. Responsifnya terhadap komentar dan pesan pengikutnya juga membantu membangun interaksi positif dan memperluas jangkauan dakwahnya. Tercatat bahwa gaya komunikasi dakwah Habib Jafar memungkinkannya untuk meningkatkan pemahaman keagamaan di antara para pengikutnya, menyebarkan penyebaran dakwah ke banyak daerah, dan membentuk ikatan yang kuat antara dirinya dan para pengikut. Kajian ini menegaskan bahwa gaya komunikasi dakwah Habib Jafar di jejaring sosial Tiktok dapat menjadi contoh inspiratif bagi penyebaran da'i dan pengguna media sosial lainnya. Komunikasikan pesan-pesan keagamaan dengan cara yang relevan, mudah dipahami, dan positif.

       Disinilah peran teknologi dalam perubahan sosial sangatlah terlihat. Dengan memperlihatkan cara, metode, dan media berdakwah dulu dan kini berbeda seiring perkembangan teknologi. Dulu , para dai berdakwah secara langsung dengan berpindah dari mimbar ke mimbar, majelis taklim, atau rumah ke rumah. Interaksi tatap muka memungkinkan kedekatan emosional, seperti tertawa bersama, makan bersama, hingga mencium tangan dai sebagai tanda hormat.

Kini, dengan kemajuan teknologi informasi dan mumculnya berbagai aplikasi, terutama Tiktok, dakwah menjadi lebih sederhana. Para dai bisa berceramah di depan kamera, sementara jamaah menonton dari rumah melalui media digital. Dakwah tak lagi memerlukan pertemuan fisik, sehingga lebih efisien, luas jangkauannya, hemat biaya, dan dapat diakses oleh berbagai kalangan berkat internet yang semakin terjangkau.

Namun, cara berdakwah seperti ini, bukan sepi persoalan alias juga memiliki dampak negatif, peluang orang-orang jahat melakukan manipulasi konten terbuka lebar. Mereka bisa memotong, menghilangkan, mengganti, atau menyatukan beberapa konten, baik video, gambar, maupun teks, untuk tujuan yang tidak baik.Untuk tindakan kejahatan seperti ini, jelas sulit kita hindari. Sebab, setiap kali kita menemukan cara untuk mencegahnya, pada saat yang sama, mereka juga akan menemukan cara lain untuk memuluskan kejahatannya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebenarnya sudah berupaya meminimalkan dampak negatif seperti ini. MUI telah mengeluarkan fatwa bernomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial.Di antara isi fatwa tersebut berbunyi, "Setiap Muslim yang bermuamalah melalui media sosial diharamkan untuk menyebarkan konten yang benar tapi tidak sesuai tempat dan/atau waktunya."Fatwa tersebut juga menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan masyarakat dalam menyikapi konten yang berasal dari media sosial.  

Masyarakat harus menyadarai bahwa konten tersebut memiliki kemungkinan benar, juga kemungkinan salah."Konten yang baik belum tentu benar. Konten yang benar, belum tentu bermanfaat. Dan, konten yang bermanfaat, belum tentu cocok untuk disampaikan ke ranah publik," tulis fatwa yang dikeluarkan pada 13 Mei 2017 tersebut.Intinya, menurut fatwa tersebut, tidak semua konten atau informasi yang benar boleh dan pantas disebar ke ranah publik. 

Perkembangan teknologi internet adalah keniscayaan. Kita tak bisa mengelak darinya. Yang bisa kita harapkan adalah kedewasaan masyarakat menyikapi perkembangan teknologi tersebut.Mudah-mudahan masyarakat Indonesia paham dan sadar akan pentingnya melaksanakan fatwa ini sehingga para juru dakwah tak lagi khawatir akan salah kaprah dalam berdakwah.

Referensi 

Sephia May Wulansari. Metode Dakwah Habib Husein Ja'far Al Hadar Di Aplikasi Tiktok.Skripsi.Riau : UIN Sultan Syarif Kasim,2024

Azizs Iskandar,Mulkan Habibi. Gaya Komunikasi Dakwah Habib Jafar Di Media Sosial (Studi Akun Instagram @husein_hadar) : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hisny Fajrussalam dkk. Konten Dakwah Habib Jafar Al Hadar di Media Sosial Tiktok : Universitas Pendidikan Indonesia 2023

MUI Digital. Beda Cara Dakwah,Metode,dan Media di Era Digital: Meminimalkan Dampak Negatif https://mirror.mui.or.id/opini/30900/beda-cara-dakwah-metode-dan-media-di-era-digital-meminimalkan-dampak-negatif/

Adinda Suci Fadilah. Mengenal Lebih Dekat Sosok Habib Ja'far atau yang Lebih Dikenal Habib Milenial. Hijartuna. https://hijratunaa.com/mengenal-lebih-dekat-sosok-habib-jafar-atau-yang-lebih-dikenal-habib milenial/#:~:text=Nama%20asli%20Habib%20Ja'far,mendapat%20kalimat%20ini%20dari%20ayahnya

Tempo. Mengenal TikTok, Aplikasi Media Sosial yang Populer di Dunia. https://www.tempo.co/ekonomi/mengenal-tiktok-aplikasi-media-sosial-yang-populer-di-dunia-117339

Wikipedia. Husein Ja'far Al Hadar. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Husein_Ja'far_Al_Hadar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun