Saya adalah seorang guru yang diangkat melalu jalur honorer K2 kemarin,dan pada tahun 2014 saya pun mendapatkan rezeki ketika berumur diatas 30 an.lika liuku mengabdi di SDN PANUA yang merupakan sekolah yang memberikan pembelajaran bagi saya hingga menjadi seorang guru penggerak,notabenenya sekolah saya terletak di daerah terluar dari kecamatan Alas tepatnya di desa Juranalas.PANUA itulah nama dari sebuah dusun y memberikan aku kenangan dan pembelajaran.Â
Konon katanya nama Panua adalah akronim dari panutan orangtua karena sekolah ini di bangun atas swakarya masyarakat dengan menyumbangkan dananya untuk membeli tanah kepada pemiliknya sehingga terbentuklah SDN PANUA. Alhasil serifikat tanah kemarin baru diurus.Â
Latar belakang lingkungan Dusun Panua adalah bertani yang dekat dengan bendungan Marente yang ikonnya air terjun Agal. Anak -anakpun di Sekolah ini prioritas mereka hanya mengenyam pendidikan sampai tamat SMP dan SMA saja yang walaupun sebagian ada yang sudah kuliah menjadi polisi yang notabennya dari kalangan menengah dan kaya.
Namun bagi kalangan biasa -biasa saja menganggap sekolah adalah rumah mereka seutuhnya karena seorang guru harus mengajarkan anak -anak mbaca dan menulis seperti anak TK karena orangtua mereka juga banyak yang buta huruf alias tidak tamat.
Mudah -mudahan perubahan terus memberikan ruang bagi saya dalam berkolaborasi dengan wali murid dalam mentransformasi pendidikan yang selama ini disepelekan oleh orangtua mereka.Â
Kasus yang pernah terjadi salah satunya adalah orangtua mengandalkan anak -anak mereka untuk di ajar bertani sejak dini yang mengorbankan waktu belajar mereka untuk kepentingan sesaat. Istilah mereka ,"sekolah keluarkan uang ke sawah hasilkan uang" namun lambat lain paradigma berpikir mereka mulai berubah dengan perkembangan pendidikan yang mereka lihat.Â
Serta tak henti -hentinya kami selaku guru untuk mengadakan rapat komite untuk mengulas kembali mengenai keberadaan anak -anak mereka disekolah dan fungsi orangtua dirumahÂ
Pada saat ini kepala sekolah mencanangkan program "Magrib mengaji Isa Belajar" dan program dari guru penggerak yang sudah jalan JUBAEDAH (Jumat Berdakwah dan berbagi) program MEMPAN membaca pahaman yang mana di program ini tentang membaca berdiferensiasi.Dan sudah dibuat jadwal membacanya yang memakai kartu jurnal membaca,yaitu nanti di jurnal berikan pertanyaan apa yang dibaca. Judulnya dan siapa penerbitnya serta menemukan kata -kata sulit lalu di bahas bersama dengan rekannya dengan tuntunan gurunya.
Salam Guru Penggerak
Datang sangka ku angkangÂ
Mole ku santuret KemangÂ
Lema mapis bawa Rungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H