Mohon tunggu...
Fachul Dena
Fachul Dena Mohon Tunggu... Ilmuwan - Data Analyst

Junior Data Analyst yang memiliki keterampilan dibidang analisa data dengan penggalian terhadap sebuah topik dan konsep yang dibutuhkan oleh para pimpinan perusahaan dalam mempertimbangkan berbagai keputusan perusahaan. Memiliki kapsitas dalam melakukan riset pasar untuk menjawab kebutuhan Klien dan juga menyajikan rekomendasi terhadap hasil temuan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menyusuri Jalan Berliku Karir Data Analyst Indonesia: Menghadapi Ketimpangan Antara Harapan dan Kenyataan

16 April 2024   15:37 Diperbarui: 16 April 2024   15:39 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu sebenarnya Data Analyst? Mereka adalah individu yang ahli dalam melakukan riset dan analisis terhadap berbagai informasi menggunakan perangkat analisis data seperti Excel, SQL, Python, dan kemampuan visualisasi data dengan menggunakan Power BI atau Tableau. Tugas utama seorang analis data meliputi analisis data berbasis angka, pengolahan data, serta penyusunan laporan yang dapat dipahami dengan mudah oleh perusahaan. Selain itu, hasil analisis data ini juga dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih baik terkait dengan berbagai aspek seperti strategi penjualan dan pemasaran.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyaknya artikel, video, atau testimonial yang menggugah minat masyarakat, terutama kalangan mahasiswa dan pekerja, untuk memilih karir sebagai Data Analyst. Daya tarik gaji yang menjanjikan, fleksibilitas kerja, dan peluang karir yang luas menjadi faktor utama yang menarik perhatian. Namun, disadari pula bahwa popularitas profesi ini telah menciptakan sebuah tren baru. Banyaknya bootcamp, kursus, bahkan program studi di perguruan tinggi yang khusus membuka kelas untuk analisis data menunjukkan lonjakan minat yang signifikan. Namun, kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang tersedia dan permintaan dari industri di Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam mencari pekerjaan sebagai seorang analis data.

Tidak hanya itu, selain pertumbuhan organik permintaan akan analis data di berbagai industri yang tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan seperti bootcamp, kita juga menghadapi fenomena yang dikenal sebagai "tech winter". Fenomena ini merujuk pada periode ketika aktivitas startup teknologi mengalami penurunan drastis karena menurunnya minat investor terhadap startup berbasis teknologi. Hal ini telah melanda secara global, termasuk di Indonesia. Maka dari itu, penting untuk memahami makna dari fenomena tech winter ini dan mencari solusi bagaimana mengatasi tantangan yang dihadapi. Mari kita bahas lebih lanjut.

Walau persaingan di dunia kerja sebagai data analyst begitu ketat, itu bukan alasan untuk putus asa. Kenyataan di lapangan tidak selalu seindah iming-iming dari tempat kursus atau promosi yang kita lihat. Bagi kita yang sudah bertekad untuk menjadi seorang data analyst, penting untuk lebih giat dalam belajar dan mengembangkan keterampilan di bidang data. Jangan hanya bergantung pada sertifikat dari kursus atau ijazah universitas, tapi fokuslah pada meningkatkan kualitas portofolio dan pengalaman proyek atau magang.

Cita-cita mungkin tidak dapat tercapai dalam waktu singkat, namun dengan tekad dan upaya yang konsisten, target yang diharapkan pasti akan tercapai. Sama halnya ketika kita pergi ke suatu tempat, baik dengan berjalan kaki atau berkendara, pasti akan ada saatnya kita sampai, tergantung pada seberapa keras dan cepatnya upaya yang kita lakukan. Jika kita hanya diam dan berangan-angan tanpa tindakan konkret, cita-cita akan tetap menjadi mimpi yang tidak pernah terwujud.

Hal yang sama berlaku tidak hanya dalam hal karir sebagai data analyst, tetapi juga dalam segala hal yang kita impikan. Penting untuk berusaha sedari sekarang dengan langkah-langkah kecil maupun besar, namun yang terpenting adalah kesabaran dan konsistensi. Tetap semangat dalam mengejar masa depan yang kita inginkan!

Barang siapa yang tidak mau merasakan pahitnya menuntut ilmu walau hanya sesaat, maka bersiaplah menanggung kebodohan sepanjang hayat (Imam Aas-Syafi'i)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun