Mohon tunggu...
Abdillah
Abdillah Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam yang Terpendam

19 Juni 2024   15:56 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:39 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang terletak di lereng gunung yang tertutup kabut tebal, hiduplah seorang pria tua bernama Algojo. Dia dikenal sebagai penjagal terampil yang pernah bekerja untuk bangsawan setempat untuk menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang melanggar hukum. Namun, kehidupan Algojo tak selalu berjalan mulus seperti yang terlihat dari luar. Di balik wajah dinginnya, terdapat cerita kelam yang hanya sedikit orang yang tahu.

Awal Kisah: Dendam yang Terpendam

Algojo, pada masa muda, adalah seorang pemuda tampan dan penuh dengan kebaikan. Namun, nasib buruk menimpanya ketika desa mereka diserang oleh pasukan penyerang dari desa tetangga. Dalam pertempuran yang ganas itu, keluarga Algojo tewas tak berdaya di hadapannya. Dendam membara pun membakar hati Algojo, dan dia bersumpah untuk membalas dendam pada penyerang.

Pada suatu malam yang kelam, Algojo menyerang balik ke desa penyerang dengan sebilah kapak besar. Dia menyusup diam-diam ke dalam rumah mereka, dan tanpa ampun, menghabisi mereka satu per satu. Darah mereka memenuhi tangan dan jiwa Algojo yang sudah lama terluka. Namun, ketika dia menghadapi pemimpin penyerang, seorang pemuda muda yang memohon ampun karena hanya melaksanakan perintah, Algojo tiba-tiba terpaku.

"Kehidupanmu milikku sekarang," kata Algojo dengan suara berat, mengingat keluarganya yang tak berdaya di hadapan musuh. Tapi, matanya yang membakar dendam juga melihat ke dalam jiwa muda itu, dan dia merasa suatu kebaikan yang masih tersembunyi.

"Berdirilah, anak muda," kata Algojo setelah berhari-hari merenungkan pilihan terbaik. "Aku tidak akan mengambil nyawamu. Namun, dari sekarang, kau adalah budakku. Kau akan belajar dariku dan hidup untuk menebus dosamu."

Pemuda itu, yang bernama Vesparian, setuju dengan syarat yang diajukan Algojo. Dia belajar segala hal tentang kehidupan dari Algojo, termasuk seni memanggul kapak yang begitu dikuasai oleh pria tua itu. Selama bertahun-tahun, Vesparian hidup di bawah bayang-bayang Algojo, belajar tidak hanya cara berperang tetapi juga arti kehidupan yang lebih dalam.

Kapak Algojo dan Perawan Vestal

Suatu hari, Algojo dan Vesparian dipanggil oleh Raja desa mereka. Seorang penyihir jahat telah menawan seorang perawan Vestal, pemelihara api suci dewi mereka, untuk membangkitkan kekuatan gelap. Raja meminta bantuan Algojo untuk menyelamatkan perawan itu dan menghentikan rencana jahat penyihir itu.

Tanpa ragu, Algojo dan Vesparian berangkat ke gua di mana penyihir itu bersembunyi. Mereka berdua melintasi hutan yang gelap dan lembab, berjalan dengan hati-hati melalui jebakan yang disiapkan penyihir. Akhirnya, mereka mencapai gua yang gelap dan penuh aura yang jahat.

Di dalam gua, mereka menemukan penyihir dengan busur hitam dan pakaian hitam, sambil mengaduk-aduk cairan hitam di dalam kendi besar. Di dekatnya, terikat dengan tali hitam yang kuat, terdapat seorang perawan muda dengan gaun putih yang ternoda oleh debu gua.

"Kalian tidak boleh mengganggu rencana besar ini," kata penyihir dengan suara yang menggelegar. "Kembali ke dunia kalian atau mati di sini!"

Algojo tidak membuang waktu lagi. Dengan gesit, dia melompat maju dengan kapaknya bersinar terang dalam sinar matahari yang menembus masuk gua. Vesparian mengikuti dengan panah di tangan, siap untuk melawan apa pun yang menantang mereka.

Pertempuran itu ganas. Penyihir itu menggunakan sihir gelapnya untuk melancarkan serangan sementara Algojo dan Vesparian bertahan dengan gigih. Setelah pertempuran yang panjang dan melelahkan, akhirnya, Algojo berhasil menundukkan penyihir itu dengan pukulan keras dari kapaknya. Sementara itu, Vesparian berhasil membebaskan perawan Vestal dari belenggu yang mengikatnya.

Kebaikan dalam Balas Dendam

Ketika Algojo mengangkat kapaknya untuk mengakhiri nyawa penyihir itu, tiba-tiba dia berhenti. Matanya bertemu dengan mata penyihir yang lemah, yang sekarang tidak lagi menyimpan kebencian atau kejahatan, tetapi hanya penyesalan dan kehampaan.

"Jangan," kata perawan Vestal dengan lembut. "Kematian tidak akan membawa perdamaian bagi hatimu yang terluka."

Kata-kata perawan itu seperti sinar cahaya di tengah kegelapan hati Algojo. Dia merasa beban dendam yang begitu berat di pundaknya tiba-tiba menjadi ringan. Dia menurunkan kapaknya, merasa lega, dan menyadari bahwa kekuatan yang sebenarnya bukanlah di dalam membalas dendam, tetapi dalam memaafkan dan memilih kebaikan.

Dengan bantuan Vesparian, mereka membawa penyihir itu ke hadapan Raja, yang kemudian memutuskan untuk memberikan hukuman yang adil dan melindungi perawan Vestal dari bahaya masa depan.

Akhir Kisah: Penebusan dan Kebaikan

Setelah misi penyelamatan itu, Algojo dan Vesparian kembali ke desa mereka sebagai pahlawan yang dihormati. Algojo menyadari bahwa dia telah menemukan kedamaian yang selama ini dicari-cari. Dia mengabdikan sisa hidupnya untuk melatih generasi berikutnya, termasuk Vesparian, untuk menjadi pejuang yang berani dan bijaksana.

Vesparian, yang dulunya adalah musuh tetapi sekarang sahabat sejati, mewarisi kapak Algojo setelah Algojo mengumumkan pensiunnya. Dia mengikuti jejak guru lamanya, memimpin desa dengan bijak dan menggunakan kekuatannya untuk melindungi yang lemah.

Perawan Vestal, yang diselamatkan dari kematian dan kegelapan, menjadi pemimpin rohani di desa mereka. Dia memimpin upacara suci dan memberkati desa dengan kebijaksanaan dan cahaya suci.

Dari cerita ini, kita belajar bahwa kekuatan sejati tidak selalu berasal dari balas dendam atau pembalasan. Sebaliknya, kebaikan dan penebusan bisa mengubah takdir seseorang, mengubah kegelapan menjadi cahaya, dan melahirkan kebaikan yang abadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun