Mohon tunggu...
Habib Nur Rahmatullah
Habib Nur Rahmatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya masih pemula

Saya memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Bayangan Gelap: Ancaman ChatGPT Terhadap Masa Depan Pendidikan Indonesia

1 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   11:32 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://news.detik.com/kolom/d-5827331/siapa-masih-mau-jadi-guru
https://news.detik.com/kolom/d-5827331/siapa-masih-mau-jadi-guru

3. Guru: Digantikan atau Disejahterakan?

ChatGPT memang tak bisa menggantikan peran guru sepenuhnya. Ia tak bisa memberikan bimbingan individual, tak bisa membangun motivasi belajar, tak bisa menumbuhkan semangat kolaborasi. Namun, kehadirannya bisa memicu kecemasan: apakah guru akan tergantikan oleh robot?

Kecemasan ini wajar, namun tak perlu ditakuti. Sebaliknya, ChatGPT justru berpotensi menjadi alat bantu yang luar biasa bagi guru. Ia bisa mengerjakan tugas-tugas administratif yang monoton, seperti merancang kuis atau mengoreksi esai sederhana. Ia bisa menjadi asisten virtual yang menyediakan materi pembelajaran dan menjawab pertanyaan siswa. Dengan bantuan ChatGPT, guru bisa memfokuskan energinya pada hal-hal yang tak tergantikan: membimbing siswa, memicu diskusi, dan membangun komunitas belajar yang hangat.

ChatGPT bukanlah monster yang harus dibasmi. Ia adalah teknologi yang perlu disikapi dengan bijaksana. Kita harus mengenali potensinya, memanfaatkannya dengan cerdas, dan mewaspadai bahayanya. Dengan regulasi yang tepat, edukasi yang komprehensif, dan kerja sama dari seluruh komponen masyarakat, kita bisa memastikan ChatGPT menjadi pendorong kemajuan pendidikan, bukan ancaman kengerian.

Mari kita pastikan bahwa ChatGPT tak menjadi bayangan gelap yang menghantui masa depan pendidikan Indonesia. Mari jadikan ia rekan sejalan, alat bantu yang memperkuat fondasi pendidikan, dan melahirkan generasi yang cerdas, kreatif, dan berintegritas.

Kini, keputusan ada di tangan kita. Apakah kita akan membiarkan ChatGPT menjerumuskan kita ke jurang kecurangan dan kemandulan kreativitas? Atau, apakah kita akan memanfaatkannya untuk membangun pendidikan yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan?

Pilihlah. Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan Anda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun