Mohon tunggu...
Maria Demetria Bria
Maria Demetria Bria Mohon Tunggu... Dokter - your medical doctor.

a General Practitioner, works at the southest island of Indonesia - Rote Ndao, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Serba-Serbi Penyakit Lupus/Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

26 Desember 2023   22:44 Diperbarui: 26 Desember 2023   22:55 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Butterfly Rash pada SLE - Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Apa itu Penyakit Lupus?

Penyakit Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan salah satu jenis penyakit inflamasi autoimun kronis yang bersifat sistemik, yaitu dapat mengenai banyak organ tubuh dengan tampilan klinis yang sangat beragam dan belum jelas diketahui penyebabnya. Penyakit autoimun berarti terdapat gangguan sistem pertahanan tubuh sehingga sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh melakukan perlawanan terhadap sel tubuh sendiri. Penyakit lupus disebut juga sebagai penyakit seribu wajah, karena gejala klinis yang berbeda-beda antara satu pasien dengan pasien lainnya, serta tampilan klinis yang menyerupai penyakit lain. Gejala klinis Penyakit Lupus sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi, sel darah, jantung, paru, ginjal, susunan saraf pusat (SSP) dan sistem imun. World Health Organization (WHO) melaporkan jumlah penderita penyakit lupus secara global mencapai lima juta orang dengan sebagian besar adalah perempuan usia produktif dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu penderita baru.

Apa saja faktor risiko seseorang terkena Penyakit Lupus?

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit lupus, antara lain:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik diduga memegang peranan penting dalam perjalanan penyakit Lupus. Pembentukan antibodi ditentukan secara genetik. Orang yang memiliki anggota keluarga yang menderita lupus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mencetuskan penyakit ini antara lain paparan sinar matahari yang berlebihan, zat kimia (pewarna rambut, pengawet makanan, pewarna makanan, penggunaan tatto), paparan asap rokok, dll.

3. Faktor Hormonal

Hormon estrogen pada wanita dikenal sebagai immuno-enhancing, yang berarti sistem kekebalan tubuh wanita lebih kuat daripada pria. Namun, sistem imun ini bisa berbalik menyerang tubuh sendiri, sehingga wanita lebih berisiko mengalami penyakit autoimun, termasuk lupus.

4. Obat-obatan

Obat-obatan yang sudah terbukti mencetuskan kejadian manifestasi klinis Lupus (sedikitnya 1 dari 1000 pemakai) antara lain: Hydralazine, Prokainamide, Methyldopa, D-penicillamine, TNF Blockers; Isoniazid, Sulfasalazine, Carbamazepine, Phenothiazines, Quinidine, Griseovulvin.

5. Stress

Stress merupakan suatu kekuatan yang menimbulkan respons tubuh. Beberapa jenis stress baik secara fisik maupun emosional dapat menyebabkan perubahan pada sistim imun dan sistim saraf pusat, yang dapat mencetuskan penyakit lupus.

Bagaimana Gejala Penyakit Lupus?

Penyakit Lupus dapat menyerang beberapa organ sehingga menimbulkan gejala klinis yang bervariasi, diantaranya:

1. Ruam-ruam pada Kulit

Penderita lupus dikenali melalui ruam kulit yang khas, terutama pada wajahnya. Ruam tersebut membentuk pola yang menyerupai kupu-kupu dan menyebar dari kedua sisi pipi hingga ke hidung (butterfly rash). Ruam ini timbul akibat paparan sinar matahari. Selain pada wajah, ruam juga muncul pada anggota tubuh lainnya yang terpapar sinar matahari seperti lengan.

2. Nyeri sendi

Nyeri sendi adalah gejala umum dari penyakit lupus. Nyeri dapat disertai pembengkakan. Gejala ini dapat umumnya terjadi pada sendi di area leher, paha, pundak, dan lengan bagian atas. Rasa nyeri juga mungkin dapat berpindah dengan cepat dari sendi satu ke sendi lain.

3. Demam

Demam tinggi (Suhu di atas 38 derajat Celcius) merupakan salah satu gejala infeksi.

4. Kelelahan yang Ekstrem

Penderita lupus juga mengalami kelelahan yang ekstrem dan terus- menerus sebagai gejala umum dari penyakit lupus. Gejala ini sering memengaruhi aktivitas sehari-hari.

5. Gangguan pada Ginjal

Gangguan pada organ ginjal disebut nefritis lupus. Gejala umumnya meliputi peningkatan berat badan, bengkak pada pergelangan kaki, tekanan darah tinggi, dan penurunan fungsi ginjal.

6. Gangguan pada Jantung dan Paru-Paru

Penyakit lupus juga dapat mengenai organ jantung dan paru-paru, sehingga menyebabkan gejala seperti sesak napas atau nyeri dada.

Selain gejala yang sering muncul di atas, sejumlah gejala di bawah ini juga bisa dialami oleh penderita lupus :

1. Sariawan

2. Rambut rontok

3. Kejang

4. Fenomena Raynaud, yaitu jari-jari tangan dan kaki memutih atau membiru jika terpapar hawa dingin atau saat sedang stress.

Apa saja pilar pengobatan penderita SLE?

Meskipun tidak ada obat untuk menyembuhkan SLE, namun pengobatan pada SLE bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah kerusakan organ. Diperlukan gabungan strategi pengobatan atau disebut pilar pengobatan. Pilar pengobatan SLE ini meliputi:

1. Edukasi dan konseling

Perlu dijelaskan akan perjalanan penyakit dan kompleksitasnya. Pasien memerlukan pengetahuan akan masalah aktivitas fisik, mengurangi atau mencegah kekambuhan antara lain melindungi kulit dari paparan sinar matahari (ultra violet) dengan memakai tabir surya, payung atau topi; melakukan latihan secara teratur.

2. Program rehabilitasi

Berbagai latihan diperlukan untuk mempertahankan kestabilan sendi. Modalitas fisik seperti pemberian panas atau dingin diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri, menghilangkan kekakuan atau spasme otot.

3. Pengobatan dengan medikamentosa

a. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS) sebagai anti nyeri

b. Obat Antimalaria : kloroquin, hidroksikloroquin untuk kelainan kulit, dan keluhan persendian serta ginjal

c. Obat Kortikosteroid: Methylprednisolone, Prednisone, Dexamethasone sebagai anti radang yang kuat pada kondisi akut maupun yang mengancam jiwa.

d. Obat Imunosupresan/Sitotoksik konvensional/tradisional : seperti methotrexate, azathioprin, siklofosfamid, siklosforin, mikofenolat mofetil untuk keterlibatan organ tubuh yang lebih berat.

e. Terapi lain: meliputi obat agen biologik seperti Anti CD 20, anti interleukin atau anti sitokin, yang pemberian nya dilakukan secara injeksi, sub kutan maupun intra vena, diberikan pada kasus yang berat yang umumnya tidak berespon terhadap obat imunosupresan konvensional/tradisional.

Daftar Pustaka:

1. Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. 2019.

2. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi Lupus di Indonesia. PUSDATIN. 2017.

3. Wallace DJ, Gladman DD. Clinical manifestations and diagnosis of systemic lupus erythematosus in adults. 2023. Available from: https://www.uptodate.com/contents/clinical-manifestations-and-diagnosis-of-systemic-lupus-erythematosus-in-adults

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun