Mohon tunggu...
Washinton Dedy
Washinton Dedy Mohon Tunggu... Relawan - Orang awam

Hanya orang biasa, bukan siapa2....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencalonan Djarot di Sumut, Reuninya Para Alumni Pilkada Jakarta

26 Desember 2017   10:50 Diperbarui: 26 Desember 2017   11:54 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wacana pencalonan Djarot ke  Pilgub Sumut mengejutkan banyak pihak sekaligus meningkatkan antusiasme masyarakat secara khusus pemilih golput yang menang dalam pilkada musim lalu.

Djarot telah memberikan angin segar, setidaknya pilihan aternatif setelah munculnya 2 calon kuat yaitu Gubernur Tengku Erry Nuradi dan Pangkostrad Edy Ramayadi.  Erry Nuradi sang petahana dengan jargon Sumut Paten nya, kerap mendapat kritik dari masyarakat karena pembangunan di Sumut yang tidak menunjukkan perkembangan sesuai harapan.  Namun modal sebagai petahana setidaknya menjadi salah satu faktor pendukung yang kuat baginya yang tidak bisa dianggap enteng.

Begitu pula dengan Edy Ramayadi, yang pernah menjadi Pangdam Bukit Barisan setidaknya masih memiliki pengaruh, ditambah dengan posisinya sebagai Ketua PSSI membuatnya dikenal oleh masyarakat pecinta bola.

Polarisasi terjadi ketika Djarot muncul sebagai calon baru yang membelah 2 kekuatan ini.  Kenangan masa lalu peristiwa di Pilkada Jakarta lalu pastinya akan turut mewarnai perhelatan pesta demokrasi di tahun mendatang.  Masyarakat Sumut yang selama ini hanya mendukung pasangan Ahok-Djarot dn Anies-Sandi melalui dunia maya (medsos) akan menjadi pelaku aktif dan pendukung di dunia nyata.  Kekuatan mengkristal dan berkelompok membentuk 2 poros kekuatan.

Mengapa demikian? Edy Ramayadi yang digadang-gadang akan berpasangan dengan Ijeck Sah dan didukung  Gerindra, PKS dan PAN merupakan representasi pengaruh Anies-Sandi.

Akankah isu yang pernah dimainkan di Jakarta kembali mewarnai Pilkada Sumut?  Kedatangan Tengku Zukarnain ke Medan 22 Desember lalu sebagai pembicara dalam acara dengan tajuk "Mencari Pemimpin Yang Amanah", acara yang didesain untuk mendukung Ijeck Sah, bisa menjadi salah satu contoh. Ini bisa menjadi bukti praduga awal bahwa pola yang sama yang pernah dilakukan diJakarta akan terulang kembali. 

Lantas bagaimana dengan Tengku Erry? Publik tidak akan pernah lupa, saat Tengku Erry serukan tangkap Ahok untuk menarik perhatian massa ketika gelombang protes atas ucapan Ahok dikepulauan seribu sampai ke Sumut.  Artinya Erry Nuradi pun pernah terekam sejarah bermain diranah itu.

Di sini akan teruji kematangan berdemokrasi masyarakat Sumut.  Jakarta yang katanya heterogen dan majemuk pun masih terbawa arus dalam pertandigan demokrasi yang tidak sehat.

Reuni para alumni akan diadakan di sumut, antara alumni 212 dan pendukungnya dengan "bani kotak-kotak" dan pendukungnya.  Selamat datang di Pilkada Sumut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun