Baru minggu lalu kami berdiskusi tentang nasib pengungsi Sinabung yang sangat memprihatinkan setelah usai memberikan bantuan.Waktu itu saya merasa heran mengapa Presiden tidak berkunjung ke sana mengingat betapa memprihatinannya nasib mereka.Tapi tadi saya membaca media online yang menyatakan SBY berjanji melalui twitter akan mengunjungi sinabung beberapa hari ke depan.Hal tersebutmerupakan reaksi atas gerakan unfollow SBY melalui media Twitter. Akun twitter tersebut menyarankan agar pengguna Twitter unfollow SBY karena cueki Sinabung.
Memang lengkap lah sudah penderitaan masyarakat tanah Karo.Bukan hanya pemimpin No.1 negeri ini saja yang tidak sempat mengunjungi mereka,akan tetapi Bupati setempat sebagai orang yang bertanggungjawab penuh atas daerah tersebut ditengarai tidak perduli sehingga telah dituntut masyarakat mengundurkan diri.
Dampak bencana ini telah menimpa Kota Medan, Langkat, Deli Serdang, Simalungun bahkan telah sampai ke Aceh. Bukan hanya abu vulkanik,akan tetapi harga hasil pertanian meroket mengingat tanah Karo sebagai penyuplai utama bahan pangan bagi daaerah sekelilingnya.
Pemerintah seharusnya memikirkan efek traumatik warga,bukan hanya bantuan fisik belaka. Karena saat ini warga sedang dilanda efek traumatik akibat gagal panen. Dukungan moril dari berbagai pihak sangat membantu mereka,apalagi oleh pemimpin bangsa ini.
Apa yang mau dikata. Inilah nasib hidup sebagai warga Negara direpublik tercinta ini. Rakyat menjadi komoditas politik yang bisa dipergunakan semaunya. Diperhatikan hanya pada waktu kampanye pemilihan,sesudah itu urus diri sendiri.Tapi jika kita lihat dari sisi yang lain,bukankah kedua pemimpin diatas adalah pilihan rakyat sendiri? Salah siapa? Atau siapa yang salah? Atau apanya yang salah?
Salah siapa? -- Siapa suruh milih dia?
Siapa yang salah? Seperti kata Ketua DPR dulu yang justru menyalahkan korban musibah mentawai. Bak kata pepatah kalau tidak mau diterpa ombak,janganlah tinggal ditepi pantai.
Apanya yang salah? Yang penting dikunjungi,masalah cepat atau lambat itu bukan masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H