Mohon tunggu...
Demas Reyhan Adritama
Demas Reyhan Adritama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad

Seorang yang bercita-cita menjadi Jurnalis Investigasi dengan keahlian di bidang Teknologi Informasi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Polisi, Profesi yang Masih Didambakan Remaja Indonesia

1 Februari 2024   13:24 Diperbarui: 1 Februari 2024   13:26 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Casis bintara menunggu rikmin awal. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama

Polisi

Profesi impian para pemuda pemudi,

Yang berjiwa santun dan berani,

Demi mengabdi untuk Tanah Air tercinta,

Dan menjunjung tinggi derajat orang tua.

Empat baris puisi karya pribadi penulis, cukup menggambarkan motivasi para remaja atau pemuda pemudi yang bercita-cita menjadi polisi.

Profesi Polisi

Pengambilan sumpah panitia, orang tau, dan calon anggota Polri. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama
Pengambilan sumpah panitia, orang tau, dan calon anggota Polri. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama

Di tengah perkembangan zaman dan pilihan karir yang semakin beragam, profesi sebagai polisi tetap menjadi salah satu impian yang didambakan oleh remaja Indonesia. Meski tantangan dan tanggung jawabnya cukup besar, menjadi seorang polisi dianggap sebagai bentuk pengabdian yang mulia kepada masyarakat dan negara.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keadilan dalam penegakan hukum di masyarakat, minat remaja Indonesia untuk bergabung dengan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) semakin meningkat. Banyak faktor yang mendorong minat mereka, termasuk dorongan untuk melawan kejahatan, melindungi warga, dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa.

Pada tahun 2023, ada 7582 remaja dari wilayah Kepolisian Daerah Jawa Tengah (POLDA JATENG) yang ingin membuktikan impiannya menjadi polisi.

Polisi Itu Cita-citaku

 Casis bintara mengikuti pakta integritas via live YouTube. |Sumber foto: Fath Esa
 Casis bintara mengikuti pakta integritas via live YouTube. |Sumber foto: Fath Esa

Salah satu remaja yang bercita-cita menjadi polisi adalah Fath Esa, seorang siswa SMK asal Banyumas. Polisi merupakan pekerjaan mulia yang ia dambakan sejak dulu. Di tahun 2023 merupakan pengalaman pertamanya mendaftar polisi. Ia mendaftar melalui jalur Bintara Polisi Tugas Umum (PTU).

Menurutnya, menjadi polisi memberikan kesempatan untuk mengayomi dan melindungi masyarakat

Polisi dianggap sebagai agen perubahan sosial yang bisa membantu mengatasi masalah kejahatan di masyarakat. Mereka berperan penting dalam memberantas tindak kejahatan, menjaga ketertiban lalu lintas, dan menegakkan hukum dengan adil. 

Remaja-remaja Indonesia merasa bahwa melalui profesi ini, mereka dapat membuat perbedaan nyata dalam kehidupan sehari-hari orang-orang di sekitarnya.

Selain itu, fasilitas pendidikan yang dibiayai oleh negara alias gratis juga menjadi daya tarik tersendiri. Program pelatihan yang komprehensif dan pendidikan yang terus-menerus memberikan kesempatan bagi para polisi muda untuk terus berkembang dan meningkatkan kompetensi keahlian mereka. Banyak remaja yang melihat ini sebagai peluang yang menjanjikan.

Fath Esa juga menyebut bahwa menjadi polisi hidupnya akan terjamin dan pastinya dapat membanggakan keluarga.

Tekad Bulat Tetap Jadi Polisi

Casis bintara melakukan rikmin awal. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama
Casis bintara melakukan rikmin awal. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama

Di tahun 2023, sudah ada 2 Jenderal yang mencoreng nama baik institusi Polri. Seperti, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo. Ada juga, kasus pengedaran narkoba yang dilakukan oleh Kapolda Sumatera Barat, Teddy Minahasa.

Namun, hal ini tidak meruntuhkan semangat Fath Esa mendaftar polisi. Orang tuanya yang bukan dari profesi polisi ataupun pejabat pemerintah tetap mendukung 100% tanpa ada kekhawatiran sama sekali.

Fath Esa menyatakan, 

“Justru dengan adanya kasus tersebut makin banyak peluang generasi baru masuk, karena banyak polisi yang diberhentikan karena tersangkut masalah tersebut.”

Susah Senang Demi Jadi Polisi

Pemeriksaan administrasi awal catar Akpol. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama
Pemeriksaan administrasi awal catar Akpol. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama

Persyaratan berkas yang melimpah hingga lima rangkap akan dihadapi oleh para pendaftar Polri. Ini membuat Fath Esa sedikit kerepotan.

Bersyukur ada Ibunya yang tulus dalam membantu mengurus berkas-berkas persyaratan mendaftar Polri.

Fath Esa juga menceritakan pengalamannya mendaftar polisi di Kepolisian Resort Kota Banyumas (POLRESTA BANYUMAS). Ia bisa bertemu calon polisi lain dan saling bertukar cerita, karena banyak yang sudah memiliki pengalaman mendaftar lebih dari satu kali.

Tapi, di saat mengetahui impiannya menjadi polisi berhenti atau sebutannya Tidak Memenuhi Syarat (TMS) untuk lanjut ke tahap tes selanjutnya, membuat remaja berusia 17 tahun ini drop mental.

Pusing, bingung yang bercampur aduk akan ia rasakan.

Walaupun begitu, remaja yang berlatar belakang jurusan Teknik Kendaraan Ringan ini berkata, 

“Ngga ada yang sia sia, mungkin saya gagal tapi dapat banyak pengalaman, jadi tau kekurangan apa yang perlu diperbaiki.”

Tanggapan Orang Tua Terhadap Profesi Polisi

Pakta integritas panitia, orang tua, dan calon anggota Polri. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama
Pakta integritas panitia, orang tua, dan calon anggota Polri. | Sumber foto: Demas Reyhan Adritama

Salah satu orang tua Casis Bintara Polri asal Polresta Banyumas, Pak Dani, menyatakan kesetujuannya jika anaknya menjadi polisi.

Beliau menegaskan bahwa profesi polisi ini bukan untuk mencari kekayaan semata mata, tetapi sebagai pengabdi negara dan penolong masyarakat.

Menanggapi kasus-kasus negatif polisi, beliau mengatakan,

“jika dari awal sebagai orang tua sudah membekali anaknya dengan bekal agama dan pendidikan akhlak yang benar profesi apapun apalagi polisi maka si anak akan berusaha menjalani dengan baik dan benar sesuai aturan.”

Harapan dan Pesan untuk Polisi Indonesia

Polrestas Banyumas. | Sumber foto:  Demas Reyhan Adritama
Polrestas Banyumas. | Sumber foto:  Demas Reyhan Adritama

Fath Esa, Casis Bintara Polri asal Sokaraja itu berharap supaya tidak ada oknum yang membuat nama Polri menjadi buruk.

Ia juga berpesan untuk para calon polisi mempersiapkan sematang mungkin, mempelajari materi-materi yang diujikan, dan jangan ngandelin calo. Percaya diri sama kemampuan sendiri.

Tak lupa ia menambahkan bahwa menjadi polisi bukan hanya fisik dan mental yang kuat, tapi juga good looking.

Sedangkan, salah satu orang tua calon polisi asal Banyumas, Pak Dani, menginginkan polisi Indonesia yang cepat dan tepat, serta selalu benar dalam tindakannya.

“Polisi harus melayani dan melindungi masyarakat dimana saja dalam wilayah negara tanpa mengenal waktu” 

, tutur Pak Dani.

Beliau berpesan bahwa tugas seorang polisi adalah pengabdian tulus disertai ibadah dan penuh pahala kebaikan.

Polri telah berupaya meningkatkan citra positif profesi polisi melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Ada pula pemberian penghargaan kepada polisi yang berprestasi dan pemberian sanksi tegas kepada polisi yang melanggar hukum.

Ini diharapkan dapat mendorong minat remaja yang berkualifikasi untuk bergabung dengan kepolisian dan memberikan kontribusi terbaik dalam menjaga keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun