Mohon tunggu...
Demas Reyhan Adritama
Demas Reyhan Adritama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad

Seorang yang bercita-cita menjadi Jurnalis Investigasi dengan keahlian di bidang Teknologi Informasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tanpa Dukungan Pemerintah, Museum Barli Bisa Apa?

30 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 30 Januari 2024   15:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Barli | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama

Museum Barli, salah satu museum seni di Indonesia menghadapi tantangan dalam pengelolaan dan pengembangannya. Tanpa dukungan yang memadai dari pemerintah, pertanyaan pun muncul, "Museum Barli bisa apa?"

Kenal Lebih Dekat Museum Barli

Lukisan Barli dan Istri | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama
Lukisan Barli dan Istri | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama

Museum Barli terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Tepatnya berada di Jl. Prof. Dr. Sutami No.91, Sukarasa, Kec. Sukasari. Museum Barli didirikan untuk mengenang dan mengabadikan hasil karya pelukis legendaris bernama Barli Sasmitawinata. Sejatinya, Barli adalah seorang pelukis realis dan naturalis. Meskipun ada beberapa karyanya juga berkecimpung di aliran abstrak. Museum Barli telah berdiri selama 34 tahun, tepatnya mulai tahun 1990.

Saat ini, Museum Barli menjadi tempat berbagai kegiatan seni seperti pameran karya seni rupa, penjualan karya, diskusi edukatif, pelatihan studio keramik, dan kegiatan melukis untuk anak-anak.

Museum Barli menampilkan koleksi seni lukisan yang mengesankan. Tak hanya lukisan dari Barli sendiri, ada juga lukisan milik cucunya, Adit Barli, yang lebih menyukai aliran realis dan abstrak. Adit Barli adalah sosok yang menghidupkan kembali karya-karya kakeknya, serta buah-buah pemikirannya tentang seni.

Koleksi lukisan Barli berada di lantai 3 yang memang dikhususkan sebagai ruang seni Barli Sasmitawinata. Terdapat koleksi khusus dari sejarah-sejarah tahun 50an. Koleksi-koleksi tersebut tidak dijual, hanya disimpan di Museum Barli saja.

Di lantai 2 bagian luar digunakan untuk bazar atau penjualan karya seni rupa milik para murid Barli dan juga terdapat koleksi mainan milik cucu Barli, Adit Barli. Koleksi mainan ini ditujukan sebagai kenangan masa lalu juga kegiatan Anak Bumi, yakni pendidikan bagi anak yang tidak mampu.

Sedangkan di bagian dalam lantai 2 digunakan untuk sekolah non formal dari siang sampai sore. Mereka mendapatkan pendidikan dan fasilitas untuk belajar keterampilan, imajinasi, dan rasa percaya diri. Pengajarnya adalah Adit Barli.

Jika Anda kelaparan atau kehausan tak perlu khawatir, karena di lantai 1 tersedia cafe yang memang dikelola oleh Museum Barli sendiri.

Museum Barli Butuh Dana!

Lukisan milik Barli di tahun 1976 | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama
Lukisan milik Barli di tahun 1976 | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama

Kendala yang dihadapi Museum Barli adalah minimnya dukungan keuangan dan perhatian dari pemerintah. Museum ini terpaksa menghadapi keterbatasan dalam menjaga dan melestarikan koleksi seni berharga yang dimilikinya. Kurangnya sumber daya dan fasilitas yang memadai menyulitkan upaya pengelolaan dan pengembangan museum ini.

Dukungan pemerintah dalam bentuk anggaran yang memadai dan perhatian terhadap keberadaan museum seni sangat penting. Museum Barli membutuhkan bantuan dalam meningkatkan fasilitas pendukung, mengadakan kegiatan pendidikan, dan promosi yang lebih luas. Langkah ini akan membantu menarik lebih banyak pengunjung dan memperkuat peran museum dalam pendidikan seni dan pelestarian budaya.

Dengan dukungan pemerintah yang tepat, Museum Barli dapat menjadi magnet wisata yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini akan membantu meningkatkan ekonomi kawasan sekitar dan melestarikan warisan seni Indonesia.

Terkait masalah ini, penjaga Museum Barli, Ana (71) mengatakan pernah mengajukan bantuan dana ke pemerintah, tapi syarat-syaratnya terlalu berat. 

"Selama kita masih bisa berjalan, begini aja dulu"

, saut Ana, yang telah menjadi penjaga Museum Barli sejak tahun 2007.

Status dari Museum Barli bukan milik pemerintah, namun milik pribadi. Sampai saat ini, tidak ada bantuan insentif dana dari Pemerintah Indonesia.

Sumber Dana Museum Barli

Pintu Masuk Cafe Barli | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama
Pintu Masuk Cafe Barli | Sumber: Foto Demas Reyhan Adritama

Adanya cafe di Museum Barli merupakan salah satu pendukung dana yang dimiliki. Sumber dana ini bukan hanya didapatkan dari pengunjung cafe saja, tapi juga dari Museum Barli sendiri. Sebab, terdapat tiket masuk ke Museum Barli seharga Rp25000 per orang.

Selain itu, kunjungan-kunjungan dari sekolah-sekolah atau study tour turut dimanfaatkan oleh Museum Barli sebagai sumber dana. Mereka, para murid sekolah akan diajarkan cara meningkatkan ekspresi kejiwaan melalui melukis. 

"Jadi anak-anak pulang itu ada ilmunya"

, tutur penjaga Museum, Ana, yang juga sebagai tour guide jika ada kunjungan sekolah. Program kunjungan ini berlangsung selama 2 jam.

Beberapa karya milik Barli juga ada yang dijual. Sebelum wafat, Barli Sasmitawinata telah menyepakati dan mengizinkan untuk menjual beberapa karya yang menjadi simpanan keluarga. Mahalnya karya seni rupa milik Barli membuat harganya bisa menembus hingga ratusan juta.

Dengan dukungan pemerintah yang tepat, Museum Barli dapat menjadi magnet wisata yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini akan membantu meningkatkan ekonomi kawasan sekitar dan melestarikan warisan seni Indonesia.

Pemerintah perlu melihat nilai dan potensi Museum Barli, serta berperan aktif dalam memastikan pengelolaan dan pengembangannya.

Tanpa dukungan yang memadai, Museum Barli mungkin akan menghadapi ancaman dan tantangan serius. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersatu demi memastikan warisan seni berharga ini dapat terus dipersembahkan dan diapresiasi oleh generasi saat ini dan masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun