Kendala yang dihadapi Museum Barli adalah minimnya dukungan keuangan dan perhatian dari pemerintah. Museum ini terpaksa menghadapi keterbatasan dalam menjaga dan melestarikan koleksi seni berharga yang dimilikinya. Kurangnya sumber daya dan fasilitas yang memadai menyulitkan upaya pengelolaan dan pengembangan museum ini.
Dukungan pemerintah dalam bentuk anggaran yang memadai dan perhatian terhadap keberadaan museum seni sangat penting. Museum Barli membutuhkan bantuan dalam meningkatkan fasilitas pendukung, mengadakan kegiatan pendidikan, dan promosi yang lebih luas. Langkah ini akan membantu menarik lebih banyak pengunjung dan memperkuat peran museum dalam pendidikan seni dan pelestarian budaya.
Dengan dukungan pemerintah yang tepat, Museum Barli dapat menjadi magnet wisata yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini akan membantu meningkatkan ekonomi kawasan sekitar dan melestarikan warisan seni Indonesia.
Terkait masalah ini, penjaga Museum Barli, Ana (71) mengatakan pernah mengajukan bantuan dana ke pemerintah, tapi syarat-syaratnya terlalu berat.Â
"Selama kita masih bisa berjalan, begini aja dulu"
, saut Ana, yang telah menjadi penjaga Museum Barli sejak tahun 2007.
Status dari Museum Barli bukan milik pemerintah, namun milik pribadi. Sampai saat ini, tidak ada bantuan insentif dana dari Pemerintah Indonesia.
Sumber Dana Museum Barli
Adanya cafe di Museum Barli merupakan salah satu pendukung dana yang dimiliki. Sumber dana ini bukan hanya didapatkan dari pengunjung cafe saja, tapi juga dari Museum Barli sendiri. Sebab, terdapat tiket masuk ke Museum Barli seharga Rp25000 per orang.
Selain itu, kunjungan-kunjungan dari sekolah-sekolah atau study tour turut dimanfaatkan oleh Museum Barli sebagai sumber dana. Mereka, para murid sekolah akan diajarkan cara meningkatkan ekspresi kejiwaan melalui melukis.Â
"Jadi anak-anak pulang itu ada ilmunya"