Mohon tunggu...
Demas Dharmawan
Demas Dharmawan Mohon Tunggu... Petani - seorang mahasiswa pertanian yang terus berjuang

lembut seperti kapas, merunduk seperti padi, runcing seperti bambu

Selanjutnya

Tutup

Nature

Harus Gembira atau Sengsara?

19 Mei 2019   13:00 Diperbarui: 19 Mei 2019   13:04 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sejatinya tidak dapat lepas dari suatu pilihan. Pilihan tersebut yang dapat membuat manusia itu dapat gembira atau sengsara. Salah satu contoh manusia yang selalu dihadapkan dengan pilihan yaitu seorang petani. Sebuah keputusan yang diambil dari beberapa pilihan ini akan menentukan arah masa depan seorang petani tersebut. Selain itu, keputusan yang diambil petani juga turut memberikan kontribusi terhadap masa depan suatu bangsa. Kesejahteraan suatu bangsa dapat dilihat ketika suatu negara mencapai swasembada pangan.

Pertanian menjadi salah satu sektor penting yang ada di Indonesia. Pertanian juga dapat mempengaruhi perekonomian yang ada pada suatu negara. Bahkan setiap harinya manusia akan mengonsumsi produk yang berasal dari bidang pertanian. Contohnya saja seperti makan nasi, meminum teh, meminum kopi, bahkan hingga ke produk kecantikan dan kesehatan.

Permintaan di bidang pertanian sendiri semakin meningkat pada setiap tahunnya karena adanya pertumbuhan penduduk yang juga terus meningkat.  Namun dengan semakin berkembangnya zaman sektor pertanian semakin terdesak. Terdesaknya sektor pertanian di negara Indonesia ini dapat dikarenakan lahan pertanian yang semakin sempit karena adanya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan yang sedang marak terjadi juga menjadi faktor yang membuat semakin sedikitnya lahan -- lahan pertanian. Lahan yang dulunya menjadi tempat para petani melangsungkan kegiatan bercocok tanam sekarang sudah banyak berubah menjadi perumahan, toko, maupun gedung -- gedung perkantoran. Alih fungsi lahan ini dapat dikarenakan adanya pembagian harta warisan.

Pada umumnya semua orang pasti akan senang dan gembira apabila mendapatkan warisan dari orang tua mereka. Warisan menjadi sebuah hal yang penting bagi sebagian masyarakat Indonesia. Warisan dapat berupa rumah, tanah, emas, dll. Namun warisan ini juga sering menimbulkan berbagai permasalahan. Bahkan warisan ini juga dapat memutuskan tali silaturahmi dan persaudaraan. Hal ini dapat terjadi hanya karena perbedaan pendapat mengenai keadilan dalam pembagiaannya. Padahal di negara Indonesia ini sudah ada hukum yang mengatur mengenai pembagian harta warisan ini. Tanpa disadari pembagian harta warisan khususnya tanah pertanian dapat berdampak pada bidang pertanian. Hal ini dikarenakan apabila warisan ini pada setiap keturunan akan selalu dibagi maka akan menjadikan areal pertanian ini semakin sempit.

Dalam hal lain areal pertanian akan menjadi terpetak-petak kecil sehingga produksi setiap petak lahan semakin mengecil. Selain itu, dengan sistem pembagian warisan berupa tanah pertanian juga dapat membuat peluang areal pertanian tersebut untuk beralih fungsi lahan. Hal ini berhubungan dengan keputusan dari masing-masing individu yang mendapatkan warisan tersebut. Keputusan yang dapat diambil diantaranya tetap menggunakan tanah tersebut sebagai areal pertanian atau mengalih fungsikannya. Apabila lahan-lahan pertanian semakin banyak yang beralih fungsi, hal ini dapat membuat petani sengsara ke depannya. Sama saja lapangan pekerjaan seorang petani akan semakin habis. Tentunya akan menimbulkan kesengsaraan bagi suatu bangsa karena permintaan pangan tidak dapat tercukupi.

Pemerintah sudah ikut serta dalam pembagian warisan dari setiap individu dan berusaha menciptakan keadilan di dalamnya melalui hukum yang ada. Keadilan tidak hanya memihak dari kepentingan masing-masing individu tetapi harus memperhitungkan dampak ke depannya. Akan tetapi justru yang perlu ditekankan disini yaitu bagaimana seharusnya pemerintah mampu mempertahankan areal pertanian agar tidak beralih fungsi. Hal tersebut yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Pemerintah dapat membatasi setiap alih fungsi lahan pertanian dengan diberikannya sertifikat khusus lahan pertanian. Hal ini dapat mempertahankan agar lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk penggunaan lainnya. Solusi lain yang dapat digunakan yaitu bagaimana menciptakan suatu areal pertanian mempunyai potensi lebih didalamnya. Pemerintah dapat memberikan penyuluhan ke desa-desa pertanian mengenai pengupayaan lahan pertanian sebagai agrowisata.

Melalui konsep agrowisata diharapkan suatu lahan pertanian tidak hanya mampu memberikan keuntungan dari segi produksinya saja namun juga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi orang lain melalui nilai estetika yang ada. Secara tidak langsung hal ini dapat membentuk rasa memiliki masyarakat terhadap areal pertanian. Sehingga masyarakat pun juga akan memperhitungkan apabila lahan tersebut akan dialih fungsikan.

Semua poin di atas menggambarkan bagaimana dampak yang ditimbulkan dari adanya warisan. Sebagian orang dapat bergembira dengan adanya warisan namun ada juga yang menjadi sengsara karena ini. Dampak yang ditimbulkan ini bergantung pada keputusan yang telah diambil. Demi masa depan yang lebih baik tentunya harus mempertimbangkan keberlanjutan suatu lahan daripada kepentingan pribadi. Keberlanjutan suatu lahan pertanian seharusnya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan juga seluruh komponen masyarakat.

Kontribusi dan kesadaran dari masing-masing individu dalam menjaga sumber daya yang telah ada khususnya berupa lahan pertanian sangat diperlukan demi terciptanya keadilan yang menyeluruh bagi pemilik lahan, petani, pemerintah, maupun masyarakat luas. Tanah hasil warisan yang berupa lahan pertanian seharusnya menjadi aset berharga bagi pemegang hak waris untuk turut ikut serta dalam menciptakan indonesia yang sejahtera. Dengan tetap mengupayakan lahan tersebut sebagai lahan pertanian, diharapkan juga dapat mensejahterakan para petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun