Katakan tidak pada putus asa dan selalu tersenyum melayani pelanggan tanpa pernah merasa lelah. Mungkin slogan ini digunakan oleh seseorang yang ingin keluarganya tetap hidup dan mendapat kebahagiaan dengan terus berusaha dalam mencari uang untuk menghidupi sebuah keluarga. Hal ini terjadi kepada sosok penjual hidangan siap saji dengan nuansa sederhana atau biasa disebut warteg . Langsung saja saya perkenalkan sosoknya yaitu Ibu Neni . membuka usaha dengan keahlian dalam memasak kenapa tidak? Apa harus menjadi koki untuk seseorang yang ahli dalam memasak,tentu tidak kan? Ini lah yang dilakukan oleh Ibu Neni yang membuka usaha hidangan siap saji atau biasa dikenal dengan sebutan warteg ampera. Tidak hanya itu saja , warteg tersebut sebagai tempat usaha dan tempat tinggalnya juga yang teletak di jl. H rausin , kelapa dua , kebon jeruk , Jakarta Barat.
warteg adalah warung Tegal . Nama ini sudah identik dengan letaknya yang berada dipinggir jalan baik yang berada dikota Tegal ataupun kota lainya. Mungkin hampir semua masyarakat Jakarta mengenal apa itu warteg? Warteg adalah makanan hidangan siap saji yang disediakan dengan berbagai macam menu, bias dibilang menu hidangan merakya. Menu yang sering dijumpai biasanya adalah : tempe orek, usus, kikil, telor dadar dan sebagainya yang menggugah selera makan ketika perut sedang lapar. Harga yang ditawarkan untuk setiap lauk juga terjangkau , jadi kalian tidak perlu menggunakan banyak uang untuk mendapat sebuah kenikmatan yang dapat membuat perut kenyang. “Pengelola warung tegal di Jakarta yang asli biasanya tergabung dalam Koperasi Warung Tegal yang populer disebut dengan singkatan Kowarteg. Kowarteg Hingga saat ini masih diketua oleh Sastro” sumber : http//jurnalnusantara.com/katagori/berita-1109-drshsastoro-seketua-umum-kowarteg.html//
Akan tetapi disini saya ingin meceritakan tentang kisah sosok inspiratif bagi saya yaitu Ibu Neni dengan usahanya membuka warteg, mengapa saya bilang inspiratif? Karena dengan umurnya yang tergolong cukup tua dan hidup dengan suaminya yang kadang telihat membantu dibelakang dapur dan anaknya adalah wanita dia mampu menyekolahkan anaknya hingga tumbuh dewasa. Menurut saya itu sangat inspiratif, wanita yang dianggap lemah dipandangan laki-laki dapat membuktikan bahwa sesungguhnya wanita adalah sosok yang paling kuat dalam menjaga ataupun membahagiakan keluarga. Oleh karena itu tujuan kita sebagai bagian dari anggota keluarga adalah saling melengkapi satu sama lain. Betapa bahagianya kita jika hidup saling berdampingan dan melewati setiap masalah dan tantangan secara bersama sebegai layaknya keluarga yang utuh. Itulah Ibu Neni yang menurut saya dapat menghidupi sebuah keluarga dengan usahanya yang cukup sederhana yaitu membuka warteg.
Saya mengenal dia dari usia saya yang masih menginjak kelas 3 SMP, Saat itu anaknya masih menginjak bangku SMA , dan yang melayani saya pun juga terkadang masih anaknya yang sangat cantik dengan kulit putih bersih yang membuat saya ingin kembali membeli makanan diwarteg tersebut. Begitu pun temen saya banyak yang tertarik dengan anaknya. Akan tetapi suaminya tetep setia menemani istriya dibelakang dapur.
Waktu demi waktu berlalu , pada saat saya menginjak bangku SMA saya jarang melihat anaknya melayani. Walaupun begitu saya tetap sering membeli makanan diwarteg tersebut karena memang makananya memliki cita rasa yang enak dan banyak cita rasa membuat setiap orang yang berkunjung akan balik lagi. Bukan hanya itu harga yang ditawarkan juga terjangkau untuk sekitaran Jakarta harga ini termasuk harga yang sangat murah, mengapa demikian karena taraf hidup di Jakarta itu beda dengan taraf hidup di kota lainya . dijakarta anda bisa habis 40 sampai 50 ribu untuk kehidupan sehari-hari , harga yang ditawarkan warteg ampera untuk 3 lauk biasa yang saya beli yaitu usus,tempe orek dan telor dadar ditambah es teh manis dan kerupuk 1 hanya menghabiskan kocek 12 ribu wooooooww!!! Murah kan? Bisa dibilang bahwa satu lauk hanya 2 ribu rupiah ditambah lagi dengan porsi nasi yang tidak sedikit.
Suatu hari saya menunjukan warteg Ibu Neni kepada ayah saya, saya menjamin kepada ayah saya bahwa warteg disini itu sangat murah dibanding warteg lainya , setelah saya mengunjungi warteg tersebut dengan ayah saya ,Ibu Neni sedikit kaget dan berkata “ohh ini anak bapak , anak bapak sering sekali pak beli makanan disini”, ayahku hanya tersenyum kemudian membeli beberapa lauk dan kemudian membayarnya , pada saat perjalanan pulang betapa heranya ayahku setelah mengetahui harga yang dibayarnya kepada warteg Ibu Neni, ayahku langsung bertanya “de,itu tidak salah hitung?” saya menjawab “ya tidak lah yah , memang bener kan apa yang ade ucapkan itu sesuai dengan apa yang ayah liat?” ayahku diam sambil keheranan , tak lama lagi saya berkunjung kembali di warteg tersebut hingga ibu Neni mengahapal saya dan nama saya akan tetapi saat ini saya tidak mengajak ayah , melainkan mengajak pacar saya hehehe , Bu Neni kaget dan bertanya “oh ini adek kamu ya” saya pun tertawa dan saya jawab “bukan bu , ini pacar saya” ibu itupun tertawa dan menanyakan “kok pacarnya diajak kewarteg?” saya menjawab “saya mau memperkenal kan warteg ini bu sebagai warteg langganan saya karena saya anggap warteg ini sebagai warteg pribadi saya bu” ibu tersebut ketawa dan kemudian kami pesan makanan dan pulang dengan perut terasa cukup puas.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya saya kuliah di ATVI (Akademi Televisi Indonesia) . pada saat itu mata kuliah kampus telah selesai dan saya lapar , kebetulan sudah lama saya tidak mampir kembali ke warteg Ibu Neni untuk membuat perut kenyang dan mengajak temen saya untuk ikut dengan saya. Saat tiba di warteg tersebut ibu itu kaget saat saya mengenakan baju ATVI , karena dibaju tersebut terdapat logo Indosiar . Ibu Neni terkejut dan wajahnya terlihat sedikit tersenyum sambil menanyakan “sudah besar ya kamu sekarang, sudah kerja di Indosiar”ujar Bu Neni, “hahaha, alhamdullilah bu , sebetulnya saya belum kerja melainkan saya kuliah di ATVI dan ATVI ini satu perusahaan dengan Indosiar”, ujar saya , kemudian saya juga mengatakan “bagaimana dengan anak ibu sekarang?” inilah yang membuat saya menganggap bahwa ini termasuk inspiratif bagi saya. Saya merasa tersentuh mengetahui bahwa alhamdullilah anaknya telah kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Mercu Buana.
Bukan hanya itu saja , saya melihat di warteg dia hanya kerja berdua mungkin dengan bantuan suaminya setiap hari bertarung dengan percikan minyak dan berbagai macam rempah-rempah belum lagi setiap hari harus bangun pagi untuk membuka warteg hanya demi anaknya yang sudah hampir wisuda , betapa bangganya orang tua ketika berhasil membiayai anaknya sampe wisuda dan melihat langsung kejadian didepan mata saat anaknya wisuda, apalagi di perguruan tinggi swasta yang biayanya cukup relatif mahal wooooww!!! Itu lah yang saya maksud dimana dalam sebuah keluarga harus saling melengkapi dan saling mengerti satu sama lain , disaat orang tua mencari uang dengan susah payah demi membiayai anaknya untuk menuntut ilmu anak harus lah inget betapa sayangnya orang tua terhadap anak sampai rela banting tulang hanya untuk membuat anaknya bahagia dengan kehidupan masa depanya nanti.
Bersyukurlah kalian yang mempunyai rumah yang layak ditempati dan kemudian orang tuanya mempunyai penghasilan yang sangat cukup untuk membiayai kalian dalam menjalani kehidupan hingga kalian dewasa nanti. Banyak orang tua disana yang kesusahan untuk membiayai kehidupan anaknya hingga dewasa , banting tulang agar anaknya bisa sukses dan semata-mata hanya ingin melihat anaknya hidup bahagia dewasa nanti dan mempunyai sebuah keluarga baru yang sakinah mawadah warahma dan mempunyai seorang anak, orang tua cuman ingin satu permintaan? Yaitu jadilah anak yang baik , soleh serta sukses dan kemudian bahagia disaat mempunyai keluarga baru dan tidak lupa bahwa orang tuamu lah yang telah membimbingmu hingga tumbuh dewasa. Saya yakin orang tua akan merasa bangga ketika kalian paham tentang apa permintaan orang tua terhadap anaknya disaat dewasa nanti.
Jadilah diri kalian sebagai suatu kebanggaan bagi orang tua kalian . buatlah orang tua kalian bangga terhadap apa yang telah orang tua lakukan terhadap kalian selama ini , jika orang tua mencari uang dengan susah payah , banting tulang dengan keringat yang mengucur setiap hari , balas lah semua itu dengan tindakan , perbuatan , serta prilaku yang mencerminkan bahwa kalian mengerti dan sadar bahwa pengorbanan orang tua jauh lebih besar dari apapun.
Ibu Neni mengajarkan saya tentang pengorbanan seorang orang tua di belakang seorang anak yang sedang berusaha juga dalam menuntut ilmu. Dan Ibu Neni juga mengajarkan bahwa jadilah keluarga yang saling mengerti satu sama lain, jadilah keluarga yang tidak mengandalkan satu sama lain , melainkan kerja sama dalam menjalankan kehidupan untuk mendapatkan suatu kebahagiaan yang bulat . membuka usaha apa saja merupakan hal yang lazim untuk dilakukan selain hal tersebut masih termasuk tindakan halal mengapa tidak ?.
Mulai sekarang sesudah membaca kisah inspiratif ini, berhenti lah mengeluh. Kalian bersyukur sangat harus bersyukur terhadap apa yang kalian miliki sekarang. Jangan pernah mengeluh ataupun malas terhadap apa yang kalian miliki saat ini . orang tua bekerja untuk kalian dan kalian juga harus bekerja keras untuk orang tua , disitu lah dimana kalian akan mendapatkan kebahagian yang tak tergantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H