Mohon tunggu...
Dedy Marhaendra
Dedy Marhaendra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

tweeter : @demarhaendra

Selanjutnya

Tutup

Politik

Muhammad Nuh Tidak Lulus Ujian

19 April 2013   16:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap kali ujian nasional dilaksanakan, saya selalu teringat memori beberapa tahun silam di saat saya juga menempuh ujian nasional. Ngeri, begitu yang saya dan mungkin seluruh peserta ujian nasional rasakan. Bagaimana tidak mengerikan jika ujian nasional dijadikan kunci satu-satunya untuk lulus padahal nilai yang harus diraih di tiap mata pelajaran minimal sekitar 5,25 waktu itu. Jika salah satu mata pelajaran tidak mencapai standar tersebut otomatis tidak lulus.

Di tahun 2013 ini ujian nasional telah berubah. Ujian nasional tidak ngeri seperti dulu. Penerapan nilai standar rata-rata tahun ini paling tidak mempermudah peserta ujian untuk melampaui syarat kelulusan. Potensi nilai yang jelek di pelajaran yang sulit dapat ditutup dengan potensi nilai bagus di pelajaran yang lebih dirasa mudah.

Perubahan persyaratan tidak hanya terjadi pada standar nilai. Mulai tahun 2011 ujian nasional tidak lagi menjadi satu-satunya kunci untuk pertimbangan lulus. Pertimbangan lain yang kemudian menjadi acuan adalah prestasi akademik dan perilaku individu di lingkungan sekolah selama siswa tersebut menempuh sekolah.

Walaupun telah berubah dan dibuat tidak se-ngeri dahulu, pelaksanaan sistem ujian nasional tetap mendapat penolakan dari masyarakat. Terkait dengan amburadulnya pelaksanaan ujian nasional tahun ini mungkin inilah akibat ujian nasional tidak mendapat restu dari rakyat. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Budaya juga sedang diuji dan tahun ini jelas Muhammad Nuh tidak lulus ujian.

Persoalan Manajerial

Pelaksanaan ujian nasional kali ini tidak kita sangka amburadul. Carut marutnya baru ketahuan beberapa hari menjelang ujian berlangsung dan akhirnya ujian nasional di 11 provinsi dimundurkan. Sumber dari gangguan pelaksanaan ujian nasional diakibatkan terlambatnya pemerintah menyiapkan soal ujian.

Amburadulnya pelaksanaan ujian nasional kali ini tidak bisa kita lepaskan dari pelaksanaan manajerial yang dilakukan Kemendikbud dan PT Ghalia Printing Indonesia. Kesalahan ada di keduanya bukan salah satu karena keduanya saling terkait dan bertimbal balik dalam persiapan kertas ujian. Keterlambatan percetakan dalam menyiapkan kertas soal mengindikasikan bahwa Kemendikbud gagal melaksanakan fungsi kontrolnya. Seadainya saja Kemendikbud menjalankan fungsi kontrolnya dengan baik mungkin ketidak tepatan waktu PT Ghalia Printing Indonesia untuk mempersiapkan kertas soal dapat diantisipasi. Sedangkan kesalahan PT Ghalia Printing Indonesia sebagai pemenang tender adalah gagal mengerjakan tugas dengan baik atas kepercayaan yang diberikan Kemendikbud.

Kegagalan mempersiapkan ujian nasional dan berdampak kegagalan pelaksanaannya dapat dijadikan pembelajaran. Fungsi dasar manajemen, controling, tidak bisa disepelekan dan harus dilakukan. Muncul pertanyaan menggelitik, kemana saja Muhammad Nuh ketika persiapan pelaksanaan ujian nasional dilakukan? Pertanyaan ini sama untuk peserta ujian yang tidak lulus ujian, ngapain saja kamu kok sampai tidak lulus ujian ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun