Saat masuk ke dalam Bank Muamalat cabang Matraman beberapa waktu yang lalu, aku langsung disambut oleh standing banner berwarna ungu khas Bank Muamalat. Disana tergambar sosok laki-laki berkacamata sambil memegang kamera, dan di banner itu tertulis "Insya Allah, Saya Setahun lagi..."
Awalnya aku tak terlalu perduli, karena aku harus segera menyetorkan tabungan rutin bulananku. Maklumlah aku sedang mencuri waktu jam masuk kantor agar bisa mampir ke bank ini. Memang jam masuk kantor agak siang, jam 09.00 WIB, dan saat aku sampai di bank waktu sudah menunjukkan jam 08.30 WIB. Sehingga aku harus bersegera, agar sampai dikantorku -di daerah Cikini- maksimal tidak lebih dari jam 10.00 WIB.
Saat aku mengambil struk penyetoran disebelahnya tertumpuk pamflet yang berwarna sama dengan banner tadi, dan akhirnya aku pun tertarik untuk mengambilnya, karena disana terdapat tulisan "naik haji sesuai rencana." Yup, naik haji, Rukun Islam kelima yang ingin sekali aku tunaikan. Namun selalu saja hanya dalam impian, karena uang yang ku punya rasanya selalu habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam sebulan.
Sambil menunggu antrian nasabah yang lain, aku pun mulai membaca pamflet tersebut. Ternyata Bank Muamalat memiliki program Tabungan Haji Arafah, dan kurasa inilah jalan untuk mewujudkan impianku untuk pergi ke tanah suci, untuk menjalankan ibadah haji. Dan aku pun yakin, pasti banyak pula kaum muslim di Indonesia yang memiliki impian yang sama denganku dan ingin mewujudkannya.
Dari pamflet tesebut dijelaskan bahwa Tabungan Haji Arafah ini sifatnya fleksibel dan bisa direncanakan, maksudnya para calon jamaah haji bisa menentukan jumlah setoran tabungan yang disesuaikan dengan kemampuan calon jamaah haji, sehingga calon jamaah haji pun bisa menentukan tahun keberangkatannya sesuai dengan jumlah setorannya tadi sampai jangka waktu 1-10 tahun. Selain itu para calon jamaah haji diperkenankan untuk mengubah jumlah setoran tabungannya, dan pastinya akan berpengaruh pula dengan rencana tahun keberangkatannya. Dan yang terpenting Bank Muamalat on-line dengan Siskohat Departemen Agama sehingga memberi kepastian untuk memperoleh quota keberangkatan haji.
Tabungan Haji Arafah ini ada dua jenis yaitu Tabungan Haji Arafah (dengan setoran awal minimal Rp 250.000) dan Tabungan Haji Arafah Plus (dengan setoran awal minimal Rp 1.500.000). Keduanya dikelola dengan konsep syariah, sehingga para calon jamaah haji pun bisa merasa tenang, karena setoran mereka terbebas dari unsur riba. Poin plus lainnya adalah bagi para calon jamaah haji yang telah memiliki saldo efektif sebesar Rp 5.000.000 akan mendapatkan asuransi jiwa sebesar Proyeksi Nilai BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji).
Jika calon jamaah haji memilih tabungan Haji Arafah plus, akan mendapat keuntungan lain yaitu berupa perolehan bagi hasil karena menggunakan akad Mudharabah, yang nantinya akan menambah jumlah tabungan hajinya. Selain itu Tabungan Haji Arafah juga memberikan jasa layanan darurat medis selama menabung dan menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Tapi jangan khawatir, bagi calon jamaah haji yang memilih Tabungan Haji Arafah juga akan mendapatkan bonus menarik, karena menggunakan akad Wadiah (titipan). Selain itu tabungan Haji Arafah ini bebas biaya administrasi.
Wow, aku pun langsung berucap "Alhamdulillah, ternyata ada program yang sangat dahsyat seperti ini." Naik haji yang selama ini kuanggap sangat sulit -terutama dari sisi biaya- ternyata bisa direncanakan dengan cara yang cukup mudah. Tadinya aku beranggapan, kalau kita ingin naik haji berarti kita harus tunggu kaya harta terlebih dulu. Entah kaya harta karena dapat warisan, dapat undian berhadiah, dapat pekerjaan yang gajinya besar, atau dari sumber lainnya yang halal pastinya, bukan dari korupsi. Karena dari pamflet itu aku pun jadi mengetahui, dengan setoran kurang dari Rp 20.000 sehari, Insya Allah kita bisa naik haji lima tahun lagi.
Pamflet itu pun ku lipat kembali, ku simpan dalam tas. Sambil berjalan menghampiri teller untuk mengambil buku tabunganku kembali, dalam hati aku berkata, "Ya Allah jika ini adalah panggilanMU, izinkanlah aku pergi ke tanah suciMU. Insya Allah aku setahun lagi ... ".
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
“Kusambut panggilan-Mu Ya Allah kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu kusambut panggilan-Mu. Sesungguh segala pujian ni’mat dan kerajaan hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.”