Mohon tunggu...
Demadi
Demadi Mohon Tunggu... -

Habis tangis, kering tawa. Jejak perjalanan. Serpihan-serpihan. Dihidangkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Anak, Mati di Monas

2 Mei 2018   00:36 Diperbarui: 4 Mei 2018   23:39 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Botol besar itu sudah pecah
Belum sempat beli lagi,
Jadinya ia kurang banyak bawa air

Jadinya anak kita,
Mati di Monas, atau di luar Monas.

Ma, tamu-tamu sudah hadir.
Mereka bawa banyak beras
Malam ini kita tahlilan.

Karena anak kita, mati di Monas
Atau di luar Monas.

Tadi Pak Ustad bilang,
Semuanya sudah takdir

Tadi Pak Ustad bilang,
Anak kita sudah di Surga

Sekarang ia bisa melihat
Rumah dan sekolahnya
Dari sana.

(Angke, Mei 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun