Setiap Manusia memiliki Mimpi
       Setiap manusia memiliki mimpi dan harapan. Begitu pula aku. Sewaktu masih di bangku Sekolah Dasar dulu, aku ingat sekali guruku pernah bertanya apa mimpiku. Disaat teman-temanku menjawab ingin menjadi polisi, guru atau dokter, dengan lantangnya aku menjawab, " Mimpi aku pengen bayarin papah naik haji, Bu''. Lalu, teman-teman malah menertawakan aku. Mungkin bagi anak SD, jawabanku aneh. Sebenarnya, saat itu aku juga tidak terlalu mengerti tentang haji. Tapi yang aku tahu pasti, papahku sangat ingin berhaji.
      Sebelumnya, aku cerita sedikit tentang papahku. Papahku seorang yang biasa, bukan kalangan orang sukses atau kaya atau seorang dengan pendidikan yang tinggi, tapi tetap seorang yang hebat bagi aku.  Papah bekerja dengan menjual beras di sebuah toko kecil pinggir jalan Kota Kembang. Papah sangat ingin berhaji, keuntungan dari hasil menjual beras yang tidak seberapa, rutin papah sisihkan untuk tabungan haji. Pernah suatu hari, ada seorang pembeli yang bekerja di agen travel haji menawarkan paket travel haji dengan diskon yang cukup besar ke papah. Papah sangat senang dan menerima tawaran dari agen tersebut. Papah menggunakan tabungan yang sudah beliau kumpulkan bertahun-tahun. Namun sayang, ternyata agen tersebut seorang penipu. Uang tabungan papah dibawa kabur. Walau tidak cerita kepadaku, tapi dari sorot matanya aku yakin papah sangat sedih dan kecewa. Bagaimana tidak, mimpinya pupus. Sejak saat itu, mimpiku muncul. Aku sangat ingin membiayai papah untuk pergi haji.
     Seiring dengan bertambahnya usia, aku sadar bahwa berhaji ternyata memiliki banyak keistimewaan. Haji dapat menjadi sarana penghapus dosa. Hal ini tercantum dalam hadist Bukhari sebagai berikut:
"Siapapun yang melakukan haji ke rumah ini (Ka'bah) dan tidak mendekati istrinya untuk hubungan seksual atau melakukan dosa (saat melakukan ibadah haji), ia akan keluar tanpa dosa seperti anak yang baru lahir (yang baru dilahirkan oleh ibunya) ."
      Selain itu, haji merupakan salah satu sarana untuk mengenal lebih dekat para Nabi dan sahabatnya.  Saat melakukan ibadah haji, kita akan mengunjungi tempat-tempat suci ketika Nabi dan para sahabat menjalankan tugas dari Allah SWT. Tak hanya itu, ternyata pahala haji mabrur adalah surga seperti yang tercantum dalam hadist sebagai berikut:
"Melaksanakan umrah adalah kafarat untuk dosa yang dilakukan (antara itu dan sebelumnya). Dan pahala haji mabrur (yang diterima oleh Allah) adalah surga." (Bukhari, Umra, 1) (Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)
      Pantas saja, ayahku dan seluruh umat muslim di dunia sangat ingin berhaji. Namun, aku sadar bahwa berhaji membutuhkan biaya yang cukup besar dan setiap tahunnya biasanya mengalami kenaikan biaya. Kenaikan biaya ini disebabkan karena bahan bakar pesawat yang juga naik harganya. Selain itu, masa tunggu haji yang lama (bahkan bisa hingga puluhan tahun) menyadarkanku bahwa sangat penting sekali untuk mempersiapkan tabungan haji sedini mungkin.
      Salah satu solusi dalam menyiapkan tabungan haji adalah Bank Danamon Syariah. Bulan Agustus 2018 lalu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk  melalui Unit Usaha Syariah telah resmi menjadi Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH). Danamon Syariah telah ditetapkan sebagai Bank Penerima yang dapat melayani pendaftaran dan pelunasan haji bekerjasama dengan Kementerian Agama dan BPKH. Menabung di Danamon Syariah sangat terpercaya dan memiliki banyak keuntungan. Salah satu keuntungannya adalah nasabah Danamon Syariah akan mendapatkan kemudahan untuk melakukan tarik tunai ATM dengan mata uang real di Arab Saudi secara gratis. Pengajuan pembukaan tabungan ini bisa dilakukan mulai usia 12 tahun. Adapun fitur dan biaya seperti yang tercantum dalam Tabel dibawah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H