Mohon tunggu...
Delza Dera Nur Hermawan
Delza Dera Nur Hermawan Mohon Tunggu... Konsultan - Personal

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Produk Nanoponix(Akuaponik Nanobubble) dalam Mewujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia

13 Desember 2018   10:29 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:10 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan total sekitar 17.508 pulau. Setiap pulau di Indonesia dipisahkan oleh perairan.  Hal ini mengakibatkan 2/3 wilayah Indonesia merupakan perairan. 

Selain merupakan negara maritim, Indonesia juga merupakan negara agraris. Hal ini dikarenakan letak wilayah Indonesia berada di lintang tropis yang memiliki curah hujan tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat.

 Sayangnya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah petani di Indonesia semakin berkurang dan diprediksi dalam lima puluh tahun ke depan tidak ada lagi petani yang tersisa di Indonesia. Guna meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap bidang pertanian dan perikanan diperlukan suatu terobosan baru di kedua bidang tersebut.

Salah satu terobosan baru di bidang pertanian dan perikanan adalah produk nanoponix (produk inovatif akuaponik nanobubbles).

Akuaponik merupakan gabungan teknologi akuakultur dengan teknologi hydroponic dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan ruang sebagai media pemeliharaan. Produk akuaponik nanobubbles merupakan produk yang menggabungkan budidaya ikan, budidaya tanaman, dan penerapan teknologi nanobubbles secara bersama-sama melalui media air. 

Generator nanobubbles yang digunakan dapat menghasilkan suatu gelembung gas. Gelembung gas tersebut dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut dengan rasio yang sangat signifikan. Produk nanoponix dirancang untuk mengoptimalkan pemanfaatan fungsi ruang dan fungsi air sebagai media pemeliharaan. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Air di kolam ikan yang mengandung kotoran ikan akan dialirkan menuju tanki filter berpusar (swirl filter). Filter ini dapat memisahkan zat padat (solid) berupak kotoran ikan agar tidak terjadi penyumbatan (clogging) pada sistem hidroponik (pipa, valve, nanobubbles aerator, dan akar tanaman). Zat padat yang berhasil dipisahkan akan diendapkan di bawah tangki filter. Namun, tidak semua zat padat dapat dipisahkan melalui proses filter ini. Sehingga, di kolom air masih terdapat zat padat kotoran ikan dengan jumlah yang sedikit.

2. Zat padat (solid) yang terendapkan di bagian bawah tanki filter, akan dibuang keluar sistem akuaponik nanobubbles melalui pipa yang dipasang di permukaan tanki filter. Zat padat yang telah keluar dari sistem tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk organik konvesional untuk perkebunan.

3. Air yang sudah melalui proses filtrasi akan dialirkan menuju zona hidroponik. Zona hidroponik menggunakan kultur Rakit Apung (RA) atau Deep Water Culture. Selain itu, zona hidroponik ini juga dilengkapi dengan nanobubbles aerator melalui selang kecil untuk meningkatkan oksigen terlarut bagi  pertumbuhan ikan.

4. Unsur hara didalam air (biasanya didominasi unsur nitrogen) akan diserap oleh tanaman melalui akarnya.

5. Seperti yang telah disebutkan di poin 1, di kolom air masih mengandung sedikit kotoran ikan. Kotoran ikan yang sedikit ini mengandung ammonia dan dapat dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami di dalam air. Selanjutnya, kandungan nitrat dan nitrit tersebut akan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun