Mohon tunggu...
DelzaASP
DelzaASP Mohon Tunggu... -

penyuka merah yang menyukai fotografi dan anime juga idol grup JKT48

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hanya Lihat Kedepan

31 Mei 2016   17:24 Diperbarui: 2 Juni 2016   02:08 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari ini adalah hari kelulusan SMP. Untuk hari ini para siswa sedang menyiapkan persiapan untuk wisuda. Terlihat Deranda, sedang mendirikan sebuah tiang.

“Hfft..” hela Deranda

“Kenapa Der?” tanya Mimi, sahabat Deranda

“Hari kelulusan ya? Kita bakalan pisah kan Mi...” keluh Deranda

“Kamu, enggak boleh sedih! Deranda yang aku tau, itu! Orangnya percaya diri” puji Mimi

“Makasih ya, Mi! Kamu janji kita tetep temenankan?” bilang Deranda

“Selamanya kamu akan jadi sahabat aku, Der!” senyum Mimi

Akhirnya, upacara widuda dimulai. Setelah selesai, ada tampilan dari anak-anak kelas 9. Deranda ingin menampilkan sesuatu untuk terakhir kali di SMP. Ia kembali mengingat kenangan di SMP ini. Karena, ia masih diurut nomor akhir, alias dia akan menampilkan perfomancenya. Ia menyempatkan diri untuk berkeliling sekolah.

Ia berjalan menuju kelas 7E, dia adalaha alumni kelas 7E.

“Kelas ini, sekarang sudah berubah menjadi 7H. Tapi, auranya masih 7E. Pertama kalinya aku ketemu Mimi. Suka duka kelas 7. Kangen sama Bu Vivi, wali kelas 7E dulu.”

Ia mulai melangkah ke arah kantin.

“Ditempat inilah, dimana aku bersesakan untuk membeli makanan. Hahahaha! Tapi, disini tempat dimana aku bisa berjalan bersama temanku. Bakalan kangen masakan bu kantin”

Dari kejuahan panggung wisuda, agak terlihat dari kantin. Ia menuju perpustakaan.

“Tempat favorit! Aku suka baca buku disini. Aku bakalan kangen sama perpus. Apalagi ninggalin jabatan jadi ketua perpus...ini berat!” tangis Deranda

Ia menuju kelas 8G dan mengingat bahwa dia dulu berbeda kelas di kelas dengan Mimi. Kembali teringat sewaktu ia pertama kali kenal dengan Bintang,Liya, dan Tri. Sekarang ia, kembali menuju musholla, tempat dimana ia mengikuti kegiatan sekolah.

Ruang guru,labolatorium, dan terakhir adalah aula. Tempat pertama kali ia kunjungi, sewaktu masuk ke sekolah ini. Pertama kalinya, ia bertemu dengan Mimi yang masih nakal. Tempat yang ia ingin kunjungi adalah gudang sekolah. Ia menuju lantai dua, dan menemukan gudang disebelah kelas 8E. Ia masuk dan melihat sebuah papan tulis kapur yang kotor dengan tulisan kapur, juga catatan proses pembuatan sebuah mesin.

Ia melihat sebuah benda yang tertutupi oleh kain putih, ketika dibuka.

“Wah, ini sepertinya mesin yang rusak, kalau keperbaiki bisa tidak ya?” bilang Deranda sambil memakai kacamata minusnya, dan melihat papan serta catatan pembuatan mesin tersebut.

Ia masih bingung, tetapi akhirnya ia mengerti bagaimana kerja mesin tersebut. Ternyata ini mesin menuju masa lalu. Ketika ia memperbaiki alat tersebut. Akhirnya ia mencoba dan ia menuju masa dimana ia masih SD kelas 5.

Duaar!

Ia benar-benar kembali menuju masa lalu. Tetapi, ia masih memakai seragam sekolahnya. Ia benar-benar melihat dirinya sewaktu kecil. Memang sewaktu kecil Deranda tipe orang yang pemalu dan pendiam. Ia sulit bergaul dengan anak lain.

“Hai, boleh aku duduk disini?” tanya Deranda besar

“Iya, boleh, kak!” jawab Deranda kecil

“eum, nama kamu siapa?” tanya Deranda besar

“Nama aku Deranda, kak! Nama kakak siapa?” tanya Deranda kecil

“Nama kita sama. Wah, asik dong! Kamu kok sendirian aja? Ayo berteman dengan mereka” ususl Deranda besar

“Aku malu kak. Kalau mereka tak mau berteman denganku bagaimana? Aku juga tak mau kalau dipermalukan” jawabnya

“Usaha keras takkan mengkhianati. Dicoba dulu, ayo aku temani untuk berkenalan.” Jawab Deranda besar

Mereka berdua, menuju tempat anak perempuan biasanya berkumpul.

“Hai, adik-adik. Kalian mau punya temen gak?” tanya Deranda besar pada anak-anak itu

“Mau, dong! Kita ramah kok. Gak milih-milih temen” jawab salah satu anak

“Ini, ada yang mau kenalan!”

Lalu, Deranda memperlihatkan dirinya setelah bersembunyi dibalik tubuh Deranda besar.

“Lho, Deranda?! Ternyata kamu!” teriak salah satu anak

“Lho, kalian saling kenal?” heran Deranda besar

“Iya, teman sekelas kami. Dia pintar, tapi pendiam sekali!”

“Nah, sekarang dia gak bakalan pendiam. Asalkan kalian mau berteman dengannya! Kalau kalian sudah kenal deket pasti kalian bakalan ketawa terus, deh!” senyum Deranda besar

Deranda kecil kaget, mengetahui kalau Deranda besar tahu tentangnya. Tapi, untunglah ia abaikan.

“Salken, Der! Mau ikut ke toko aksesoris gak?” tanya Mita, teman sekelasnya

“Mau!, kak aku jalan bareng mereka dulu ya, nanti aku balik lagi” pamit Deranda kecil

“Wah, kalung yang kalian pakai sama, ya! Liontin hati dengan permata hijau ditengahnya” bilang Fira, teman sekelasnya

“Wah, iay! Aku baru nyadar! Kita kok bisa mirip ya? Padahal aku beli kalung ini, memang cuman ada 1 “ bingung Deranda kecil

“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Sana berteman-lah”

Ketika Deranda kecil pergi, Deranda besar kembali ke tempat tahun dimana ia kana lulus kelas 9.

Tetapi, disaat Deranda kecil ingin mengucapkan terimakasih, Deranda besar sudah pergi menghilang. Tapi, ia senang karena sudah memeiliki teman. “ Makasih, kak Deranda” senyum Deranda kecil “Mulai, sekarang aku akan jadi percaya diri dan mau bergaul sama teman-teman yang lain!” lanjutnya

Akhirnya Deranda kembali dimana masa ia akan lulus.

“Fyuuh, untunglah!” helanya

Ia menuju tempat panggung, dan sekarang gilirannya. Ia akan menyanyikan lagu AKB48 yang berjudul Meshika Mukanee versi indonesia. Ia menuju ruang ganti dan mengganti bajunya. Bajunya sangat lucu. Baju terusan dengan rok mekar diatas lutut, berwarna hitam kelap-kelip dengan motif geometris berwarna hijau yang juga kelap kelip. Ia juga mengikat rambutnya yang panjang dengan gaya ponytail. Lalu, ia berikan jepit besar, bagian tambahannya.

Ia naik ke panggung, dan banyak anak yang heran dengan sosok Deranda. Deranda yang biasanya cupu, pendiam,pemalu. Bisa berubah menjadi Deranda yang percaya diri, keren, cantik.

“Jangan kaget, minna! Lagu ini mencerminkan kita yang akan menuju jenjang selanjutnya. Jadi didengar dan nikmati” bilang Deranda

Mimi yang melihat juga tercengang dan melotot, tidak disangka sahabatnya jadi benar-benar percaya diri dan berkilau diatas panggung bak idola yang sedang menyapa penggemarnya.

Lalu musik sudah berbunyi dan ia menyanyi.

Hanya lihat ke depan

Karna jika menoleh

Air mata ini akan terlihat

Memandang jauh kedepan

Dan membulatkan tekad

Ayo melangkah kesana…

Bertemu denganmu

Dan selalu bersama

Masa remaja kita yang penuh kenakalan

Kita tahu bahwa

Hal yang teramat penting

Tuk kehidupan ini, berada di masa depan

Walaupun sekarang menyenangkan

Tapi akan berlanjut selamanya

Jalan teruslah kuat

Hanya lihat kedepan

Tuk terakhir kalinya

Biarkan ku tampil dengan keren

Walau aku masih takut

Karna tempat yang baru

Tidak ada kata mundur

Jika berpaling ke jalan di belakang

Hanya ada angin yang bertiup

WOW (WOW) YES!

WOW WOW WOW WOW

Hanya lihat kedepan

Tuk terakhir kalinya

Biarkan ku tampil dengan keren

Walau aku masih takut

Pada tempat yang baru

Tidak ada kata mundur

Jika berpaling ke jalan di belakang

Hanya ada angin yang bertiup

WOW (WOW) YES!

WOW WOW WOW WOW

Setelah selesai, mereka kembali merapikan panggung.

“Kamu kok bisa hebat, sih?” bingung Mimi “Emang kamu dari mana aja? Aku cariin enggak ketemu”

“Yah, mungkin karena suatu masa lalu yang aku ingat” senyum Deranda “Walaupun kita melangkah di jalur yang berbeda, langit yang luas menghubungkan kita”

“Iya, tumben jadi bijak”

“Itu salah satu lirik lagunya. Cuman aku pake shorts ver.” Jawab Deranda

“Owh, keren juga!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun