Mohon tunggu...
Kelompok 17
Kelompok 17 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa kkn unusa

create some new articles

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penderita Skizofrenia Paranoid di Desa Mojowuku, Gresik

1 Agustus 2022   12:06 Diperbarui: 1 Agustus 2022   17:29 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan mental yang sering dijumpai di Indonesia. Skizofrenia ditandai dengan karakteristik utama 4A, yaitu asosiasi, afek, ambivalensi, dan autisme. Skizofrenia terbagi atas beberapa jenis, salah satunya skizofrenia paranoid dengan ciri khas utama halusinasi auditori dan waham yang menimbulkan kegelisahan dan ketakutan. 

Assesmen teknik observasi, dan anamnesis melalui mahasiswa yg dibantu oleh pihak PONKESDES. Prevalensi penderita skizofrenia dengan berbagai jenisnya pada tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 0,46% (Dekes, 2007). Pada prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia sebesar 0,46% atau 1.030.400 jiwa dari penduduk 224 juta pada tahun 2009. 

Data di atas menunjukkan bahwa angka morbiditas gangguan jiwa skizofrenia di Indonesia menunjukkan penyebab yang sama dengan morbiditas dunia dimana depresi menjadi salah satu penyebab yang harus diwaspadai sebagai pemicu awal terjadinya skizofrenia.

Faktor penyebab munculnya skizofrenia dalam partisipan adalah pola asuh, coping skill dan inferioritas. Faktor internal penyebab relapse antara lain, ketidakpatuhan minum obat, maladaptive coping style, age; faktor eksternal penyebab relapse antara lain kurangnya dukungan sosial dan jarak tempat tinggal dan rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya peran kepatuhan minum obat, dukungan sosial kemampuan coping dalam penanganan pasien skizofrenia paranoid.

Masalah skizofrenia paranoid ini perlu diteliti karna termasuk masalah serius. Saat ini kesehatan mental telah menjadi salah satu isu yang wajib ditangani, hanya saja masyarakat Indonesia masih sering mengesampingkan pentingnya kesehatan mental. Salah satu gangguan mental yang sering dijumpai adalah gangguan skizofrenia.

Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental dengan karakteristik kekacauan pada pola berpikir, proses persepsi, afeksi dan perilaku sosial (Kopelowicz et all., 2003).menambahkan skizofrenia dapat dikenali berdasarkan 4 ciri gejala utama/4A: (1) Asosiasi, yaitu hubungan antara pikiranpikiran menjadi terganggu atau biasa disebut dengan gangguan pikiran dan asosiasi longgar; (2) Afek, yaitu respon emosional menjadi datar atau tidak sesuai; (3) Ambivalensi, yaitu individu memiliki perasaan ambivalen terhadap orang lain seperti benci sekaligus cinta terhadap pasangan; (4) Autisme, yaitu penarikan diri ke dunia fantasi pribadi yang tidak terikat oleh prinsip-prinsip logika. (Nevid, 2012) 

Metode

Metode yang kami lakukan adalah observasi. Selain itu kami juga melakukan anamnesis melalui mahasiswa yg dibantu oleh pihak PONKESDES. Lokasi observasi pasien ODGJ di Desa Mojowuku, Kecamatan Kedamean, Gresik. Dan untuk waktu observasi tanggal 25 Juli 2022.  

Hasil

Nama dan umur : Budi-28 tahun (Nama samaran)

Gangguan:
1. Komunikasi: verbal, relevan, dan lancar
2. Kesadaran: menyempit
3. Proses berfikir: a. Bentuk: non realistis,  b. Alur: logorrhea (banyak bicara) dan asosiasi longgar, c. Isi: waham (kebesaran)
4. Persepsi: halusinasi
5. Kemauan: memadai
6. Psikomotor: agitasi (cemas)
Gejala lain: bingung, halusinasi (di atas pohon ada putih-putih), samar, mempunyai waham kebesaran, beberapa tidak  mengganggu aktivitas, tidak pernah ada keinginan bunuh diri, dan minum obat teratur.

Munculnya gangguan skizofrenia paranoid yang dialami pria tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, terkait dengan masa remaja Budi. Ketika Budi masih menempuh pendidikan di pondok, beliau sering tidak tidur ketika malam hari karena sedang mengamalkan ilmu yang dianutnya, sehingga membuat beliau beberapa kali melihat bayangan putih besar, dan samar di atas pohon. 

Faktor kedua, terkait dengan hubungan sosial beliau dengan masyarakat. Beliau sering dikucilkan karena tingkah lakunya yang tidak pada umumnya. Faktor ketiga adalah ketidakmampuan Budi dalam membedakan mana yang benar dan yang salah, sehingga menyebabkan beliau selalu merasa bingung. 

Kesimpulan 

Faktor penyebab munculnya skizofrenia dalam partisipan adalah pola asuh, coping skill dan inferioritas. Faktor internal penyebab relapse antara lain, ketidakpatuhan minum obat, maladaptive coping style, age; faktor eksternal penyebab relapse antara lain kurangnya dukungan sosial dan jarak tempat tinggal dan rumah sakit. 

Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya peran kepatuhan minum obat, dukungan sosial kemampuan coping dalam penanganan pasien skizofrenia paranoid. 

Munculnya gangguan skizofrenia paranoid yang dialami Budi disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, terkait dengan masa remaja Budi. Ketika Budi masih menempuh pendidikan di pondok, beliau sering tidak tidur ketika malam hari karena sedang mengamalkan ilmu yang dianutnya, sehingga membuat beliau beberapa kali melihat bayangan putih besar, dan samar di atas pohon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun