Mohon tunggu...
Delvia Hana
Delvia Hana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nature

Selanjutnya

Tutup

Trip

Membuka Jendela Budaya Singapura dan Malaysia melalui Program Educompreneur 2025

2 Februari 2025   01:34 Diperbarui: 3 Februari 2025   10:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto saat city tour Singapore

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya mengadakan Educompreneur 2025 di luar negeri yakni Singapura dan Malaysia. Educompreneur merupakan program yang dilakukan setiap tahunnya pada semester lima oleh Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Serang Raya. Program ini bertujuan untuk membentuk pribadi mahasiswa dan mahasiswi menjadi enterpreneur komunikasi yang mampu menghadapi tantangan di Era 5.0. 

Di tahun ini, program Educompreneur pertama kali bertujuan ke luar negeri karena di era globalisasi kini kita harus mampu bersaing dikancah internasional.

Lokasi yang dituju Educom (educompreneur) 2025 yakni Singapura dan Malaysia. Kedua negara tersebut sangat memungkinkan sebagai langkah awal memperluas wawasan dan kerja sama internasional. Di Singapura kami melakukan city tour dan saya banyak belajar hal baru serta mendapatkan wawasan yang sebelumnya tidak diketahui. Contoh kecilnya belajar memahami cara berkomunikasi dengan penduduk Singapura yang menggunakan bahasa Singlish.

Dikutip dari National Library Board Singapore. Singlish adalah bentuk bahasa Inggris informal dan sehari-hari yang digunakan di Singapura. Para ahli bahasa menyebutnya sebagai Bahasa Inggris sehari-hari Singapura atau Bahasa Inggris Singapura. Penggunaan Singlish telah menjadi bahan perdebatan sejak tahun 1970-an, saat pertama kali menjadi fenomena yang dapat diamati. Pemerintah secara aktif melarang penggunaan Singlish di kalangan penduduk, dengan alasan perlunya warga Singapura untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan populasi penutur bahasa Inggris yang lebih luas di dunia. 

Foto di UiTM
Foto di UiTM

Ketika di Malaysia kami mengunjungi beberapa tempat wisata dan juga kampus-kampus, yakni Universiti Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam dan Universiti Teknologi Petronas (UTP). Disana saya menemukan perbedaan di penamaan pada setiap orang, khususnya dalam masyarakat muslim Melayu yang memiliki keunikan tersendiri. Nama seorang muslim yang digunakan sering kali memiliki unsur Islami yang kuat. Seperti nama terakhir terdapat "bin (putra dari)" dan sebaliknya. 

Dikutip dari learn.sayari.com kontruksi ini mirip dengan nasab yang sering digunakan oleh orang-orang di Timur Tengah. Meskipun sebagian besar orang dengan nama Melayu tidak mencantumkan nama keluarga dalam catatan publik, beberapa orang melakukannya.

Bagi laki-laki, nama pemberian dan patronim sering dipisahkan dengan kata bin, yang berasal dari kata bahasa Arab yang berarti “putra dari.” Bagi perempuan, nama pemberian dan patronim sering dipisahkan dengan kata binti , yang berarti “putri dari.” Binti terkadang dieja binte dan terkadang disingkat menjadi “bte.”

Alih-alih bin dan binti , beberapa orang akan menggunakan istilah Melayu untuk “anak lelaki ” dan “anak perempuan ”. Istilah-istilah ini terkadang disingkat menjadi “A/L” dan “A/P” dalam catatan publik.

Pengaruh islami bahasa Arab di negara Malaysia sangat kuat sebagai negara yang memiliki populasi muslim yang signifikan. Dipadukan dengan budaya lokal dengan unsur nama Melayu, menjadikan perpaduan islam dan budaya lokal yang mampu dilestarikan.  

Hampir di setiap kota besar, penduduk Malaysia menggunakan bahasa Melayu dicampur dengan bahasa Inggris. Budaya tersebut dapat dipengaruhi oleh media dan hiburan yang sangat populer dikalangan generasi muda Malaysia. 

Dikutip dari Wikipedia, bahasa rojak adalah suatu jenis tata bahasa di berbagai negara (khususnya di Malaysia dan Singapura) yang mencampurkan berbagai bahasa dalam satu kalimat atau percakapan, seperti halnya dengan bahasa pijin, Manglish/Inggris Malaysia dan Singlish/Inggris Singapura. Namun, bahasa dasarnya tetap saja merupakan bahasa ibu dari negara bersangkutan. Hal tersebut sangat relate dengan konteks komunikasi antar budaya. 

Perbandingan antara Singapura dan Malaysia dibandingkan dengan Indonesia 

1. Pendidikan

Pendidikan di Singapura sangat maju. Dikutip dari Sindonews.com, singapura adalah salah satu negara yang memiliki kualitas pendidikan terbaik di dunia. Kualitasnya dapat dilihat dari hasil survei Programme for International Student Assessment atau PISA. Kualitas pendidikan Indonesia vs Singapura bisa dibilang kalah jauh. 

Dikutip dari kompas.com, malaysia juga memiliki sistem pendidikan terbaik. Selain fokus pada sistem pengembangan individu, sistem pendidikan di Malaysia juga dapat diakses dengan mudah dan ramah oleh masyarakat dari berbagai kalangan sosial dan ekonomi yang beragam.

2. Wisata 

Singapura dapat menjadi tempat wisata yang tidak kalah menarik, seperti destinasi wisata sejarah dan arsitektur kota wisata yang modern. Singapura mampu berinovasi dan berorientasi pada perdagangan, pembangunan itu juga didasari oleh sumber daya manusia yang maju. 

Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang berlimpah menjadikan wisata budaya dan pedesaan yang alami mampu menarik wisatawan jika ingin berada di alam yang masih natural. 

Malaysia juga memiliki keunikan wisata alam dan budaya, serta kota yang mampu menarik wisatawan asing. 

3. Budaya

Indonesia memiliki budaya lokal yang sangat beragam dari berbagai suku, ras, dan bahasa daerah. Budaya lokal Malaysia masih melekat, namun Malaysia sudah mulai modern. Dan Singapura sebagai negara maju, budaya global yang sangat mendominasi negara tersebut. 

Program Educompreneur mampu menjadikan pengalaman tentang hal baru untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat membangun relasi internasional. Terutama untuk seorang mahasiswa yang pertama kali  melakukan kegiatan internasional, karena edukasi menyangkut aspek inovasi, budaya, dan pembangunan. Tidak ada salahnya untuk coba datang ke negara Singapura dan negara Malaysia. Karena kedua negara tersebut sudah cukup untuk menambah pengalaman edukasi Anda. Rekomendasi dari saya untuk di negara Singapura dapat mengambil wawasan dari akademik nya yang sudah sangat maju dan untuk negara Malaysia mampu mengambil sebagai pemahaman budaya yang sangat beragam pada negara tersebut sehingga pengalaman multikultural akan banyak didapatkan ketika Anda sedang berada di Malaysia. 

Sumber:

https://learn.sayari.com/understanding-naming-conventions-on-the-malay-peninsula/

https://ariefpokto.com/2022/05/24/permasalahan-common-name-random-check-di-imigrasi-singapura/

https://www.nlb.gov.sg/main/article-detail?cmsuuid=5d5de338-98c5-4a97-9b51-727e807d6507#:~:text=Singlish%20is%20an%20informal%2C%20colloquial,first%20became%20an%20observable%20phenomenon

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_rujak

https://edukasi.sindonews.com/read/1140381/212/perbandingan-sistem-pendidikan-nasional-vs-singapura-indonesia-tertinggal-jauh-1688008008#goog_rewarded

https://www.kompas.com/edu/read/2024/05/17/164844471/ini-5-negara-dengan-sistem-pendidikan-terbaik-di-asia-tenggara#google_vignette

https://sleek.com/sg/resources/where-register-business-singapore-vs-indonesia/ 

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20250117120500-269-1188276/bali-raih-penghargaan-destinasi-wisata-budaya-terbaik-di-dunia

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20250105115057-269-1183872/malaysia-masuk-daftar-25-destinasi-wajib-dikunjungi-2025-indonesia

https://www.freemalaysiatoday.com/category/nation/2024/10/09/utp-breaks-into-top-250-in-world-university-rankings/



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun