Luasnya Benua Afrika menyebabkan kondisi masyarakatnya sangat beragam menyimpan begitu banyak misteri dan kearifan lokal. Di region Barat Afrika, tepatnya di perbatasan Republik Mali dan Burkina Faso, bagian Selatan Gurun Sahara, terdapat suatu suku primitif dan misterius yang dikenal sebagai Suku Dogon. Jumlah populasinya diperkirakan berada pada angka 400 hingga 800 ribu jiwa. Umumnya mereka bermata pencaharian sebagai petani, pengrajin kayu, dan pengelola besi.Â
Suku Dogon disebut sebagai suku primitif karena menolak adanya perkembangan teknologi dan terisolasi dari perkembangan dunia luar, sebab mereka mempertahankan tradisi nenek moyangnya agar tetap lestari. Sedangkan disebut sebagai suku yang misterius dikarenakan mereka memiliki pengetahuan yang maju di bidang astronomi, padahal mereka tidak memiliki warisan literatur yang dapat diakses oleh generasi berikutnya.Â
Sepuluh abad yang lalu, perkembangan Islam di Afrika membuat Suku Dogon meminggirkan kelompoknya dengan memindahkan pemukimannya ke tebing curam Bandiagara di sekitar gunung Homburi dekat Timbuktu agar tidak terpengaruh oleh perkembangan Islam.
Suku Dogon percaya bahwa mereka adalah keturunan orang Mesir, sebab mereka memiliki pengetahuan astronomi yang telah diungkap sejak tahun 3.200 SM. Mereka mempercayai satu Tuhan, yakni Amma. Entitas bernama Amma dianggap sebagai pencipta, dan Ia menjadi pusat dari segala macam perayaan agama. Dari segi kebudayaan, Suku Dogon memiliki ciri khas penggunaan topeng dan motif ukiran yang memiliki makna spiritual. Dahulu, topeng yang digunakan Suku Dogon berfungsi sebagai alat penyamaran diri dari musuh, kini lebih dari itu,Â
Penelitian GriauleÂ
Seorang Antropolog asal Perancis, Marcel Griaule mendatangi Suku Dogon secara langsung untuk meneliti dari dekat kebudayaan mereka. Griaule bahkan meneliti mereka selama 19 tahun dan hidup di tengah-tengah mereka. Pengabdian Griaule berbuah manis, Ia didatangi oleh tetua adat Suku Dogon dan diberi tahu rahasia pengetahuan kosmologi yang mereka miliki. Penelitian Griaule berhasil dalam mengeksplor Suku Dogon menyita perhatian dunia.Â
Penemuan Griaule mengisahkan bahwa Suku Dogon tidak memiliki pengetahuan tertulis, bahkan mereka buta aksara. Pengetahuan yang mereka miliki disebar hanya secara lisan, tidak ada manuskrip kuno yang diwariskan. Mereka mampu untuk menceritakan kondisi tata surya dengan lancar. Bahkan mereka memiliki pengetahuan tentang kondisi permukaan bulan yang kering dan tandus. Bentuk visual Planet Saturnus yang memiliki cincin, dan Planet Jupiter yang memiliki empat satelit.Â
Penelitian Griule menggemparkan dunia dengan adanya eksplorasi Suku Dogon, dan karyanya diberi judul A Sudanese Sirius System yang diterbitkan pada tahun 1950. Enam tahun setelahnya buku hasil penelitian Griule diterbitkan dengan judul The Pale Fox. Griule meninggal enam tahun setelah karyanya terbit, dan mendapat upacara penghormatan dari Suku Dogon.Â
Pengetahuan Kosmologi Suku Dogon
Pengetahuan Suku Dogon tentang kosmologi sangat maju. Mereka memiliki peradaban yang jauh dari dunia modern, akan tetapi mereka mengetahui konsep tata surya. Mereka mengetahui galaksi di mana kita hidup bernama Galaksi Bima Sakti dan berbentuk spiral. Mereka mengetahui Matahari sebagai pusat tata surya yang memiliki orbit yang didalamnya berbaris rapi planet-planet. Terlebih, Suku Dogon memiliki pengetahuan khusus mengenai Bintang Sirius ada dua yang bahkan dunia modern baru menemukan ribuan tahun setelahnya.Â
Suku Dogon memiliki penghormatan khusus terhadap Bintang Sirius. Mereka telah mengetahui bintang sirius merupakan bintang edangkan Bintang Sirius B dinamai Po Tolo atau juga dikenal sebagai Digitaria. Mereka mempeyang kembar, bukan hanya satu. Bintang Sirius yang paling terang dinamai Sigi Tolo oleh Suku Dogon, srcayai Bintang Sirius merupakan benda paling berat di alam semesta. Bintang Sirius B mengorbit Sirius A setiap 50 tahun.Â
Suku Dogon percaya adanya alam semesta muncul bersamaan dengan datangnya kapal dewa dengan kemunculan guntur dan api. Mereka percaya bahwa kapal tersebut memuat Nommo yang merupakan dewa mereka. Nommo merupakan dewa yang berwujud setengah ikan yang dapat hidup di darat maupun di air. Dewa ini lah yang dianggap sebagai pendiri peradaban Suku Dogon dan mewariskan peradaban kosmologi dan konsep surga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H