Mikhael kembali terpana mendengar kisah dari Tuhan. Pikirannya berputar sekencang mungkin untuk meresapi setiap makna yang disampaikanNya. Tiba-tiba, matanya terasa perih. Tanpa sadar, Mikhael lupa mengedipkan matanya sama sekali, begitu terpusatnya perhatiannya pada pikirannya saat itu. Dia menutup matanya sejenak, membiarkan kedua kelopak matanya melakukan tugasnya membasuh dan melembabkan bola matanya, sambil mengalirkan kembali gejolak hatinya yang sempat bergolak tadi. Setelah rasa perih itu berangsur melarut, Mikhael kembali membuka matanya. Bulu kuduknya kembali menegang, dan telapak tangannya kembali meremas pangkal pedang apinya. Mikhael terperanjat pada apa yang dilihatnya.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H