Mohon tunggu...
Delpiyanita Br Karo
Delpiyanita Br Karo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Adminisrasi Pendidikan FKIP UNJA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

be Number One

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Beda Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka? Bagaimana Sekolah Dasar Bisa Implementasi Kurikulum Merdeka?

8 Maret 2022   08:11 Diperbarui: 8 Maret 2022   08:19 87310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 2 Tahun dan memiliki dampak negatif memperburuk krisis dan semakin memperjelas kesenjangan yang terjadi di Indonesia. Banyak anak-anak Indonesia yang mengalami ketertinggalan pembelajaran (Learning Loss) sehingga mereka esulitan untu mencapai kompetensi dasar sebagai peserta didik. Sebagaimana diketahui bahwa sebelum pandemi menyerang pun pendidikan di Indonesia telah mengalami krisis dan kesenjangan pembelajaran. Beragam faktor dan banyak hal lain yang ikut berkontriusi menjadi penyebab masalah tersebut. Hal tersebut dibuktikan oleh berbagai studi nasional maupun internasional.

Dilansir dari laman https//:kurikulum.kemdikbud.go.id. Pada kondisi khusus Pandemi Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan keputuan Menteri Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dala kondisi khusus dapat tetap mengacu kepada kurikulum 2013, mengacu kepada Kurikulum Darurat yanitu Kurikulum 2013 yang diederhanakan oleh Pemerintah, atau melakukan penyederhanaan kurikulum 2013 secara mandiri. Dalam keputusan Menteri tersebut  Kurikulum Darurat disebut sebagai Kurikulum pada kondisi Khusus.

Dalam Kemendikbud Ristek 2021 menjelaskan berdasarkan implementasinya, diperoleh fakta bahwa siswa pengguna Kurikulum Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio-ekonominya. Survei yang dilakukan pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota dari 8 provinsi selama kurun waktu bulan April-Mei 2021 menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. Selisih skor literasi dan numerasinya setara dengan 4 bulan pembelajaran. Pada skor numerasi, siswa pengguna Kurikulum 2013 memperoleh skor 482 dibanding siswa pengguna kurikulum darurat dengan skor 517. Sementara skor literasi siswa pengguna Kurikulum 2013 memperoleh skor 532 dibanding siswa pengguna kurikulum darurat dengan skor 570.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek Pada tahun 2022, Kemendikbudristek menginisiasi opsi kebijakan kurikulum sebagai bagian dari upaya memitigasi learning loss dan sebagai bentuk pemulihan pembelajaran. Sebagaimana tertuang dalam Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran. Kemendikbudristek memberikan tiga opsi kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan Kurikulum berdasarkan Standar Nasional Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan konteks masing-masing satuan pendidikan. Tiga opsi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh
  • Menggunakan Kurikulum Darurat
  • Menggunakan Kurikulum Merdeka

Terdapat beberapa poin yang menjadi perbandingan kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dalam Sekolah Dasar (SD/SDLB/MI) sebagai berikut:

  • Kerangka Dasar

Landasan utama pada kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional pendidikan. Sedangkan Kurikulum Merdeka ditambah dengan menekankan  mengembangkan Profil Pelajar pancasila pada peserta didik.

  • Kompetensi yang Dituju

Pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) serta Kompetensi Inti (KI) sebagai penilaian yaitu : sikap spiritual, sikap sosial, Pengetahuan dan keterampilan. KD dinyatakan dalam bentuk oin-poin yang akan dikoordinasikan pertahun serta hanya terdapat mata pelajaran Pendidikan, Budi Pekerti dan Pendidikan Pncasila dan Kewarganegaraan. Sedangkan Kurikulum Merdeka capaian pembelajaran disusun per fase dan dinyatakan dalam bentuk paragraph yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.

  • Struktur Kurikulum

Pada kurikulum 2013 jam pelajaran (JP) diatur per minggu satuan mengatur alokasi watu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setipa semester sehingga setiap semester peserta didik akan mendapat nilai hasil belajar setiap semester. Sedangkan Kurikulum Merdeka strukturnya dibagi menjadi dua keguatan pembelajaran utama yaitu: 1. Pembelajran reguler atau rutin yang meruakankegiatan intrakulikuler. 2. Projek penguatan profil pelajar pancasila.

  • Pembelajaran

Kurikulum 2013 mwlKUKn pendekatan pembelajaran menggunakan satu pendekatan yatu pendekatan  saintifik untuk semua mataa pelajaran. Sedangkan Kurikulum Merdeka menguatkan pebelajaran terdiferensasi sesuai tahap capaian peserta didik.

  • Penilaian

Pada Kurikulum 2013 penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangan Kurikulum Merdeka tidak ada pemisahan antara panilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

  • Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah

Kurikulum 2013 menggunakan buku teks dan buku non-teks. Sedangkan Kurikulum Merdeka Buku teks dan Buku Non-teks.

  • Perangkat Kurikulum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun