Pengalaman proses belajar literasi
Proses belajar literasi saya mengalami perubahan minat yang berbeda-beda di setiap jenjangnya.
Pengalaman saya belajar literasi dimulai dari keluarga, terutama ibu yang mengenalkan alfabet dengan poster dan mengajarkan huruf kecil, cara menulis nama, hingga membaca huruf mati dan gabungan.
Saat memasuki sekolah dasar, kemampuan literasi saya berkembang dengan metode belajar yang terstruktur, seperti mengeja, menyimak bacaan, menjawab pertanyaan, merangkum, dan menulis pengalaman. Ketika di sekolah dasar saya senang sekali bermain tebak-tebakan nama buah dan hewan, saya juga mulai sering mengunjungi perpustakaan yang terletak di balai desa karena pada saat itu di sekolah dasar saya tidak terdapat perpustakaan. Pada saat berada di sekolah dasar saya suka membaca buku bergambar.
Selanjutnya ketika saya SMP minat saya beralih yaitu menyukai buku yang berisi tanaman-tanaman herbal sampai saya meminjam dari perpustakaan sebab pada saat itu saya berpikir bahwa remaja yang mengalami perkembangan membutuhkan untuk mengonsumsi tanaman herbal.
Ketika di SMA saya mulai memanfaatkan platform digital wattpad untuk membaca cerita fiksi percintaan. Pada saat SMA saya juga sudah mulai tertarik dalam menulis poin-poin penting dari pengetahuan yang sedang saya pelajari untuk memudahkan saya mengingat. Dan ketika SMA juga cara belajar saya  berubah, ketika hendak ulangan atau ujian pasti saya akan membaca materi dan mencatat poin-poin pentingnya. Setelah mencatat poin-poin penting saya akan mencoba untuk mengingat dan memahami dimana ditahap akhir saya akan mencoba mengerjakan soal tanpa melihat catatan. Dengan metode belajar tersebut saya mengalami proses pembelajaran literasi membaca, menulis, mengingat dan memahami sehingga mmpu mengembangkan pengetahuan saya dengan optimal.
Ketika menempuh S-1 minat saya berubah lagi, saya lebih menyukai buku bergenre kehidupan seperti filosofi teras. Selain itu, saya juga sering menulis quotes kehidupan yang saya jadikan arsip pribadi. Di dunia perkuliahan saya juga mlai menyukai menulis ilmiah jika terdapat tugas terkait dengan esai, laporan penelitan, karya ilmiah saya menyusunnya dengan antusias. Saya merasa proses menulis ilmiah memberikan ruang untuk mengeksplorasi ide, menuangkan pemikiran secara sistematis, dan melatih kemampuan berpikir kritis. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis saya, tetapi juga membentuk cara berpikir yang lebih analitis dan terstruktur, yang sangat berguna dalam dunia akademik dan kehidupan sehari-hari.
Pengalaman penerapan literasi
Pada saat mengikuti program kampus mengajar saya membuat program kerja untuk meningkatkan literasi peserta didik dengan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Dalam penerapannya saya memilihkan buku terlebih dahulu dari perpustakaan yang disesuaikan dengan tingkat kognitif peserta didik. Ketika jam pembelajaran sudah masuk, terdapat satu peserta didik untuk perwakilan mengambil buku di perpustakaan yang sudah dipersiapkan, kemudian peserta didik tersebut membawanya ke kelas dan teman-temannya memilih sesuai dengan minat mereka. Dengan penerapan program tersebut, peserta didik memiliki kesadaran membaca tanpa di suruh. Selain itu, saya juga membuat program lingkungan kaya literasi dengan menempelkan poster-poster edukatif dilingkungan sekolah dan tentunya membuatkan mading untuk sarana menambah pengetahuan umum peserta didik seperti kepahlawanan, dll.
Wawasan yang telah di pelajari
Wawasan yang saya pelajari memberikan pemahaman baru tentang arti literasi yang sebenarnya. Saya menyadari bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup keterampilan untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi yang telah diperoleh. Literasi juga melibatkan kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi dengan baik. Melalui pendidikan profesi guru yang saya tempuh, saya mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana menjadi guru yang literat. Saya belajar merancang program pembelajaran yang menyenangkan dengan berpedoman pada prinsip 5T+1A (Teliti, Terstruktur, Tertib, Tanggung Jawab, Terbuka, dan Adaptif), serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya akan literasi. Hal ini membuka peluang untuk mendukung pengembangan literasi peserta didik agar lebih kritis, kreatif. Dari wawasan yang telah saya pelajari, saya semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan diri. Saya ingin memperdalam pemahaman saya tentang strategi pembelajaran yang inovatif, serta meningkatkan kompetensi dalam merancang dan melaksanakan program-program literasi yang efektif. Dengan begitu, saya berharap dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan mampu membangun budaya literasi yang kuat di kalangan peserta didik. Visi saya adalah menjadi seorang pendidik yang mampu menginspirasi siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.