Apa itu Komunikasi?
Secara terminologis, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau informasi dari satu orang kepada orang lain, yang berarti komunikasi melibatkan interaksi antar manusia. Proses ini bertujuan, salah satunya, untuk mempengaruhi pengetahuan atau perilaku individu yang menerima pesan tersebut. Proses komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian pikiran atau perasaan dari seorang komunikator kepada komunikan. Kadang-kadang, seseorang menyampaikan pemikirannya tanpa menunjukkan perasaan, atau sebaliknya, hanya mengekspresikan perasaan tanpa pemikiran. Ada kalanya pula, seseorang menyampaikan pikiran disertai perasaan, baik secara sadar maupun tidak (Effendy, 1999). Komunikasi akan berhasil jika pikiran disampaikan dengan perasaan yang terkendali. Sebaliknya, jika emosi tidak terkontrol saat menyampaikan pikiran, komunikasi bisa gagal.
Apa itu Komunikasi Interpersonal?
Komunikasi interpersonal adalah proses di mana dua orang atau lebih saling bertukar informasi, pesan, atau perasaan secara langsung. Biasanya, komunikasi ini berlangsung dalam situasi tatap muka, meskipun bisa juga dilakukan melalui media seperti telepon atau video call. Esensinya, komunikasi interpersonal melibatkan hubungan yang lebih personal dan mendalam dibandingkan dengan jenis komunikasi lain, seperti komunikasi publik atau massa. Proses komunikasi ini bersifat dua arah, di mana setiap individu secara bergantian menjadi pengirim dan penerima pesan. Tidak hanya berbasis pada kata-kata yang diucapkan, komunikasi interpersonal juga melibatkan elemen nonverbal, seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, nada bicara, dan kontak mata, yang semuanya berfungsi untuk memperkuat penyampaian pesan.
Pentingnya Penggunaan Bahasa Tubuh dalam Komunikasi
Bahasa tubuh merupakan aspek nonverbal yang memegang peran krusial dalam komunikasi interpersonal. Elemen ini meliputi ekspresi wajah, gerakan tangan, postur tubuh, kontak mata, serta cara seseorang bergerak atau berdiri. Bahasa tubuh sering disebut sebagai "bahasa tanpa kata" karena mampu menyampaikan pesan dengan lebih kuat daripada yang disampaikan secara verbal. Sebagai manusia, kita sering menggunakan komunikasi nonverbal, seperti bahasa tubuh, untuk membantu orang lain memahami perasaan kita. Misalnya, seseorang yang sedang jatuh cinta mungkin menulis surat untuk mengungkapkan kerinduannya, namun sulit menemukan kata-kata yang tepat, meskipun perasaan tersebut bisa lebih mudah diungkapkan melalui isyarat nonverbal. Menurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat disampaikan melalui kata-kata, 38% melalui nada suara, dan 55% melalui ekspresi wajah, seperti senyum atau kontak mata (dalam Rakhmat, 2005).
Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Jenis komunikasi ini paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena komunikasi nonverbal dianggap lebih jujur dan cenderung menyampaikan sesuatu secara langsung atau spontan. Komunikasi nonverbal merupakan elemen penting dalam interaksi, karena dapat menyampaikan perasaan antara komunikator dan komunikan dengan mudah. Melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, nada suara, dan lain-lain, seseorang dapat mengekspresikan berbagai emosi seperti bahagia, sedih, marah, gelisah, dan lainnya.
Komunikasi nonverbal berfungsi untuk memastikan bahwa makna dari pesan verbal dipahami dengan benar. Komunikasi verbal dan nonverbal saling melengkapi dan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, karena keduanya dibutuhkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (Sendjaja, 2004). Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang baik. Salah satu tanda komunikasi yang efektif adalah ketika komunikasi tersebut mampu menimbulkan rasa senang antara pihak-pihak yang terlibat. Komunikasi akan terus berlanjut selama kedua belah pihak merasa nyaman dan dihargai, karena setiap orang ingin keberadaannya tidak hanya diakui, tetapi juga diperhitungkan. Dalam komunikasi verbal terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti ekspresi wajah, ekspresi wajah merupakan salah satu cara termudah untuk memahami informasi yang ingin disampaikan oleh lawan bicara kita. Ekspresi yang kita keluarkan menggambarkan apa yang sedang kita rasakan dan yang kita bicarakan, jadi keduanya harus selaras, apabila keduanya tidak selaras hal tersebut dapat menimbulkan kebingungan atau pesan tidak akan tersampai kepada komunikan. Sebagai contoh kita sedang menyampaikan suatu hal yang menyenangkan tetapi ekspresi wajah yang kita keluarkan adalah murung, tentu komunikan pastinya tidak akan percaya.
Selain itu terdapat juga gestur tubuh. Gestur tubuh, sebagai bagian dari komunikasi nonverbal, sangat berpengaruh dalam menyampaikan pesan. Melalui gerakan tubuh, kita bisa mengetahui apakah lawan bicara memahami apa yang kita katakan. Misalnya, anggukan kepala atau ekspresi wajah yang menunjukkan perhatian memberi tanda bahwa pesan kita diterima dengan baik. Sebaliknya, jika lawan bicara menunjukkan gerakan tubuh yang bingung, itu bisa menjadi sinyal bahwa mereka tidak sepenuhnya mengerti. Gestur tubuh juga memperjelas maksud kita. Gerakan tangan atau posisi tubuh dapat menggambarkan informasi yang sulit dijelaskan hanya dengan kata-kata. Selain itu, gestur tubuh membantu mengungkapkan perasaan yang lebih dalam, seperti kegembiraan atau kecemasan, yang tidak selalu terlihat dalam ucapan. Dengan kata lain, gestur tubuh bukan hanya pelengkap, tetapi elemen penting dalam komunikasi yang memperkuat atau mereduksi pesan yang disampaikan. Jika selaras dengan kata-kata, gestur memperkuat komunikasi, namun jika tidak sesuai, bisa menimbulkan kebingungan. Contoh gestur tubuh yang bisa digunakan adalah mengangguk untuk mengekspresikan persetujuan, atau posisi tubuh yang menghadap ke arah komunikator, yang menunjukkan bahwa lawan bicara sedang memperhatikan. Dalam hal ini apabila seseorang mengungkapkan dukungan verbal tetapi menunjukkan bahasa tubuh yang tertutup, maka pesan yang disampaikan bisa dianggap tidak tulus.
Selanjutnya adalah kontak mata, Kontak mata merupakan elemen komunikasi nonverbal yang sangat krusial dalam interaksi antar individu. Melakukan kontak mata dengan lawan bicara, yaitu dengan menatap matanya secara langsung, sering kali menunjukkan perhatian penuh, rasa hormat, dan sikap terbuka. Ketika seseorang melakukan kontak mata, itu memberi kesan bahwa mereka terlibat secara aktif dalam percakapan, mendengarkan dengan saksama, dan menunjukkan minat terhadap apa yang sedang dibicarakan. Dalam banyak budaya, kontak mata dianggap sebagai tanda kejujuran dan integritas, karena orang yang jujur cenderung merasa nyaman menatap mata lawan bicara. Sebaliknya, menghindari kontak mata bisa menyampaikan pesan yang berbeda. Jika seseorang sengaja mengalihkan pandangannya atau tidak menatap mata lawan bicara, ini dapat ditafsirkan sebagai tanda ketidaknyamanan, ketidak tulusan, atau bahkan kebohongan. Seringkali, mereka yang berbohong atau menyembunyikan sesuatu cenderung menghindari kontak mata karena mereka merasa khawatir atau cemas bahwa mata mereka akan memperlihatkan perasaan atau informasi yang tidak mereka inginkan. Selain itu, kurangnya kontak mata juga dapat menunjukkan bahwa seseorang kurang tertarik atau tidak peduli dengan percakapan yang sedang berlangsung. Salah satu contoh yang jelas adalah ketika seorang bos memberikan umpan balik positif kepada seorang karyawan, tetapi melipat tangan dan menghindari kontak mata saat melakukannya. Meskipun kata-kata yang diucapkan terdengar mendukung, bahasa tubuh yang tidak konsisten dapat membuat karyawan merasa tidak dihargai atau bahkan meragukan umpan balik tersebut. Situasi ini berpotensi merusak hubungan kerja dan menimbulkan ketidakpercayaan antara bos dan karyawan. Dalam hal ini bisa disimpulkan komunikasi nonverbal sangat memengaruhi interaksi antar pribadi. Ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan kontak mata dapat memperkuat atau merusak pesan verbal yang disampaikan. Memahami dan mengelola komunikasi nonverbal dengan baik adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan efektif.
Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang melibatkan interaksi antar individu, dengan tujuan mempengaruhi pengetahuan atau perilaku penerima pesan. Dalam komunikasi interpersonal, selain kata-kata yang diucapkan, elemen nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata memainkan peran penting dalam memperkuat atau mereduksi pesan yang disampaikan. Bahasa tubuh dapat menggambarkan perasaan dan maksud seseorang dengan lebih jelas, bahkan sering kali lebih kuat dari pada kata-kata. Gestur tubuh dan ekspresi wajah membantu menunjukkan apakah pesan diterima dengan baik atau tidak, serta mengungkapkan perasaan yang lebih dalam. Kontak mata, sebagai bagian dari komunikasi nonverbal, menandakan perhatian, kejujuran, dan sikap terbuka, yang sangat penting dalam membangun kepercayaan dan keterlibatan dalam percakapan.
Ketidaksesuaian antara pesan verbal dan nonverbal dapat menimbulkan kebingungan dan merusak efektivitas komunikasi. Oleh karena itu, pemahaman dan pengelolaan komunikasi nonverbal dengan baik sangat penting untuk memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan efektif, serta membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai antar individu.
Baca juga informasi menarik lainnya di https://bk.fip.unesa.ac.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H