Mohon tunggu...
Delle Vine
Delle Vine Mohon Tunggu... Freelancer - Nattdelvpagse

I am on the way to be better..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Menjatuhkan Cinta di Sembarang Hati

12 Juni 2019   11:42 Diperbarui: 12 Juni 2019   11:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padamu. Cinta menjatuhkanku pada hati tanpa permisi. Tanpa peringatan akan luka yang mungkin tercipta. Aku datang pada tunggumu, menyapa dengan tatap yang berbeda. Lalu aku jatuh cinta. Itu mudah. Ya, cinta tak pernah salah. Salahku, yang terlalu mudah jatuh.

Namun hal yang menyiksa, ketika aku menyadari bahwa memilikimu tak semudah mencintaimu. Berada disampingmu setiap waktu adalah hal yang selalu tidak aku mungkinkan. Aku mulai membeda-bedakan hal-hal yang mungkin tidak kamu pikirkan, hanya untuk meyakini bahwa memang kamu bukan untukku. Kamu yang begitu sehat tidak pantas denganku yg bahkan tidak peduli dengan tubuhku. Aku yang datang ketika kamu sudah sukses dan merasa sangat serakah jika aku berada disampingmu, sedang orang yg berjuang bersamamu, tidak. Ketika kamu begitu terdidik harus berdiri disampingku yg bahkan selalu bertanya 'maksudnya?'.

Lalu aku mulai menyesali pertemuan itu, menyesali bahwa aku telah jatuh dengan mudahnya. Andaikan tidak ada percakapan percakapan itu, tidak ada luapan-luapan itu. Andaikan kamu tidak terlalu mendengar, agar aku tidak banyak bercerita. Andaikan kamu tidak terlalu bertanya agar aku tidak banyak menjawab. Andaikan kamu tidak selalu hadir agar aku tidak terus menunggu. Andaikan tdk ada perhatian agar aku tau jika aku sendiri. Aku mulai menyesali hal-hal kecil yang telah kita lewati bersama. Hal yang selalu kuingat ketika hujan dan senja datang.

Aku ingin berhenti. Tidak, sudah jauh hari aku ingin, dan hingga detik ini aku sedang. Tidak, aku bingung apakah benar aku sedang atau aku hanya ingin. Lucu, bahkan aku tidak tahu akan hal itu. Kalau boleh aku bertanya, mengingat seseorang itu kehendak otak apa kehendak hati. Faktanya, aku masih gagal melupakanmu. Aku masih terus membayangi hal-hal kecil kemarin, dan terus menata hal-hal yg tdk mungkin di masa depan. Kenapa hati begitu tidak peduli bahwa dia bisa saja terluka jika terus menyimpannya? Kebenaran, aku hanya ingin mengingat orang lain yang bukan dia. Namun tampaknya hadirnya lebih kuat dari kuasaku tuk menepisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun