Haii, namaku Della Citra Ulan Sari kelas 12 SMK Analis Kesehatan. Inilah sepenggal cerita tetang sebuah kehidupan baru yang saya alami, yang juga dirasakan oleh ratusan bahkan ribuan siswa lainnya. Sebuah kehidupan yang penuh dengan suka duka sekolah daring (online) dimasa pandemi covid-19.
Virus corona mulai muncul di Indonesia pada tanggal, 2 Maret 2020 saat aku sedang melaksanakan PKL (Pelatihan Kerja Lapangan) di Rumah Sakit Arafah. Pada tanggal 16 Maret 2020 sekolahku mengeluarkan surat edaran bahwasannya pkl diberhentikan dan beralih ke sekolah daring (online). Dan beberapa sekolah di Sidoarjo telah meniadakan tatap muka untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Sebenarnya sangat sedih pkl ditiadakan karena disitulah aku bisa memperoleh gambaran lebih komprehensif mengenai dunia kerja dan mampu mengaplikasikan teori dan praktik di Rumah Sakit.
Sekolah daring mulai berjalan sejak satu bulan yang lalu. Aku bahkan sempat berpikir bahwa daring atau pembelajaran jarak jauh itu menyenangkan, ternyata ekspektasiku tidak sesuai dengan kenyataan. Setiap senin sampai jumat, mulai pagi hingga sore hari kami sekolah hanya melalui laptop atau hp saja. Memang terasa enak pertamanya, namun belakangan ini mulai agak kewalahan, hal ini membuatku merasa bosan dan jenuh. Ada beberapa kendala yang aku alami saat kuliah daring, seperti kualitas sinyal yang lemot, kuota internetku habis kadang segan selalu minta dari orangtua, berasa terlalu membebani orangtua. Untungnya pemerintah dan sekolah memberikan bantuan berupa kuota belajar secara gratis sebanyak 50 GB untuk siswa dalam jangka waktu sebulan, sehingga beban orangtua berkurang sedikit.
Setiap hari tugas semakin banyak, kadang aku merasa bingung dengan tugas yang diberikan dengan deadline yang singkat membuatku kesulitan dan merasa terbebani karena pemberian tugas tidak diimbangi dengan materi dan melakukan diskusi. Aku merasa kesulitan dalam membagi waktu belajar, bermain, dan melakukan pekerjaan rumah. Bahkan terkadang aku tidak bisa membantu ibuku melakukan pekerjaan rumah. Walau begitu ibuku tidak pernah mengeluh padahal aku tau ibu sangat letih. Sama sekali tak pernah terlihat ia lemah, kecuali melalui tatap matanya yang bening. Ibu selalu bisa menjadi pelindung dan memberikan solusi atas semua masalah yang aku hadapi.
Hari demi hari berlalu sudah hampir enam bulan lamanya sekolahku di rumah saja. Aku sedang istirahat sembari menonton tv, lalu hpku menerima notifikasi dari grup whatsapp. Pesan berisi tentang jadwal praktik offline sebulan tiga kali, “yessssss, akhirnya sekolahh offline....” ucapku dengan perasaan yang gembira. Walaupun hanya tiga kali dalam sebulan, menurutku sangat membantu karena di sekolah SMK harus mengasah keahlian dalam praktikum.
Setelah ujian teori dan ujian praktik sudah selesai, akhirnya kelas 12 telah usai. Sungguh berat cobaan sekolah daring dimasa covid-19 ini, tapi dibalik duka pasti ada suka. Dibalik duka yang aku alami saat sekolah daring ada suka dan hikmah yang aku dapat dari pembelajaran jarak jauh ini, salah satu contohnya saya mampu menguasai teknologi pembelajaran secara digital seperti aplikasi zoom dari yang tidak tahu menjadi tahu cara menggunakannya.
Itulah suka duka yang aku alami saat sekolah jarak jauh (daring) ini. Hal itu mungkin adalah sebuah tantangan semoga kita terus berusaha dan banyak berdoa agar lebih baik lagi kedepannya, jangan mudah menyerah, semangat terus meraih cita-cita dalam keadaan apapun. Aku harap pandemi covid-19 ini cepat berlalu agar semuanya kembali normal di tahun 2022 dengan keadaan sehat dan bahagia.
NAMA : DELLA CITRA ULAN SARI
NIM : 2240021035
KELAS : A-2
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
