Mohon tunggu...
Della Wahyu
Della Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menulis dan membaca, memiliki jiwa sosial tinggi dan bisa bekerjasama tim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ekoenzim: Hasil Olahan Limbah Organik Serbaguna

1 Juli 2023   19:24 Diperbarui: 1 Juli 2023   19:32 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekoenzim atau biasa dikenal sebagai enzim sampah merupakan produk serbaguna berbentuk cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik. Produk ini memiliki banyak sekali manfaat diantaranya sebagai cairan pembersih alat dapur, cairan pel, pembersih sayur dan buah, pupuk tanaman bahkan pembasmi serangga.

Ingin tahu lebih lanjut terkait ekoenzim si cairan serbaguna yang ramah lingkungan? Yuk simak sampai akhir!

Sifat disinfektan yang ada dalam ekoenzim mengandung alkohol dan asam asetat. Alkohol (etanol) dan asam asetat dihasilkan oleh proses metabolisme bakteri yang secara alami dihasilkan dari sisa buah-buahan dan sayuran. 

Proses respirasi anaerobik (tanpa oksigen) dan alkohol tergantung pada jenis mikroorganisme sebagai produk sampingannya. Ragi dan beberapa jenis bakteri akan menghasilkan alkohol selama proses fermentasi berlangsung, kemudian sebagian besar bakteri lainnya akan menghasilkan asam asetat. Proses fermentasi inilah yang menjadi hasil dari aktivitas enzim mikroorganisme.

Mengubah sampah organik menjadi enzim ramah lingkungan merupakan kegiatan yang sangat penting, mengapa demikian?

Dengan mengolah jumlah sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir dapat mengurangi populasi sampah organik. Sebuah studi yang dilakukan oleh Sustainable Waste Indonesia menemukan bahwa sebanyak 60% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah organik. 

Sayangnya tidak semua sampah organik yang ada di TPA diolah karena minimnya kesadaran masyarakat dan kapasitas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang ada di Indonesia sehingga sebagian besar sampah organik lainnya hanya dibakar, ditimbun atau diabaikan. Sampah organik yang ditimbun akan menghasilkan gas metana yang dapat mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah penimbunan sampah. Masalah ini dapat dikurangi dengan mengelola sampak organik dengan baik contohnya dengan mengolah menjadi ekoenzim.

Jadi, Apa saja manfaat dari ekoenzim dan bagaimana cara pembuatannya?

Manfaat dari pembuatan ekoenzim diantaranya dapat mengurangi penggunaan zat kimia pada cairan pembersih, ekoenzim menjadi salah satu solusi untuk berhemat juga lho. Kita dapat mengelola sampah organik dari dapur menjadi ekoenzim yang bisa digunakan sebagai cairan pembersih seperti pembersih lantai, pembersih toilet, pembersih dapur, sabun cuci piring, deterjen pakaian, sabun mandi dan perawatan rambut, pupuk, dan pengusir serangga. Cara pembuatan ekoenzim juga mudah lho!

Bahan dan perlatan:

  • Sisa sayuran dan buah mentah yang sudah dipotong
  • Gula merah
  • Air
  • Wadah yang kedap udara

Cara pembuatan:

  • Takar dengan perbandingan 10:30:100 yaitu 10 gram gula merah, 30 gram sisa buah/sayur, dan 100 gram air). Dapat disesuaikan dengan jumlah sampah dan wadah yang disiapkan,
  • Potong sisa buah dan sayur menjadi bagian kecil-kecil
  • Campur semua bahan ke dalam wadah plastik dan aduk. Penggunaan bahan plastik lebih disarankan untuk mengindari bahan meledak ketiga gas terbentuk,
  • Tutup wadah sampai kedap udara,
  • Biarkan selama tiga bulan di tempat yang terlindungi,
  • Selama proses fermentasi awal, buka wadah setiap satu minggu sekali untuk melepaskan gas yang terperangkap dan menghindari wadah meledak,
  • Setelah tiga bulan, enzim ramah lingkungan yang berhasil akan memiliki warna coklat tua dengan aroma asam seperti cuka. Jika cairan berwarna hitam, tambahkan lebih banyak gula untuk melanjutkan proses fermentasi. Abaikan saja bila ada serangga karena akan terurai selama proses fermentasi berlangsung,
  • saring cairan dari sisa sampah organik dan simpan dalam wadah dan siap digunakan.
  • Sisa ampas dari proses fermentasi dapat digunakan sebagai pupuk organik.

Yukk olah dan manfaatkan sampah organik yang ada disekitar kita! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun