Mohon tunggu...
dellamusroniputri
dellamusroniputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi kuliner Kepribadian humoris

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kekayaan Emosi: Bagaimana Uang Memengaruhi Kesejahteraan

19 Desember 2024   10:50 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perilaku konsumtif yakni kecenderungan untuk membeli barang atau jasa secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya, sering kali dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan emosional. Hubungan antara keduanya memang kompleks dan menarik untuk dibahas. Dampak yang disebabkan oleh prilaku konsumtif secara berlebihan antaranya:

Beban Utang, Pembelian impulsif yang tidak terkendali dapat menyebabkan akumulasi utang yang besar. Beban utang ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan.

Ketidakstabilan Keuangan, Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban finansial akibat gaya hidup konsumtif dapat memicu rasa tidak aman dan ketidakstabilan dalam hidup.

Hedonisme, Keinginan untuk terus mencari kepuasan instan melalui konsumsi materi dapat menciptakan siklus yang tidak berujung. Semakin banyak barang yang dimiliki, semakin tinggi ekspektasi, dan semakin sulit untuk merasa puas.

Kehilangan Fokus pada Nilai-nilai Hidup, Terlalu fokus pada materi dapat mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih berharga dalam hidup, seperti hubungan sosial, kesehatan, dan pengembangan diri.

Hal-hal tersebut memberikan dampak yang signifikan untuk keberlangsungan hidup dalam memanage sumber keuangan, yang berprinsip pada konsep keuangan islam.

Konsep uang dalam makro Islam memiliki dimensi yang jauh lebih luas daripada sekadar alat transaksi. Dalam hal ini membahas keterkaitan uang dengan riba dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kekayaan jiwa emosional individu dalam arti lain uang dapat memepengaruhi kesejahteraan individu maupun kelompok.

Kasus yang telah terjadi di Indonesia yakni dengan peminjaman online dan sistem Lembaga keuangan dalam perbankan. Dalam Lembaga keuangan konvensional menggunakan bunga untuk mendapatkan profit dan sebagai antisipasi terhadap inflasi. Bank konvensional mendapatkan keuntungan dari selisih antara bunga yang diterima dari  nasabah peminjam dengan bunga yang dibayarkan kepada nasabah simpanan.

Studi kasus

Negara X adalah sebuah negara berkembang yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sistem ekonomi di Negara X mengadopsi sistem ekonomi campuran, di mana sektor perbankan konvensional dengan sistem bunga berdampingan dengan sektor perbankan syariah. Terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup signifikan antara kelompok masyarakat yang memiliki akses mudah ke perbankan konvensional (biasanya golongan menengah ke atas) dengan kelompok masyarakat yang lebih banyak mengandalkan pinjaman dari rentenir atau koperasi informal.

Analisis dari kasus tersebut yakni dalam Islam, riba atau bunga dianggap sebagai praktik yang haram karena mengandung unsur ketidakadilan dan eksploitasi. Riba dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Bunga dalam Sistem Keuangan Konvensional, Penerapan sistem bunga di Negara X menyebabkan sebagian besar masyarakat terjebak dalam siklus utang yang sulit diputus. Hal ini karena bunga yang semakin membesar membuat beban utang semakin berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun